Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebenaran dari Timur: Terminologi "Ayat Kauniyah" Jadikan Para Penemu Berpredikat Penyampai Pesan "ayat-ayat Allah"

23 Agustus 2020   23:22 Diperbarui: 24 Agustus 2020   00:11 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua buku yang ingin saya bahas dalam kesempatan ini adalah, rangkuman artikel-artikel yang selama ini telah saya publikasi di Kompasiana.

Tulisan-tulisan yang saya posting di Kompasiana selama ini umumnya berkaitan satu sama lain, karena itu, menyatukannya dalam suatu buku merupakan cara terbaik agar pembaca dapat lebih fokus menyimak uraian yang disajikan.

Pembahasan utama saya dalam Buku Nusantara Titik Awal Peradaban Manusia, yang bisa dikatakan sebagai volume 1, adalah seputar hal-hal yang mendasari terbangunnya peradaban umat manusia di tahap paling awal, seperti: bahasa, aksara, konsep kosmologi, hingga simbol-simbol yang mengusung makna figuratif, yang kesemua itu bisa kita sebut sebagai "instrumen peradaban."

Sementara itu, dalam buku Kebenaran dari Timur, saya melanjutkan pembahasan mengenai sosok tokoh-tokoh besar yang hadir memperkenalkan instrumen peradaban tersebut di masa-masa awal dimulainya sejarah umat manusia.

Tokoh-tokoh besar ini, di masa sekarang, kemudian kita kenal sebagai sosok nabi ataupun rasul, setelah sebelumnya, di masa kuno, mereka dikemas dalam makna figuratif dengan menyandang sebutan "dewa."

Hal penting yang ingin saya tekankan dalam buku ini adalah, pemahaman bahwa "utusan Allah yang membawa pesan" bagi umat manusia di muka bumi tidaklah senantiasa sekadar berbicara tentang ayat-ayat suci, atau mengusung simbol-simbol keagamaan saja. Saya pikir, kita harus memiliki perspektif yang lebih luas terkait "utusan Allah" ini. 

Misalnya, kita bisa melihat Enstein sebagai penyampai pesan "teori relativitas," sosok Michael Faraday sebagai penyampai pesan ke umat manusia tentang "keterkaitan antara cahaya dengan elektromagnetik," begitu pula Charles Darwin, sebagai sosok yang hadir menyampaikan pemahaman ke manusia tentang bagaimana sesungguhnya proses kejadian makhluk hidup itu berlangsung.

Poin penting yang ingin saya sampaikan adalah bahwa, orang-orang yang ditakdirkan dalam hidupnya menjadi tokoh besar dalam sejarah umat manusia, yang menghasilkan karya luar biasa dan sangat bermanfaat bagi peradaban, dalam hal tertentu, bisa kita lihat sebagai utusan Allah di muka bumi. 

Bahkan, jika merujuk pada pemahaman "ayat kauniyah," yaitu bahwa alam semesta dan segala yang ada di dalamnya adalah merupakan ayat-ayat Allah, maka, para ilmuwan penemu pun pada dasarnya dapat kita lihat sebagai penyampai pesan "ayat-ayat Allah."

Sejak masa Adam hingga ribuan tahun selanjutnya, ada sangat banyak utusan Allah yang hadir di muka bumi. Sebagian diantaranya dikabarkan dalam kitab-kitab suci, sebagian lainnya hanya disyaratkan dalam bentuk bahasa simbol yang rumit dan berlapis. 

Keberadaan jejak Bahasa Senja atau Twilight language, dari bahasa Sansekerta "samdhybhasa" (Sandhybhasa), yakni sebuah bentuk bahasa polisemik (kata atau frasa yang memiliki banyak makna), yang digunakan dalam tradisi Buddhisme dan Hinduisme untuk menyamarkan pesan-pesan sakral, menjadi fakta bahwa upaya penyamaran peristiwa-peristiwa sakral, juga penyamaran sosok tokoh-tokoh besar dan suci yang "pernah hadir," memang nyata dilakukan sejak masa kuno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun