Dalam artikel itu telah saya jelaskan bahwa peletakan hajar aswad dan garis awal permulaan tawaf di sisi timur Ka'bah memiliki makna filosofis bahwa, di sisi "timur laut" inilah semua peradaban umat manusia bermula.
Ada pun untuk mengetahui arah "timur laut" simbolis yang dimaksudkan, kita mesti melihatnya dalam konsep "posisi jarum jam sebagai penentu arah mata angin" seperti pada gambar berikut ini....
Dalam gambar di atas terlihat bahwa jika kita menggunakan konsep interpretasi "posisi jarum jam sebagai penentu arah mata angin" maka posisi timur laut berada di wilayah Nusantara.
Dalam artikel berjudul "Isanapura (Negeri Timur Laut), Sebutan Nusantara di Masa Kuno" saya telah paparkan bahwa di masa kuno wilayah nusantara kadang dianalogikan sebagai "negeri timur laut".
Jika arah "timur laut" secara simbolis merujuk pada wilayah Nusantara maka, arah utara merujuk pada wilayah benggala yang tepat berada di garis bujur 90 derajat.
Jika kemudian 'maqam Ibrahim' berada di sisi utara Ka'bah, ini dapat kita asumsikan sebagai bentuk simbolis tentang wilayah benggala sebagai wilayah di mana Nabi Ibrahim pernah berpijak. Inilah makna filosofis dari 'Maqam Ibrahim' yang berarti "tempat kaki Ibrahim berpijak".
Tata Letak Ka'bah mengikuti poros bumi
Mungkin akan ada yang menganggap hipotesis yang saya ajukan ini keliru, dengan fakta bahwa tata letak Ka'bah di Makkah adalah seperti gambar di bawah ini...
Tapi tata letak Ka'bah yang demikian itu menunjukan fakta bahwa ia mengikuti poros bumi yang miring 23,4 -- 23,5 derajat dari garis tegak lurus ekliptika.Â