Mungkin saja sekelompok orang yang membawa jasad manusia pertama berlayar hingga ke ujung utara bumi yang dingin, bertujuan untuk mengawetkan jasad tersebut.
Namun, ada pula pendapat dari kalangan esoterik yang mengatakan bahwa jasad para nabi atau orang suci tidak akan hancur, dan akan dibangkitkan nanti di akhir dunia dalam kondisi seperti itu.
Saya pribadi melihat bahwa ada kemungkinan tradisi mengawetkan mayat dalam tradisi di Toraja, atau pun tradisi pembalseman raja-raja di Mesir kuno terinspirasi dari awetnya tubuh orang-orang suci, yang mungkin saja bahkan telah mereka ketahui dari semenjak awal, yaitu pada kondisi jasad Nabi Adam.
Mengenai jasad yang dibawah ke ujung utara bumi oleh sekelompok orang di masa lalu, saya belum bisa memberi tanggapan apakah benar itu jasad manusia pertama atau bukan, ataukah, hal itu memang pernah terjadi atau tidak.Â
Karena memang orang-orang di masa lalu seringkali membuat semacam decoy (umpan) yang rumit dan berlapis-lapis bagi hal yang mereka ingin jaga kerahasiaannya.
Bahkan, nampaknya kesadaran akan pentingnya menjaga kerahasiaan dari esensi sejarah telah disadari sejak di masa Nabi Idris (Henokh). Hal ini setidaknya diungkap dalam kitab Henokh chapter 104:10, yang berbunyi:Â
"...Dan sekarang saya mengetahui misteri ini, bahwa orang berdosa akan mengubah dan memutarbalikkan kata-kata kebenaran dalam banyak cara, dan akan mengucapkan kata-kata yang jahat, dan berbohong, dan mempraktikkan penipuan besar, dan menulis buku menurut kata-kata mereka..."
Ayat dalam kitab Henokh ini memberi gambaran bahwa dalam lintasan sejarah manusia, akan ada pihak-pihak tertentu yang akan melakukan praktek penipuan besar dengan menulis sejarah tidak sebagaimana mestinya. Mereka ini akan menulis buku sejarah sesuai kehendak dan kepentingannya.
Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.
Baca Juga:Â
- Ini Jawaban Misteri Bahtera Nabi Nuh
- Sejarah Nama Tuhan dalam Tradisi Agama Samawi
- Mengenal Lebih Dekat "Mesiah, Maitreya, dan Imam Mahdi"
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 21 Februari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H