Untunglah karena ternyata bukan saya saja yang merasakan hal itu. Dalam artikel theguardian.com berjudul "The Man Who Killed Hitler and Then the Bigfoot review -- dreary fantasy" hal senada juga diutarakan. Berikut ini sebagian kutipannya...
Selain menceritakan keseluruhan cerita, judul yang aneh ini menjanjikan perpaduan yang menarik antara sejarah dan kengerian yang tidak pernah terjadi. Sebuah judul seaneh ini membuat kontrak dengan calon pemirsa. Ini menuntun Anda untuk mengharapkan hal-hal besar atau paling tidak suatu hal yang menarik, seperti perpaduan nyata antara fiksi historis spekulatif dan tema mengerikan. Namun kenyataannya, tokoh protagonis memang benar-benar membunuh Hitler dan kemudian bigfoot... [ :)]
...Tapi kita tidak tertipu. [karena] Ini adalah [semata-mata] gaya humor Dadais* yang rumit, bagian paling lucu di antaranya adalah bahwa hal itu sama sekali tidak lucu.Â
*[gaya humor Dadais adalah gaya dan teknik dari sekelompok seniman, penulis, dll., dari awal abad ke-20 yang mengeksploitasi efek yang tidak disengaja dan tidak sesuai dalam karya mereka dan yang secara terprogram menantang norma seni, pemikiran, moralitas, dll.]
Demikianlah, senada dengan apa yang saya sampaikan di bagian awal, suatu nama ataupun judul yang panjang menurut ulasan theguardian.com memang membuat kontrak dengan calon pemirsanya, sekaligus menuntun mereka untuk mengharapkan hal-hal besar atau paling tidak suatu hal yang menarik.
Sekian. Semoga Bermanfaat. Salam
Fadly Bahari, 16 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H