Kisah nabi Musa dan kaumnya Ini menjadi hikmah penting untuk perjuangan al Mahdi atau Ratu Adil di masa depan.Â
Dalam jangka Jayabaya, disebutkan bahwa Ratu Adil (al Mahdi) berwatak seperti  baladewa, yang dalam pewayangan digambarkan sebagai sosok yang berwatak tegas, keras hati, mudah naik darah tetapi pemaaf dan arif bijaksana.Â
Mengapa Allah memilih al Mahdi, sosok keras hati dan temperamental seperti baladewa sebagai pemimpin umat di akhir zaman?
Adalah karena yang diurusi al Mahdi di akhir zaman nanti bukan hanya satu kaum saja seperti tugas para nabi dan rasul sebelumnya, tetapi, umat manusia di seluruh dunia.Â
Lalu, tantangan yang dihadapinya bukan saja dunia yang keras penuh bencana alam, kekeringan, bencana kelaparan, hingga pandemi, tetapi juga manusia-manusia yg berwatak apatis dan super egois, dan yang utama, ia akan terus dalam kondisi berperang dengan kekuatan-kekuatan jahat (dari dunia fisik maupun astral) yang menyatu padu untuk menghancurkannya.
Untuk menghadapi kondisi-kondisi sangat sulit seperti itu, pemimpin yang keras, memiliki disiplin tinggi, tegas menjatuhkan hukuman dengan menjunjung tinggi keadilan, kiranya menjadi satu-satunya solusi terbaik.
Al Mahdi bukanlah sosok yang suka berbasa-basi. Tidak perlu pujian dan jangan coba-coba "menjilat". Ia dikarunia kemampuan dapat "membaca" isi hati, karena itu tidak akan dapat dibohongi ataupun dikelabuhi.Â
Ketegasannya digambarkan dalam jangka Jayabaya dalam bentuk ungkapan "ujung trisula wedhanya sangat tajam, membawa maut..." -- Trisula yang dimaksudkan adalah analogi dari prinsip "benar, tegak lurus, jujur". Sementara ungkapan "membawa maut" dapat dimaknai hukuman mati bagi yang tervonis bersalah melanggar tiga prinsip (benar, tegak lurus, jujur) yang dijunjung tinggi Ratu Adil atau Al Mahdi.
Demikianlah, hikmah dibalik pilihan Allah memilih pemimpin umat akhir zaman dari sosok manusia yang berwatak tegas, keras hati, mudah naik darah tetapi pemaaf dan arif bijaksana, adalah karena watak seperti itu sesuai dan dibutuhkan dalam situasi dunia yang keras dan dan sangat dinamis.
Watak "mudah naik darah" bukanlah watak yang sepenuhnya buruk. Watak ini memungkinkan pemiliknya cepat bersikap tegas. Tidak memberi ruang bagi orang-orang yang lihai bersilat lidah untuk melakukan manuver.
Jadi, jangan menyarankan al Mahdi bersikap dan berbicara lemah lembut ya gaess... bisa-bisa lo dipelototin ntar... hehehee -- Percayalah, dia tahu apa yang terbaik yang harus ia lakukan!