Selama ini orang tidak mengetahui apa alasan di balik Hijr Ismail yang bangunannya berbentuk setengah lingkaran dan posisinya berada di sebelah barat.Â
Untuk mengetahui makna filosofis di balik Hijr Ismail, perlu meninjau etimologi kata 'hijr' terlebih dahulu.
'Hijr' dalam bahasa arab dan bahasa urdu artinya: perpisahan / perbedaan / Keberangkatan dari.
Dari memahami makna 'hijr' ini, dan dengan mencermati bentuk setengah lingkaran (180 derajat) bangunan 'hijr ismail' di sisi paling barat ka'bah maka, dapat diperkirakan jika makna filosofis hijr ismail adalah tentang titik paling barat sebagai titik perpisahan antara siang dan malam. Sisi barat sebagai sisi yang membatasi antara sisi 180 derajat belahan bumi siang hari dan 180 derajat belahan bumi malam hari.
Hal inilah yang dimaksudkan makna kata hijr : "perpisahan", yaitu perpisahan antara siang dan malam; "perbedaan", yaitu perbedaan gelap dan terang; dan "keberangkatan dari", yaitu keberangkatan dari sisi siang menuju sisi malam belahan bumi.
Yang menarik, bentuk sinonim kata 'hijr' yaitu 'firaaq' mengandung makna: kecemasan, kesedihan, penyesalan.Â
Saya melihat makna ini lebih mengarah kepada simbolisasi sisi barat tempat tenggelamnya matahari sebagai "sisi akhir kehidupan". Bahwa orang yang mencapai titik ini akan dilanda rasa cemas, sedih dan penyesalan.
Demikianlah, ketika semalam  Semesta "memperlihatkan" kepada saya angka 132 dan 312 yang membentuk nilai 180 derajat, itu berarti yang ingin diisyaratkan Semesta  adalah tentang: "Suatu durasi waktu yang mendekati akhir." Ini peringatan dariNya.
Lalu bagaimana agar teka-teki yang diberikanNya ini dapat terpecahkan ke tingkat yang lebih detail, sehingga kita bisa memiliki pertimbangan kapan kira-kira waktu yang diisyaratkan Sang Semesta?
Satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah dengan lebih mengeksplorasi angka 132 dan 312 dalam hitungan matematika. Berikut ini hasilnya:
Titik 132 berjarak 48 derajat dari titik 180 derajat. Begitu juga titik 312 berjarak 48 derajat dari titik 360 derajat.Â