Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Iblis Mara, Sosok Jahat Penggoda Sang Buddha Menjelang Pencerahan

1 November 2020   13:08 Diperbarui: 29 April 2021   19:36 11122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan The Nightmare, by Henry Fuseli, 1781 (sumber wikipedia.org)

Dia juga mencoba membujuk Buddha untuk meninggal dunia ke dalam Parinibbana tanpa mengumumkan (mengajarkan) Dhamma, dan dikisahkan pula, bahkan ketika waktu Parinibbana (akhir hayat) Buddha telah tiba, dia mendesaknya. Tetapi Buddha bertindak berdasarkan pemahamannya sendiri dalam kedua kasus tersebut.

Upaya Mara dalam menentang Buddha sebelum dan selama pencerahannya banyak dikisahkan dalam kitab Buddhis. Misalnya, diceritakan dengan sangat rinci dalam Buddhacarita , yang ditulis sekitar 100 M oleh penulis Buddhis Ashvagosha. 

Dalam Buddhacarita, diceritakan bahwa ketika Buddha duduk di bawah pohon bodhi, Mara waspada terhadap pencerahan yang akan datang ini. Sebagai penguasa kematian dan kenikmatan indria, Mara menyadari kesuksesan Buddha akan berarti akhir dari pemerintahannya. Meskipun sia-sia, dia memutuskan untuk mencoba mengganggu Buddha dan mencegah pencerahannya.

Mara memulianya dengan mencoba menggoda Buddha dengan janji kemuliaan dan kesenangan, yang dengan mudah ditolak Buddha, yang mengetahui bahwa itu tidak ada artinya. 

Mara lalu menggunakan kekuatan untuk melawan Buddha. Ia muncul sebagai iblis yang mengerikan dan mengirimkan pasukan makhluk jahat yang mengerikan, bertekad untuk menghancurkan tubuh Buddha. Mereka meluncurkan tembakan panah ke arah Buddha yang berubah menjadi bunga dan jatuh ke tanah tanpa membahayakan Buddha. Buddha kemudian meminta bumi menyapu kesemua iblis itu dengan banjir --- bumi menuruti. 

Kegagalan juga dialami tiga putri Mara yang juga mencoba merayu Buddha. Buddha mengenali mereka sebagaimana adanya, dan tidak terpengaruh oleh mereka. 

Akhirnya Mara mengolok-olok Buddha, dan mengatakan kepadanya bahwa pekerjaannya tidak ada artinya, karena tidak akan ada orang yang mengakui pencapaiannya. Buddha menjawab bahwa bumi akan menjadi saksinya, dan setelah menyentuh tanah, bumi bergetar karena setuju. Jadi Mara mengakui kekalahannya, namun, dia bertekad untuk terus mengganggu Buddha dan para pengikutnya.

Asal Usul Mara

Beberapa kalangan mengajukan pandangan bahwa, Mara mungkin memiliki lebih dari satu preseden dalam mitologi pra-Buddha. Misalnya, mungkin saja dia didasarkan pada beberapa karakter yang sekarang terlupakan dari cerita rakyat populer.

Guru Zen Lynn Jnana Sipe dalam "Reflections on Mara" menunjukkan bahwa gagasan tentang makhluk mitologis yang bertanggung jawab atas kejahatan dan kematian ditemukan dalam tradisi mitologis Veda Brahmana dan juga dalam tradisi non-Brahmana, seperti tradisi Jain. Dengan kata lain, setiap agama di India tampaknya memiliki karakter seperti Mara dalam mitosnya.

Mara juga tampaknya didasarkan pada setan kekeringan atau kemarau (drought) dari mitologi Veda bernama Namuci, kata Jnana Sipe.

Meskipun Namuci awalnya muncul dalam Kanon Pali sebagai ssok tersendiri, ia kemudian diubah dalam teks Buddhis awal menjadi sama dengan Mara, dewa kematian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun