Wahyu itu berbunyi: "Dan langit Kami bangun dengan kekuatan dan sesungguhnya Kami meluaskannya."Â (QS. Az-Zariyat: 47)
Isyarat yang disampaikan dalam ayat ini bisa dikatakan sangat senada dengan teori "Alam Semesta Mengembang" yang telah  100% diyakini kebenarannya oleh para fisikawan. Tidak ada lagi keraguan mengenai hal ini.
Dalam ayat ini, setidaknya ada tiga bagian yang saya pikir penting untuk dicermati, yaitu: banaynaha (kami membangunnya); bi-aydin (dengan kekuatan); lamusiuna (kami sungguh meluaskannya).
Banaynaha dengan akar kata triliteral ba nun ya muncul 184 kali dalam Al-Qur'an. Beberapa bentuk derivasinya mengandung makna sebagai berikut: Bana= membangun/ menyusun; bun'ynan= struktur; ib'na= anak/ keturunan; binaan= atap/ kanopi. Dari beberapa makna bentuk derivasi kata Banaynaha ini, kita dapat menangkap pesan bahwa langit yang dibangun, yang disampaikan dalam ayat ini, memiliki susunan struktur yang berlapis dan, membentuk atap atau kanopi yang melingkupi apa yang di bawahnya.
bi-aydin dengan akar kata triliteral hamza ya dal muncul 11 kali dalam Al-Qur'an. Beberapa bentuk derivasinya mengandung makna sebagai berikut: ayyada= mendukung; bi-aydin= dengan kekuatan. Dari beberapa makna bentuk derivasi kata bi-aydin ini, kita dapat melihat bahwa dukungan kekuatan (untuk membangun langit) yang isyaratkan dalam ayat ini, tampaknya berkorelasi dengan gaya (force).
Dalam Ilmu Fisika kita mengenal ada empat gaya fundamental yang bekerja di alam semesta, yaitu: Gaya Gravitasi, Gaya Elektromagnetisme, Gaya Nuklir Lemah, dan Gaya Nuklir Kuat. Keempat gaya ini menjadi kekuatan yang menjaga hukum (Fisika) yang bekerja dalam tatanan alam semesta.
lamusiuna dengan akar kata triliteral waw sin ayn muncul 32 kali dalam Al-Qur'an. Beberapa bentuk derivasinya mengandung makna sebagai berikut: wasia= mencakup/ memperluas/ memanjang/ meliputi; saat - saatan - wal-saati = mengamplitudo cara, sarana atau pun alat; wasiatan - wsiatin= luas. Dari beberapa makna bentuk derivasi yang memiliki akar kata yang sama dengan frase lamusiuna kita dapat menangkap pemahaman bahwa, langit yang "dibangun" dengan "kekuatan (gaya)" diperluas tetapi tetap dalam satu kesatuan.Â
Makna "mengamplitudo (cara, sarana atau pun alat)" yang dikandung kata ini menarik. Dalam fisika, amplitudo memiliki definisi: perpindahan atau jarak maksimum yang dipindahkan oleh suatu titik pada benda atau gelombang yang bergetar diukur dari posisi kesetimbangannya. Ini bisa dikatakan senada dengan apa yang disampaikan George Lemaitre dalam teori "Alam Semesta Mengembang" bahwa: alam semesta yang mengembang adalah sama ke segala arah -- hukum yang sama diterapkan, dan komposisinya sama.Â
Jadi, meski pun hitungan dalam Ilmu Astrofisika menunjukan bahwa alam semesta mengembang dengan kecepatan yang luar biasa, ia tetap terjaga berada dalam hukum yang bekerja di alam semesta sehingga, setiap konsekuensi yang ditimbulkannya dapat melibatkan dan atau selaras dengan perkembangan variable-variable lain yang terkait di alam semesta. Kalimat sederhananya, Â peningkatan eskalasi yang ditimbulkan oleh alam semesta yang meluas akan senantiasa diiringi oleh peningkatan eskalasi fitur-fitur lain yang bekerja dalam hukum fisika alam semesta.Â
Hal ini lah yang disebut  astronom dan fisikawan Amerika Robert H. Dicke sebagai "Fine-Tuning of the Universe" - bahwa alam semesta ini ada yang menyetelnya dengan sangat halus. Dikatakan "sangat halus" karena, perubahan setelan yang sedikit saja akan  menimbulkan implikasi serius dan sangat masif.
Bayangkan anda diberi kesempatan mengoperasikan alam semesta menggunakan panel kontrol raksasa. penuh dengan kenop, dial, dan sakelar..