Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identifikasi Letak Negeri Kaum Nabi Nuh

26 Mei 2020   19:23 Diperbarui: 29 Mei 2020   15:34 2964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Forgotten Books of Eden (1926) - The Second Book of Adam and Eve, Chapter VIII (dokpri)

The Forgotten Books of Eden (1926) - The Second Book of Adam and Eve, Chapter VIII (dokpri)
The Forgotten Books of Eden (1926) - The Second Book of Adam and Eve, Chapter VIII (dokpri)

Jika merujuk pada informasi yang diberikan Irving Finkel yang didapatkannya dari tablet tanah liat beraksara cuneiform (yang diperkirakan berusia 3.700 tahun), yang berisi instruksi terperinci untuk membuat Bahtera atau tabut, bahwa agar bahtera tersebut tanah air, maka ia dilapisi bitumen (sejenis aspal) di sisi dalam dan luar. 

Dengan hipotesis bahwa bahtera Nuh dibuat di pulau Sulawesi maka dapat diperkirakan jika material aspal kemungkinan besar ia ambil dari wilayah pulau Buton, Sulawesi Tenggara, yang kita ketahui merupakan daerah penghasil aspal terbaik dan terbesar di Indonesia.

Adapun wilayah yang sejauh ini saya identifikasi merupakan tempat pembuatan Bahtera Nabi Nuh, adalah wilayah bernama Nuha di Luwu Timur. Pertimbangan ini bukan saja karena nama wilayah ini identik dengan nama Nuh, tetapi juga karena wilayah ini pernah menjadi daerah penghasil kayu kualitas terbaik dan terbesar di Sulawesi Selatan.

Selain itu, ada cerita rakyat yang beredar dalam tradisi masyarakat Luwu tentang Bulu' Poloe artinya "gunung patah" (kini merupakan pulau di dekat Malili, Luwu Timur), yang dimitoskan bahwa gunung tersebut terbelah diakibatkan tertabrak kapal welenrange (kapal besar milik Sawerigading) ketika melintas. Namun ada juga yang mengatakan jika gunung tersebut terbelah akibat tertimpa pohon welenrange ketika ditebang.

Dalam kitab I La Galigo disebutkan bahwa pohon welenrange adalah pohon terbesar di dunia, menjulang tinggi hingga mencapai negeri langit. Hanya dapat ditebang menggunakan kapak manurung yang diturunkan dari boting langi' (negeri langit).

Demikianlah, keberadaan kisah epic pembuatan kapal welenrange dalam tradisi kuno masyarakat Luwu (yang terekam dalam kitab I La Galigo) bisa jadi merupakan wujud metafora untuk mengisahkan peristiwa sakral pembuatan bahtera Nabi Nuh.

Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 26 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun