Dalam bahasa Tae' terdapat kata 'duro' yang berarti: air. Di Sulawesi selatan kata 'duro' biasanya digunakan untuk menyebut kuah pada makanan, seperti duro konro, duro gulai, duro bakso, dan lain sebagainya.
Di Semanjung Iberia terdapat sungai Douro yang mengalir sepanjang 897 kilometer, melintasi barat laut Spanyol, Â masuk ke Portugal dari sisi utara, melintasi kota Porto, hingga akhirnya bermuara di Samudera Atlantik. Bentuk Latin dari Douro adalah 'Durius', sementara dalam bahasa Welsh modern bentuknya 'dwr' yang berarti: air. (sumber di sini)
Demikianlah, dari bahasa Jawa kuno, bahasa Tae', hingga bahasa Welsh, kita temukan bahwa kata dura / duro berarti: Air.
Artikel ini dan artikel sebelumnya "Asal Usul Kata "Air" dalam Pusaran Polemik Sarah dan Hajar" kiranya cukup memberi gambaran kepada pembaca bahwa nama-nama istri Nabi Ibrahim, entah alasan apa, dalam perjalanan sejarah kemudian terekam jejaknya dalam memori kolektif manusia sebagai nama yang merujuk pada makna "air".
SEKIAN.
[tulisan ini sebelumnya telah tayang di blog saya: fadlybahari.wordpress.com]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H