Hal ini menunjukkan bahwa (pada masa lalu) Timur Tengah telah diserang oleh meteor dengan kekerasan setara dengan ratusan bom nuklir. Pada hari ini, kawah tersebut terletak pada apa yang seharusnya menjadi laut dangkal 4.000 tahun yang lalu. (...)Â
Efek bencana ini dapat menjelaskan misteri mengapa begitu banyak budaya awal mengalami penurunan tiba-tiba sekitar 2300 SM. Termasuk di antaranya kehancuran budaya Akkadia di Irak tengah; akhir dinasti kelima Kerajaan Lama Mesir, ...dan hilangnya ratusan permukiman awal di Tanah Suci secara tiba-tiba.
Untuk pembahasan lebih rinci mengenai bencana yang terjadi 4200 tahun yang lalu, silakan baca di artikel ini:Â
Ini Bencana di Masa Nabi Ibrahim yang Berdampak Global dan Meruntuhkan Banyak Peradaban
Jadi, jika nabi Ibrahim telah kita ketahui hijrah ke arah timur, ke wilayah Bangladesh yang basah dengan curah hujan yang tinggi, lalu, ke mana nabi Ismail hijrah?
Dalam riwayat agama samawi disebutkan, nabi Ismail pernah menghuni Makkah, tempat ia ditinggalkan ketika bayi bersama ibunya Hajar, tetapi ketika bencana besar datang melanda, tentu saja ia diperingatkan nabi Ibrahim untuk segera menyingkir meninggalkan wilayah timur tengah.Â
Karena jika tidak, posisinya di Makkah tidak akan dapat selamat dari bencana tumbukan meteor di Irak yang setara dengan ratusan bom nuklir. Jika pun selamat dari tumbukan meteor itu, bencana lanjutan seperti kebakaran besar dan kekeringan hebat (mega drought) akan membuatnya kesulitan dan menyerah pada akhirnya.
Jadi ke manakah nabi Ismail Hijrah?
sebelum menjawab pertanyaan ini, saya ingin sedikit mengalihkan pembaca untuk mencermati makna kata Hijr Ismail dan bentuknya yang setengah lingkaran.
'Hijr' dalam bahasa arab dan bahasa urdu artinya: perpisahan / perbedaan / Keberangkatan dari. Kata Hijrah yang berarti migrasi atau berpindah berasal dari kata Hijr ini.
Dari memahami makna 'hijr', dan dengan mencermati bentuk setengah lingkaran (180 derajat) bangunan 'hijr ismail' di sisi paling barat ka'bah maka, dapat diperkirakan jika makna filosofis hijr ismail adalah tentang titik paling barat sebagai titik perpisahan antara siang dan malam. Sisi barat sebagai sisi yang membatasi antara sisi 180 derajat belahan bumi siang hari dan 180 derajat belahan bumi malam hari.
Hal inilah yang dimaksudkan makna kata hijr : "perpisahan", yaitu perpisahan antara siang dan malam; "perbedaan", yaitu perbedaan gelap dan terang; dan "keberangkatan dari", yaitu keberangkatan dari sisi siang belahan bumi menuju sisi malam belahan bumi.