Hal yang menarik untuk menjadi renungan terkait interpretasi filosofis bahwa kehidupan yang ada di luar kuil (di luar "kapal") adalah kehidupan yang liar layaknya gelombang laut yang ganas, sementara kehidupan di dalam kuil terutama di dalam 'cella' adalah simbolisasi inti kesadaran yang merupakan sumber ketenangan hidup, akan menghadapi tantangan yang signifikan ketika dihadapkan pada situasi yang digambarkan dalam film Life of Pi.Â
Di mana dalam film tersebut, Pi Patel (tokoh utama film) harus berbagi tempat dengan seekor harimau benggala bernama Richard Parker di dalam sebuah sekoci, setelah kapal barang yang mereka tumpangi dalam pelayaran menuju Kanada karam diterjang badai.Â
Dalam waktu yang cukup lama, terjadi "pergulatan" perebutan tempat di dalam sekoci antara Pi dan Richard Parker. Karena takut dimangsa, Pi akhirnya memutuskan membuat rakit darurat untuk dirinya yang ia kaitkan pada sekoci dengan seutas tali. Ada kesempatan di mana Pi dapat membunuh Richard Parker, yaitu ketika harimau itu terjauh kelaut, tapi Pi tidak membunuhnya, bahkan menolongnya naik kembali ke atas sekoci.
Ketegangan antar keduanya terus berlangsung, hingga suatu ketika, sebuah badai besar memaksa Pi menyelamatkan diri dengan naik ke sekoci, sementara rakit daruratnya hanyut terbawa ombak. Setelah Badai besar itu berlalu, Pi dan Richard Parker berada dalam kondisi tubuh lemah tak berdaya. Sejak hari itu keduanya berdamai, hidup berdampingan dalam sekoci yang sama.
Demikianlah, saya pribadi melihat film ini mengusung pesan spiritual yang sangat tinggi, bahwa, tempat tenang sejati itu hanya akan hadir ketika kita mau berdamai. Menghindar dari kerasnya kehidupan dunia dengan menjadi seorang pertapa di tempat sepi sekalipun, kenyataannya, tetap akan menemukan "pertempuran" dalam diri sendiri. Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H