Dengan asumsi bahwa kemunculan "penunggang kuda putih" terjadi pada tahun 610, maka kemunculan kuda kedua, ketiga, dan keempat, secara berturut-turut terjadi pada 970 M (610+360), 1330 M (970+360, dan 1690 M (1330+360). Dengan demikian kemunculan kuda kedua, ketiga, dan keempat, masing-masing berjarak 360 tahun.
John I Tzimiskes (kaisar Bizantium) sebagai penunggang kuda merah
Yang menarik, karena tahun 970 M, adalah masa pemerintahan John I Tzimiskes (hidup antara 925 - 976) yaitu antara tahun 969 - 976. Ia adalah seorang kaisar Bizantium yang terkenal memiliki kemampuan intuitif yang baik.Â
Para ahli berspekulasi bahwa nama panggilannya "Tzimiskes" berasal dari kata "Chmushkik" yang dalam bahasa Armenia berarti "boot merah" Â dan dikatakan juga dapat berarti "perawakan pendek".Â
Sebutan "boot merah" inilah yang menguatkan dugaan saya bahwa John I sebagai penunggang kuda kedua; kuda berwarna merah.
Di sisi lain, sebutan "perawakan pendek" pada dasarnya memiliki keterkaitan pula dengan kalimat "...dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar" dalam wahyu 6:4. Hal ini didukung dengan fakta dari sumber-sumber kontemporer yang menggambarkan bahwa John I Â Tzimisk adalah seorang pria yang agak pendek namun bertubuh tegap, dengan rambut pirang kemerahan.
Edward the Black Prince sebagai penunggang kuda hitam
Asumsi di atas yang menyebutkan kemunculan penunggang kuda hitam terjadi di tahun 1330 M, terkonfirmasi dengan adanya peristiwa sejarah di tahun 1330 M, sebagai tahun kelahiran Edward of Woodstock (15 Juni 1330 - 8 Juni 1376), yang merupakan putra tertua Raja Edward III dari Inggris, yang dengan demikian berarti pewaris takhta Inggris.Â
Sayangnya ia meninggal di usia 46, sebelum ia naik takhta. Meski demikian, Edward tetap dianggap spesial sebagai salah satu komandan Inggris paling sukses selama Perang Seratus Tahun. Dianggap oleh orang Inggris sezamannya sebagai model kesatria dan salah satu ksatria terhebat di zamannya.Â
Dia di sisi lain dikenang di Perancis karena kebrutalannya dalam "Perang Seratus Tahun" (perang antara Inggris dan Perancis), terkait pembantaian tanpa pandang bulu yang ia perintahkan.
Asal usul julukan "pangeran hitam" untuk Pangerang Edward dianggap tidak tidak pasti. Namun beberapa teori menyebut bahwa julukan itu berasal dari perisai dan baju besi berwarna hitam yang ia gunakan, selain itu, ada yang menganggap julukan itu berasal dari reputasinya brutalnya dalam peperangan, khususnya terhadap Prancis.
Julukan "Pangeran Hitam" ini yang saya duga Pangeran Edward sebagai penunggang kuda hitam yang dimaksud dalam ramalan "empat penunggang kuda".
Mengenai atribut timbangan yang dalam ramalan disebutkan dibawa oleh penunggang kuda hitam, ini pun dapat dilihat sebagai simbolisasi sistem pajak yang diberlakukan Pangeran Edward semasa hidup.