Jika dalam bagian sebelumnya telah kita bahas bahwa dalam riwayatnya Adam diturunkan ke dunia pada kisaran jam 3 atau 4 sore (setelah memasuki waktu Asar), dan bahwa durasi kehidupan anak cucu Adam yang berlangsung dari waktu Asar hingga memasuki waktu maghrib, yang berarti di jam 6 petang...
maka, jika kita mengasumsikan angka 168 merujuk pada jumlah menit (yang berarti bernilai sama dengan 2 jam 48 menit), kita mendapat perkiraan yang lebih jelas bahwa, bisa jadi jam 15:12 (waktu Asar di akhirat) adalah saat di mana Adam diperintahkan Allah keluar dari Surga untuk memulai hidup di dunia.Â
Nampaknya inilah yang diisyaratkan dalam riwayat bahwa Adam dikeluarkan dari Surga sesaat setelah memasuki waktu Asar. Ini menjawab pertanyaan di atas, "di waktu Ashar pada jam ke berapakah itu?" yang jawabnya adalah pada jam 15:12.
Dengan mengalikan angka 168 (sebagai jumlah menit di akhirat) dengan angka 420 (yakni jumlah perbandingan hari di bumi dengan 1 detik di akhirat), maka, kita akan memperoleh hasil 11.598 tahun, sebagai total durasi waktu kehidupan anak cucu adam di muka bumi ini.
Berikut rincian hitungannya... 168 menit x 60 (jumlah detik dalam 1 menit) = 10.080 detik x 420 hari = 4.233.600 hari
4.233.600 : 365 (jumlah hari dalam setahun)= 11.598 tahun.Â
Angka 11.598 ini, kuat dugaan saya sebagai total durasi waktu manusia di bumi. Yang menarik, angka ini hampir mendekati tahun, dimulainya masa holosen dalam istilah geologi, yang diperkirakan sekitar 11.430 (plus minus 130), atau perkiraan paling jauhnya 11.700 tahun yang lalu. Masa ini oleh para ahli dianggap sebagai periode dimulainya suatu perubahan yang sangat drastis di muka bumi.
Perhitungan ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa, nampaknya, kita benar-benar telah berada di detik-detik terakhir saudara-saudara... :)
angka 168 sebagai sebuah "pesan alam," dan kaitannya dengan kondisi terkini tanah air kita
Di bulan Juni kemarin, saya cukup kaget membaca sebuah judul berita di kompas.com "Lomba Video New Normal Pemerintah Berhadiah Rp 168 Miliar Dinilai Tak Tepat, Ini Alasannya." Saat itu, sesuatu dalam diri saya (baca:intuitif) mengatakan ini adalah "sebuah tanda tentang durasi waktu".Â
Sayangnya, spektrum denyaran intuisi itu hanya sampai di situ. Selebihnya saya terpaksa mereka-reka. Bahwa mungkin ini tentang durasi waktu pemerintahan ini, atau juga mungkin negara ini. Yang tentu saja kedua alternatif itu membuat saya cemas.
Jika berandai-andai bahwa 168 Miliar itu adalah "pesan alam" tentang durasi waktu, maka, dalam hemat saya, titik awal perhitungannya adalah pada saat ketika pertama kali angka itu dicetuskan.