Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Identifikasi Letak Negeri Kaum Nabi Nuh

26 Mei 2020   19:23 Diperbarui: 29 Mei 2020   15:34 2964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata "teluk" dalam bahasa Indonesia hari ini didefinisikan sebagai: bagian laut yang menjorok ke darat. Namun saya perkirakan, kata 'teluk' berasal dari kata Luwu / luwuk / look / atau luk yang berarti: lengkungan atau cekungan. Penerapan kata "luk" yang berarti "lengkungan" dapat kita lihat pada penyebutan luk pada keris. 

Adapun suku kata 'te-' pada kata te-luk saya perkirakan sinonim dengan fungsi kata "the" dalam bahasa Inggris, atau pun "de" dalam bahasa Belanda, yaitu digunakan untuk merujuk pada seseorang, tempat, atau hal yang unik.

Keidentikan 'Deluge' dengan 'teluk', dan 'loeo' dengan 'luwu' membuat saya berpikir jika kata 'deluge' dan 'loeo' yang dalam Al Kitab berbahasa Yunani kuno digunakan khusus untuk pembahasan banjir bah di zaman Nabi Nuh, pada dasarnya menyiratkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Sulawesi. Atau dengan kata lain, kaum yang diisyaratkan "dicuci" atau "dimurnikan" oleh banjir bah tersebut adalah kaum yang bermukim di pulau Sulawesi.

Demikianlah, dari keseluruhan uraian sejauh ini, setidaknya ada dua hal di Luwu, Sulawesi Selatan, yang bisa dikatakan terkait erat dengan peristiwa Banjir Nabi Nuh. Pertama, pada kata 'bahtera' (kata yang pada awalnya digunakan khusus untuk menyebut kapal Nabi Nuh) yang penjelasan etimologinya dapat ditemukan dalam bahasa Bugis kuno atau bahasa Luwu. Kedua, kata 'deluge' atau pun 'loeo' yang dalam Alkitab kuno umumnya digunakan secara khusus untuk pembahasan banjir bah Nabi Nuh, terindikasi berasal dari nama wilayah Luwu di Sulawesi Selatan. 

Dugaan ini, Di sisi lain, sinkron dengan pembahasan saya dalam tulisan-tulisan sebelumnya yang menunjukkan bahwa Pulau Sulawesi sebagai tempat awal semua bermula.

Misalnya, dalam tulisan berjudul "Rahasia Kuno yang Terpendam di Gunung Latimojong" saya mengulas fakta-fakta yang dapat menjawab mengapa letak batu hajar aswad atau pun tawaf dimulai dari sisi timur laut Ka'bah. Bahwa nilai-nilai filosofis yang dikandungnya terkait erat dengan berbagai hal tentang gunung Latimojong.

Lalu, dalam tulisan saya beberapa hari lalu (Gua Kuno di Latimojong dan Kaitannya dengan Tanah Suci "Shambala") juga telah saya ulas jika tanah suci Shambala yang disebut dalam naskah-naskah suci tradisi hindu dan Buddha, besar kemungkinan letaknya berada di puncak gunung Latimojong.

Dan yang tak kalah pentingnya adalah pembahasan saya dalam tulisan "Pulau 'Serendip Asli', Letak Gua Adam Sesungguhnya" bahwa Pulau Serendip asli adalah pulau Sulawesi, dengan kata lain, gua tempat Adam dan Hawa bermukim ketika pertama kali keluar dari Surga, sesungguhnya berada di Pulau Sulawesi, dan, jika pembaca jeli, sebenarnya telah dapat menyimpulkan jika gua tersebut berada di gunung Latimojong.

Demikianlah, jika Adam dan Hawa memulai kehidupan awalnya di pulau Sulawesi maka, dapat diduga jika Nabi Nuh pun awalnya bermukim di pulau Sulawesi sebelum banjir Bah terjadi. Kesimpulan ini merujuk pada suatu riwayat yang mengatakan bahwa ketika banjir bah terjadi, salah satu yang diselamatkan Nabi Nuh ke atas bahteranya adalah jasad Nabi Adam. 

Perintah untuk menyelamatkan jasadnya dari banjir bah diberikan Nabi Adam ke putranya Nabi Seth, karena ia telah diperlihatkan oleh Allah bahwa akan terjadi banjir bah setelah kematiannya. Pesan tersebut lalu disampaikan Nabi Seth kepada putranya hingga akhirnya tiba pada Nabi Nuh.

Riwayat ini dikisahkan dalam buku The Forgotten Books of Eden (1926), edited by Rutherford H. Platt, Jr. Berikut ini kutipan pesan tersebut...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun