Prabu Jayabaya memilih Kumara sebagai analogi Ratu Adil, nampaknya bertujuan mengisyaratkan bahwa Ratu Adil adalah sosok seorang pemuda yang atas kehendak Allah, akan hadir di akhir zaman dengan segala kemampuan yang luar biasa.
Atas segala kelebihan yang dimilikinya, Ratu Adil akan kerap dihadapkan pada situasi di mana orang-orang yang berinteraksi dengannya akan bersikap sungkan layaknya ketika orang itu berhadapan dengan orang tua. Hal ini misalnya dapat kita temukan dalam tradisi di Jawa yang memanggil "mbah" ketika berhadapan dengan "orang pintar" tak peduli orang itu masih muda atau sudah tua.
Kalimat "warisannya Gatotkaca sejuta" bisa dikatakan bentuk hiperbola yang diberikan Prabu Jayabaya untuk menggambarkan kekuatan dan keterampilan luar biasa yang dimiliki Ratu Adil.
BERSAMBUNG KE BAGIAN 3
Artikel ini sebelumnya telah tayang di blog saya: fadlybahari.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H