Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fakta Ini Kuatkan Dugaan Dewa Brahma sebagai Personifikasi Nabi Ibrahim

20 Februari 2021   23:52 Diperbarui: 31 Agustus 2023   16:49 12851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
posisi jarum jam sebagai penentu arah mata angin (dokpri)

Sehingga dengan mengadopsi kemiringan poros bumi, tata letak Ka'bah menempatkan maqam Ibrahim di sekitar arah utara. 

(dokpri)
(dokpri)

Jawaban tentang hadist yang menyatakan Al Mahdi dibaiat di Ka'bah

Ini hadist yang meriwayatkan bahwa Al Mahdi dibaiat di sisi antara rukun Hajar aswad dan makam Ibrahim.

  • Telah bersabda rasulullah: Akan dibaiat seorang laki-laki antara makam Ibrahim dengan sudut Ka'bah." (HR. Ahmad)
  • "... seorang lelaki dari Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu dtg kpdnya bbrp org penduduk Mekkah, lalu mrk membai'at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai'at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim ..." (HR Abu Dawud 3737)

Pertanyaannya, apakah hadist ini mesti kita maknai secara harafiah atau, adakah kemungkinan jika kalimat itu sebenarnya adalah sebuah bentuk kalimat perumpamaan?

Jika hadist yang meriwayatkan Al Mahdi dibaiat di sisi timur laut Ka'bah (antara rukun hajar aswad dan makam Ibrahim) harus ditinjau sebagai sebuah kalimat perumpamaan sebagaimana yang telah diterapkan pada pemaknaan 'Maqam Ibrahim' secara simbolis dalam uraian di atas maka, wilayah yang dimaksudkan tentunya adalah wilayah nusantara ini.

***

Demikianlah, jika saja kesejarahan brahmanisme (yang pada hari ini lebih dikenal sebagai agama Hindu) dapat lebih terang benderang - bahwa bisa jadi di masa-masa paling awalnya ia merupakan ajaran nabi Ibrahim, maka tentunya, ia mesti pula dipandang sebagai agama samawi - bahkan mestinya akan menyandang status sebagai agama samawi terawal.

Sehingga dengan demikian, istilah "agama nusantara" tidak mesti hadir menggeliat, berhadap-hadapan dan bersitegang dengan agama Samawi dalam banyak  kesempatan belakangan ini.

Tidak perlu pula ada hadir istilah "agama import", karena kan semuanya berasal dari Allah. 

Memangnya, ada ajaran yang mengajarkan kebaikan dan kedamaian hidup yang bukan datangnya dari Allah? 

Apa dipikir tuntunan falsafah hidup yang bijak dalam suatu komunitas (local wisdom), hadir begitu saja dalam diri orang bijak dalam komunitas itu, tanpa mendapat intervensi dari Allah dengan memberinya ilham?

SEKIAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun