Lalu  berikutnya, zaman terakhir Holocene dimulai sekitar 4.200 tahun yang lalu hingga saat ini, dikenal sebagai Zaman Meghalaya. Zaman ini oleh para ilmuwan disebut dimulai dengan perisiwa kekeringan yang sangat merusak (Megadrought), yang efeknya berlangsung hingga 200 tahun, dan dianggap bertanggung jawab menghancurkan sejumlah peradaban di seluruh dunia.Â
Kekeringan tersebut sangat berpengaruh terutama pada masyarakat berbasis pertanian. Hal yang pada gilirannya menyebabkan dimulainya migrasi manusia yang luas dari daerah-daerah seperti Mesir, Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Lembah Sungai Yangtze. (sumber di sini dan di sini)
Alasan dipilihnya Meghalaya sebagai nama zaman Holosen Terakhir, adalah data kunci Global Boundary Stratotype Section and Point atau di singkat GSSP ( titik acuan pada bagian stratigrafi yang mendefinisikan batas bawah dari panggung skala waktu geologi) yang ditemukan tim peneliti pada stalagmit yang tumbuh di Gua Mawmluh, yang terletak di negara bagian Meghalaya, India.
Dikutip dari Hindustan Times, Gua Mawmluh di Meghalaya terletak di ketinggian 1.290 meter dan merupakan salah satu dari sepuluh gua terpanjang dan terdalam di India. Stalagmit yang dikumpulkan dari sini telah menunjukkan bahwa kondisi di gua itu cocok untuk melestarikan tanda-tanda kimia transisi di masa lampau.
Menurut Dr Stanley Finney, sekretaris jenderal Persatuan Internasional Ilmu Geologi, Zaman Meghalaya adalah periode unik di antara banyak interval Skala Waktu Geologis, karena permulaannya berhubungan dengan perubahan budaya utama yang didorong oleh peristiwa iklim besar, yakni kekeringan yang berkepanjangan (Megadrought), yang menurut para ahli efeknya berlangsung hingga 200 tahun.
Dan seperti yang telah diungkap sebelumnya, periode ini menandai pula terjadinya migrasi manusia yang luas dari daerah-daerah seperti Mesir, Mesopotamia, Lembah Sungai Indus, dan Lembah Sungai Yangtze.
Zaman ini diusulkan oleh ilmuwan sebagai zaman geologi di mana dimulainya masa Anthropocene, yang didefinisikan sebagai asal dari dimulainya dampak manusia yang signifikan terhadap geologi dan ekosistem Bumi , termasuk, di dalamya adalah perubahan iklim.
Sesungguhnya, ada hal yang menarik dari migrasi akibat kekeringan yang berkepanjangan di masa kuno ini, yang disebut para ilmuwan  mengawali Meghalayan age (zaman Meghalaya) dikisaran 4200 tahun yang lalu atau sekitar 2200 SM, yaitu karena kisaran tahun ini bisa dikatakan sama dengan masa hidup Nabi Ibrahim.
Hal ini misalnya disebutkan Jerald F. Dirks, bahwa Nabi Ibrahim As diperkirakan lahir pada sekitar tahun 2166 SM di kota Ur. Berikut ini kutipan pembahasannya dalam buku Mu'arif  "Monoteisme Samawi Autentik".