Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penelitian Terbaru Menunjukkan Orang Chamorro Kuno Berasal dari Indonesia (Sulawesi)

10 Juli 2022   19:04 Diperbarui: 10 Juli 2022   19:22 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 27 Mei 2022, bertempat di auditorium Pusat Pengunjung American Memorial Park, Rosalind L. Hunter-Anderson, Ph.D. dan Joanne E. Eakin, M.A., mempresentasikan temuan terbaru hasil tes DNA terkait orang Chamorro kuno sebagai manusia paling awal di kepulauan Mariana yang terletak di tengah samudera pasifik.

Menurut mereka,  pengujian DNA lanjutan yang dilakukan pada sisa-sisa orang-orang Chamorro kuno mengkonfirmasi kesinambungan biologis dan budaya dari garis keturunan masyarakat lokal di kepulauan Mariana selama antara 3.500 hingga 2.500 tahun. Dan bahwa orang Chamorro kuno yang mereka identifikasi sebagai para penjelajah laut itu, sangat mungkin berasal dari Indonesia.

Hunter-Anderson dan Eakin juga mengatakan bahwa teknologi telah maju secara signifikan dan memberikan temuan yang menantang kepercayaan sebelumnya bahwa Chamorro kuno berasal dari Filipina.

Hunter-Anderson mengatakan temuan yang mereka presentasikan "berlawanan dengan model identifikasi asal usul orang Chamorro yang didasari tinjauan linguistik historis dan kesamaan tembikar yang menegaskan bahwa penduduk asli Mariana berasal dari nenek moyang mereka dari petani di Filipina utara."

Hunter-Anderson lebih lanjut mengatakan bahwa hasil analisis mereka menunjukkan bahwa garis keturunan periode Unai dan Latte berasal dari Zaman Holosen di Indonesia bagian timur, kemungkinan besar Sulawesi.

Demikianlah, pencarian Hunter-Anderson terkait asal usul orang Chamorro menggunakan DNA kuno mengungkapkan informasi yang menantang skenario penelitian sebelumnya yang tinjauannya lebih berdasarkan pada kesamaan bahasa dan perbandingan desain tembikar. Mereka mengatakan, data DNA kuno membawa kita lebih dalam melihat ke masa lalu manusia sambil secara langsung menghubungkan orang-orang sekarang dengan masa lalu itu.

Kontinuitas genetik

Hunter-Anderson dan Eakin juga mengatakan bahwa meskipun ada perbedaan penampilan dan kebiasaan, orang Unai dan Latte di Pantai Naton, bersama dengan orang Latte di Haputo di Guam dan Anaguan di Garapan, Saipan, memiliki garis keturunan yang sama, "sebuah bukti kontinuitas genetik yang luar biasa selama lebih dari 2.500 tahun dan hingga saat ini."

Hunter-Anderson dan Eakin mengatakan bahwa orang Unai dan Latte adalah nenek moyang langsung dari Chamorros modern. Nenek moyang orang Chamorro modern ada di sini sejak awal pemukiman permanen, kata Hunter-Anderson dan Eakin.

Profil Orang Chamorro

Orang Chamorro (atau Chamoru) adalah penduduk asli Kepulauan Mariana, yang secara politik terbagi antara wilayah Guam dan Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara di Mikronesia. Keduanya adalah wilayah seberang laut Amerika Serikat.

Penduduk asli Guam, yang secara etnis disebut Chamorro. Sebutan 'Chamorro' tampaknya berasal dari sebutan kasta tertinggi dalam Masyarakat Chamorro yaitu: kasta Chamori.

Masyarakat Chamorro terbagi menjadi dua kasta utama, dan terus begitu selama lebih dari satu abad setelah penjajah tiba.

Menurut catatan sejarah yang ditulis oleh orang Eropa seperti Pastor Charles Le Gobien, tampaknya ada perbedaan ras antara kasta rendah Manachang dengan kasta Chamori yang lebih berkuasa, Manachang digambarkan lebih pendek, berkulit lebih gelap, dan secara fisik kurang kuat dibanding Chamori.

Kasta Chamori dibagi lagi menjadi kelas menengah-atas Achoti/Acha'ot, dan Matua/Matao yang merupakan kasta tertinggi. Achoti dapat naik kelas menjadi Matua, dan seorang Matua dapat turun kasta menjadi Achoti, sementara Manachang tidak dapat memperbaiki kedudukannya. Anggota Manachang dan Chamori tidak diizinkan untuk berbaur.

Hipotesis: kaitan antara Chamori dan Mori di Sulawesi

Dalam artikel sebelumnya (Profil Sejarah Kuno Suku Laut "Bajo") saya telah mengulas bahwa suku Bajo dan bangsa Phoenicia -- yang sama-sama memiliki reputasi sebagai bangsa pelaut ulung -- ada kemungkinan pada dasarnya sama-sama berasal dari pulau Sulawesi.

Dalam artikel tersebut juga saya ulas mengenai bentuk dasar dari nama 'Phoenicia' yakni 'poni' ( bentuk Latin Poeni / punicus, Yunani Phoinike, Romawi Punic) sangat ada kemungkinan terkait dengan nama teluk Boni di pulau Sulawesi.

Dan bahwa kata 'Boni' yang berarti "pagi" serta kata 'mori' yang juga berarti "pagi" selaras dengan makna Levant (Lebanon) yang berarti "timur" atau "negeri matahari terbit." Yang mana selama ini Levant-lah yang diidentifikasi oleh banyak ilmuwan dunia sebagai negeri asal bangsa Phoenicia.

Dalam artikel tersebut juga ada saya ulas mengenai bentuk kata 'mor' atau 'mori' yang selain memiliki makna "pagi" -- juga merupakan bentuk dasar dari kata 'timur' atau 'timor'. bahwa kata 'timor' terdiri dari bentuk: ti dan mor. 'ti' adalah bentuk definitif yang pada hari ini kita temukan digunakan dalam bahasa Inggris, yaitu bentuk 'the'. Sementara 'mor' atau 'mori' berarti: pagi. Jadi, kata timor atau timur pada dasarnya bermakna "sang pagi" atau "the morning".

Demikianlah, jika pada masa sekarang kita mengenal suku Bajo sebagai pelaut ulung, dan bangsa Phoenicia sebagai bangsa pelaut ulung di masa kuno, maka, sebenarnya ada entitas lain yang menggunakan sebutan 'Mori' yang juga merupakan penjelajah laut yang tangguh dan, bisa dikatakan, juga signifikan dalam berdiaspora ke berbagai wilayah di dunia.

Saya melihat bahwa sebutan mori, mor, moor, moro, pada dasarnya maknanya sama yakni "pagi" dan, sangat mungkin berasal dari asal usul yang sama.

Jika benar orang Chamorro kuno berasal dari Sulawesi, lalu di mana kemungkinan tepatnya?

Jika mempertimbangkan jejak toponim dan bentuk rumah adatnya, maka, besar kemungkinan orang Chamorro kuno berasal dari wilayah tengah pulau Sulawesi.

Di wilayah Luwu Timur misalnya ada pulau kecil bernama mori. lihat gambar di bawah...

pulau Mori di wilayah Luwu Timur (dokpri)
pulau Mori di wilayah Luwu Timur (dokpri)

Lalu, di sekitar Luwu Timur hingga ke wilayah Morowali di Sulawesi Tengah tersebar Suku Mori. kelompok etnik ini cukup besar di Sulawesi Tengah.

Sementara itu, di Sulawesi tengah terdapat rumah tradisional Tambi yang terlihat sangat mirip dengan rumah taga, rumah tradisional milik orang Chamorro.

Kesamaan bentuk bangunan rumah taga (milik orang Chamorro) dengan rumah Tambi (di Sulawesi Tengah. Banyak ditemukan di sekitar Lembah Bada).
Kesamaan bentuk bangunan rumah taga (milik orang Chamorro) dengan rumah Tambi (di Sulawesi Tengah. Banyak ditemukan di sekitar Lembah Bada).

Dan jika orang Chamorro kuno memiliki peninggalan megalitikum 'latte stone' yakni batu besar yang digunakan sebagai penopang guma taga, maka, penghuni kuno di wilayah tengah pulau sulawesi juga meninggalkan kita situs megalitikum di lembah bada. 

Jadi, baik orang mori kuno di sulawesi tengah maupun orang mori kuno di kepulauan Mariana sama-sama memiliki budaya batu besar (megalit).

(dokpri)
(dokpri)

Demikianlah, sangat mungkin memang bahwa di masa kuno, orang Mori yang mendiami pulau Sulawesi juga memiliki kemampuan dalam mengarungi samudra luas, kemampuan yang kemudian membawa mereka menyebar ke berbagai penjuru dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun