Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serial Netflix "Dark", dan Emerald Tablet

22 September 2020   17:57 Diperbarui: 22 September 2020   18:11 3145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka juga hampir tidak berinteraksi dengan materi apa pun. Sebagai akibatnya, dengan mudah dapat melewati apapun, termasuk bumi kita ini, dan amat sulit untuk dideteksi. 

Fakta inilah yang saya pikir cukup ada korelasi dengan kalimat dalam Emerald Tablet, yang berbunyi: "...mengalahkan setiap benda halus dan menembus setiap benda padat."

Neutrino memiliki massa

Untuk mengamati partikel Neutrino, tim peneliti Super-Kamiokande  atau Super-K di Jepang, menempatkan detektor neutrino mereka di kedalaman sekitar 1 km di bawah tanah. Instrumen tersebut terdiri dari silinder tangki baja tahan karat dengan tinggi sekitar 40 m (131 kaki) dan diameter yang menampung 50.000 ton air ultra murni . Pada superstruktur bagian dalam terdapat sekitar 13.000 tabung pengganda foto yang mendeteksi cahaya dari radiasi Cherenkov. 

Interaksi neutrino dengan elektron inti air dapat menghasilkan elektron atau positron yang bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya di air , yang lebih rendah dari kecepatan cahaya di ruang hampa . Ini menciptakan kerucut cahaya radiasi Cherenkov , yang secara optik setara dengan ledakan sonik. Cahaya Cherenkov direkam oleh tabung pengganda foto. Dengan menggunakan informasi yang direkam oleh setiap tabung, arah dan rasa dari neutrino yang masuk ditentukan.

Hasilnya, tim Kamiokande ini menemukan fakta bahwa neutrino dapat berosilasi atau berganti rasa. Karena bisa berosilasi maka disimpulkan bahwa neutrino sebenarnya memiliki massa. 

Penemuan ini sangat mengejutkan karena teori dasar interaksi partikel, yakni disebut teori model standard, meramalkan bahwa neutrino sama sekali tidak bermassa. Jika penemuan neutrino bermassa terbukti benar maka boleh jadi akan membuat teori model standard tersebut harus dikoreksi.

Di sisi lain, Penemuan ini dipandang dapat menyelesaikan problem para ahli fisika yang dihantui pertanyaan: Mengapa terdapat perbedaan teori dan pengamatan massa alam semesta? bahwa jika berat daripada bintang-bintang, planet-planet, beserta benda-benda alam lainnya dijumlahkan semua maka hasilnya ternyata tetap lebih ringan daripada berat keseluruhan alam semesta.

Para ahli fisika menganggap bahwa terdapat massa yang hilang atau tidak kelihatan. Selama ini para ahli tersebut berteori bahwa ada partikel unik yang menyebabkan selisih massa pada alam semesta. Namun teori menemui kesulitan karena partikel unik yang diteorikan tersebut belum pernah berhasil ditemukan. Demikianlah, hasil penemuan tim Kamiokande akhirnya dapat menunjukkan jika partikel unik tersebut tidak lain adalah neutrino yang bermassa.

Ekspansi Alam Semesta

Permasalahan lain yang juga berpotensi mendapat titik terang adalah tentang "ekspansi alam semesta" yang dimulai pasca Big Bang (dentuman besar). 

Menurut teori Big Bang, alam semesta kita ini bermula dari suatu titik panas luar biasa yang meledak dan terus berekspansi hingga saat ini. Fisikawan Arno Penzias dan Robert Wilson (keduanya kemudian memenangkan hadiah Nobel fisika tahun 1978) pada tahun 1965 menemukan sisa-sisa gelombang mikro peninggalan dentuman besar yang sekarang telah mendingin hingga suhu sekitar 3 Kelvin. 

Namun salah satu hal yang masih diperdebatkan adalah masalah ekspansi alam semesta itu sendiri. Apakah hal ini akan terus menerus terjadi tanpa akhir? Penemuan neutrino bermassa diharapkan akan bisa menjawab pertanyaan yang sulit ini. (sumber di sini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun