Saya tidak akan menginterpretasi secara jelas kalimat "Yang putih dihancurkan, Yang hitam diusir", karena saya yakin para pembaca akan dapat memahami sendiri variabel mana yang dimaksudkan dalam kalimat tersebut, jika jeli mencermati bagaimana perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
Sebenarnya, ini hal yang berat hati untuk saya bahas, tapi menjadi seperti mimpi buruk yang terus membayangi selama saya tidak utarakan. Saya berdoa semoga yang saya khawatirkan tidak terjadi.Â
Jika pun harus terjadi (karena beberapa hal di dunia ini memang telah ditentukan harus terjadi), semoga dengan pengungkapan ini, dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi, sehingga memenuhi esensi dari pesan Prabu Siliwangi tersebut, yaitu sebagai "peringatan dini."
Ketika semua harus terjadi, ingatlah, kita semua manusia adalah bersaudara. Apa pun mimpimu tentang hadirnya sebuah perubahan "timbanglah dengan sebaik-baiknya, karena esok kita akan tetap di sini, tapi mimpimu hari ini mungkin tidak."
Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H