Dalam visi Yohanes (kitab wahyu) disebutkan bahwa, satu-satunya yang layak untuk membuka kitab / gulungan  yang disegel, disebut sebagai "lamb" (ole kalangan kristiani selama ini dimaknai sebagai "anak domba").
Jika kita menggali etimologi kata "Lamb", kita akan mendapatkan fakta jika kata ini terkait dengan kata "Lam" dalam bahasa Belanda, disebut "Lamm" dalam bahasa Jerman, Swedia, dan Finlandia.
Dapat kita lihat bahwa struktur fonetis kata lam, lamm, ataupun lamb, identik dengan struktur fonetis nama huruf lam.Â
Lamedh / Lamed huruf kedua belas dari abjad Semit, Â Lamadh dalam abjad Aramaic, Â Lamad di Syriac, Lam di abjad Arab, dan Lamed dalam abjad Fenisia. Bahkan huruf 'lambda' dalam abjad Yunani terlihat paling mendekati bentuk kata 'lamb'.
Bentuk huruf "lam/ lamed/ lamad/ lambda" dianggap berasal dari bentuk tongkat yang di zaman dahulu digunakan untuk menggembala ternak. Hal ini menyiratkan pemahaman bahwa "lamb" selain dapat dimaknai "domba muda" (sebagai representasi seorang anak muda) juga memiliki makna sebagai "penggembala".
Yang menarik, dalam Lontara Tutur Kumara Tattwa -- Bhatara Kumara dikisahkan dalam representasinya sebagai seorang "gembala". Dalam perjalanannya, Bhatara Kumara akan sadar atas hakikat dirinya yang terikat akan sumpah Bhatara Guru bahwa ia tidak akan pernah tumbuh dewasa, dan bahwa dirinya terikat oleh eksistensi dirinya sebagai gembala.
Aspek "awet muda" pun secara nyata diisyaratkan pada kalimat terakhir dalam Rig Veda Himne 5.2. 4 "They who were grey with age again grow youthful", artinya: ...yang menguban (kelabu) seiring bertambahnya usia (akan) kembali terlihat tumbuh awet muda (menghitam).
Berikut ini bunyi selengkapnya Rig Veda Himne 5.2. 4:
I saw him moving from the place he dwells in, even as with a herd, brilliantly shining. These seized him not: he had been born already. They who were grey with age again grow youthful. (Rig Weda yang diterjemahkan dalam bentuk bahasa Inggris oleh Ralph T.H. Griffith)
Demikianlah, dalam banyak nubuat tentang sosok penyelamat akhir zaman, terminologi "pemuda" dan "gembala" banyak digunakan.
Dalam tradisi Jawa sosok Satria Piningit atau Ratu Adil  digambarkan Prabu Jayabaya sebagai sosok seorang pemuda.Â