Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Sesungguhnya Orang Phoenicia?

29 Juli 2020   07:16 Diperbarui: 29 Juli 2020   07:52 2931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prajurit Fenesia (Phoenicia). (sumber: pinterest.com/beerdom)

Menurut Jawwad Ali (1968) dalam buku "Sejarah Arab Sebelum Islam," kaum Finiqiyah berasal dari Bahrain.  Ia menyandarkan pada pendapat Strabo yang menyatakan: ...di dua pulau Tylus (Tyrus) dan Aradus terdapat situs kuburan yang menyerupai kuburan kaum Finiqiyah. Penduduk pulau mengetahui bahwa nama pulau dan kota mereka merupakan nama-nama Finiqiyah.

Terkait hal ini, suatu tim ekspedisi purbakala dari Denmark telah melakukan penelitian terhadap situs-situs purbakala di Bahrain. Mereka menggali di tiga tempat untuk dapat mengetahui dan menentukan tahunnya. Mereka meyakini, tempat-tempat yang telah digali merujuk pada masa perunggu, pada sekitar 3000 SM.

Para peneliti sejarah berpendapat, asal kaum Finiqiyah yang mendiami Lebanon adalah berasal daerah tersebut, yakni dari Bahrain dan pantai-pantai di seberangnya. Menurut Herodotus, mereka berasal dari pesisir Laut Merah. Namun, Ilmuwan lain berpendapat bahwa yang dimaksud adalah Teluk Arab (Sinus Persicus), bukan Laut Merah.

Sejarawan Yunani lainnya, Strabo percaya bahwa Fenisia berasal dari Bahrain. Herodotus juga percaya bahwa tanah air Fenisia adalah Bahrain. Satu dekade setelah penelitian Durand, Theodore Bent (1890) membuka lebih banyak makam di Aali (Bahrain), yang membuatnya menyimpulkan bahwa: ... "In conclusion, I may add that our researches in every way confirmed the statements of Herodotus, Strabo, and Pliny, that the original home of the Puni was the group of the Bahrein (...) (Bent 1890: 17)."

Teori lainnya yang muncul menyarankan bahwa bangsa Fenisia telah muncul dari kelompok orang yang lebih luas yang dikenal sebagai orang Kanaan, yang bertahun-tahun sebelumnya telah mengisi petak luas tanah antara Anatolia (Turki modern) dan Mesir. Maurice Dunand, yang melakukan penggalian arkeologi di Byblos, adalah di antara orang-orang yang datanya mendukung kesimpulan ini.

Teori lain menegaskan bahwa kota-kota yang ada di Byblos, Sidon, Tyre, dan kota-kota di sekitar mereka ditaklukkan oleh Sea Peoples (Bangsa laut) sekitar 1200 SM --- dan bahwa penggabungan Sea Peoples dengan penduduk lokal ini menciptakan Fenisia. Gerhard Herm dan yang lainnya telah mendukung pandangan ini.

Bangsa Fenesia menurut sumber Alkitab

Bangsa Tirus yang disebut dalam Alkitab Yehezkiel 27, oleh para ahli, diidentifikasi sebagai bangsa Fenisia.

Dalam Yehezkiel 27 ayat 12 dan 25 terungkap bahwa Tarsis selain berdagang dengan bangsa Fenisia, kapal-kapal mereka juga melayani ekspedisi barang-barang dagangan bangsa Fenisia.

Secara intuitif sama melihat bahwa hubungan Tarsis dan Fenisia ini mirip dengan hubungan Bugis dan Bajou yang diungkap Thomas Stamford Raffles dalam buku "The History of Java": 

Meskipun orang Bugis, pada umumnya, dianggap sebagai pedagang besar, perdagangan luar negeri tampaknya hampir secara eksklusif terbatas pada orang-orang Waju[Bajou]. Orang-orang ini menetap dalam jumlah yang cukup besar di semua pelabuhan perdagangan, dari Acheen ke Manilla, dan merekalah yang membentuk kru hampir semua perahu-perahu orang Bugis yang menavigasi Laut Timur.

Tarsis atau Tarshish, terdapat dalam Alkitab Ibrani dengan beberapa makna yang tidak pasti. Tarshish dikatakan memasok sejumlah besar logam penting ke Israel dan Fenesia. Nama tempat yang sama terdapat dalam prasasti Akkadia Esarhaddon ( raja Asyur , d. 669 SM) dan juga pada prasasti Fenisia di Nora Stone; lokasinya yang tepat tidak pernah dikenal secara umum, dan akhirnya hilang di zaman kuno. 

Legenda tumbuh di sekitarnya dari waktu ke waktu sehingga identitasnya telah menjadi subjek penelitian ilmiah dan komentar selama lebih dari dua ribu tahun. Hal terpenting darinya adalah fakta bahwa bagian Alkitab Ibrani cenderung memahami Tarshish sebagai sumber kekayaan besar Raja Salomo dalam bidang logam - terutama perak, emas, timah, dan juga besi (Yehezkiel 27). Logam-logam itu dilaporkan diperoleh dalam kemitraan dengan Raja Hiram dari Bangsa Fenisia (Yesaya 23), dan armada kapal Tarsis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun