Doktrin tentang kehadiran sosok penyelamat di akhir zaman sesungguhnya telah menjadi tema pembahasan selama ribuan tahun dalam berbagai tradisi agama.
Sekitar 2500 tahun yang lalu, ketika Sang Buddha Gautama sedang berkhotbah di Kerajaan Magadha, dia menyatakan tentang akan datangnya seorang Buddha di masa depan. Murid-muridnya yang menunjukkan minat yang besar, kemudian meminta Buddha Gautama untuk berbicara lebih banyak tentangnya.
Kemudian, ia mulai berbicara tentang Maitreya dan kemampuannya yang tak terukur, bahwa Maitreya akan dilahirkan ke dunia moral tertinggi dan kesalehan terdalam.
Sejak saat itu, wacana Maitreya sebagai penyelamat di akhir zaman menjadi doktrin dalam tradisi Buddha dari waktu ke waktu.
Kesengsaraan yang senantiasa meliputi kehidupan manusia di setiap bangsa dari masa ke masa, menginspirasi hadirnya kata "Sang Penyelamat" sebagai ungkapan yang agung, didasari kepercayaan dan harapan bahwa kehadiran sang penyelamat tersebut akan dapat menghilangkan penindasan atau apa pun yang menimbulkan kesengsaraan dalam hidup.
Di Israel kuno, penyelamat disebut "Masiah", sebuah kata Ibrani yang berarti "yang diurapi," ini merupakan asal kata "Mesianisme," yang oleh pemikir modern mendefinisikannya sebagai jenis pemikiran dan gerakan yang percaya bahwa penyelamat akan datang pada akhir dunia ini - menghilangkan penindas dan menciptakan masyarakat yang ideal.
Konsep penyelamat ini juga diterapkan pada Yesus Kristus oleh orang-orang Kristen awal berbahasa Yunani. Kata “Kristus” berasal dari kata Yunani "Christos", yang berarti "diurapi".
Christos merupakan terjemahan dari kata Ibrani "Masiah" (Mashiyach), umumnya dieja dalam bahasa Inggris mesias , yang juga berarti "diurapi".
Shigeru Kamada, Profesor Studi Islam dari Universitas Tokyo dalam tulisannya "Mahdi and Maitreya (Miroku): Saviors in Islam and Buddhism" mengatakan:
Sebenarnya, Mesianisme berarti jenis pemikiran dan gerakan yang berkembang dalam kerangka tradisi Yahudi-Kristen, tetapi dalam arti yang lebih luas, konsep ini dapat ditafsirkan untuk mencakup tradisi eskatologis dari berbagai agama lain yang mengharapkan kedatangan penyelamat. Mahdisme adalah salah satu pemikiran seperti itu yang muncul dalam konteks Islam, dan itu memberikan dasar doktrinal untuk reformasi sosial yang dirancang untuk membebaskan orang-orang yang tertindas dari penderitaan mereka.
Dalam tradisi Islam, diyakini bahwa Imam Mahdi akan datang ke dunia ini sebagai penyelamat di akhir zaman. Kata Mahdi berasal dari bahasa Arab yang berarti "yang dibimbing dengan benar", atau "yang mendapat hidayah".
Tidak ada referensi langsung tentang Imam Mahdi dalam Quran. Pembahasan mengenainya berasal dari beberapa hadits (ajaran Nabi Muhammad yang dikumpulkan setelah kematiannya).