Nostradamus terlahir dan besar di Perancis di tengah-tengah era renaisans -- saat ketika tanah Eropa menikmati kegemilangan perkembangan ilmu pengetahun dan seni budaya.
Nostradamus bukan seorang raja seperti halnya Prabu Siliwangi tetapi, ia bukan saja memiliki reputasi sebagai peramal bagi berbagai pelanggan kaya, lebih dari pada itu, ia didukung Catherine de 'Medici ibu dari Raja Henry II yang ia layani. Menurut Mark Strage (salah satu penulis biografi Catherine de 'Medici), Catherine adalah wanita paling kuat di Eropa abad ke-16.
Terkecuali kematian Istri dan dua anaknya akibat wabah di tahun 1534 (saat ia berusia 31 tahun), perjalanan hidup Nostradamus secara umum relatif baik. Dari usia muda ia giat berbisnis sebagai apoteker. Kesuksesannya sebagai penulis diraihnya di awal usia 50, terhitung setidaknya sejak Les Propheties diterbitkan pada tahun 1555. Ia populer di kalangan orang kaya dan bangsawan di Prancis (dan mungkin Eropa) setelah itu. (sumber di sini)
Perspektif Urban Legend yang Melingkupi Citra Keduanya
Pada masa sekarang, nama Prabu Siliwangi dan Nostradamus dikenal sebagai sosok legenda yang mengisi halaman-halaman tentang hal yang bersifat mistis / spiritualistik dalam ingatan manusia.
Di internet, dengan mudah kita dapat menemukan ilustrasi Prabu Siliwangi yang disandingkan dengan seekor harimau putih besar, yang terlihat kuat dengan aroma mistis.
Karakter Nostradamus beserta nubuat-nubuatnya banyak hadir dalam berbagai cerita fiksi. Ia adalah salah satu manusia dari abad ke 16 yang kisahnya telah menjadi bagian dari budaya populer abad ke-20 dan 21.
Setidaknya telah ada ratusan buku fiksi / non fiksi -- yang berkaitan dengan diri Nostradamus telah beredar di pasaran. Penulis skenario banyak mengadopsi nubuatnya untuk diangkat ke dalam cerita film, seperti pada End of Days (1999) yang dibintangi Arnold Schwarzenegger.
***
Demikianlah, dengan mencermati jejak karya yang mereka tinggalkan, latar belakang masa kehidupan, dan status sosial yang mereka jalani ketika hidup, kita dapat membayangkan bahwa Prabu Siliwangi dan Nostradamus sesungguhnya adalah dua sosok intelektual yang berwawasan luas di zamannya. Selain itu, besar kemungkinan juga memiliki sisi kualitas spiritual yang tinggi.
Sisi Spiritual inilah yang nampaknya, dalam perjalanan waktu, menguat menjadi citra mereka dalam ingatan generasi-generasi selanjutnya. Citra itu terus mendapat bumbu di sana sini -- terus mengalami transformasi -- hingga akhirnya menjadi mitos atau legenda urban seperti yang kita temui di masa sekarang.
Kesimpulannya: Alam pikiran manusia yang hidup di masa sekarang dihiasi ilusi tentang orang-orang di masa lalu, kemudian alam pikiran manusia yang hidup di masa depan akan dihiasi ilusi tentang kita yang hidup di masa sekarang. Akan demikianlah seterusnya hingga roda waktu berhenti berputar.