Dalam pandangan saya, besar kemungkinan Ka-desh berasal dari bahasa India: “ek” yang berarti “sebuah” ; “Desh” yang berarti “Negara” – yang dengan demikian Kadesh dapat diartikan sebagai “Sebuah Negara”, atau dari bahasa Bengali “Ekaṭi” yang berarti “sebuah” ; “Desa” yang berarti “Negara” – yang dengan demikian Kadesh dalam bahasa Bengali juga dapat diartikan sebagai “Sebuah Negara”. Atau bisa juga dengan bentuk yang lain dari bahasa India; “Gae Desh” yang artinya kurang lebih “Negara yang hilang”.
Menerjemahkan nama Kadesh sebagai berasal dari bahasa India atau pun Bengali, bersenyawa dengan bentuk hipotesis bahwa orang-orang Madyan ini berasal dari wilayah teluk Benggala pada mulanya.
Demikianlah, betapa cerita perjalanan orang-orang Midian atau Madyan ini sungguh berliku dalam skenario dan pada rentang waktu yang sangat panjang hingga berabad-abad.
Mereka banyak terlibat dalam pergumulan politik dan perebutan kekuasaan yang tejadi di antara penguasa-penguasa kawasan Timur Dekat pada saat itu.
Peliknya upaya para ahli selama ini dalam mengidentifikasi asal usul mereka, saya pikir telah dapat terselesaikan – tentunya jika teori yang saya ajukan dapat diterima – bahwa dengan mengidentifikasi nama kaum mereka sebagai berasal dari kata “Madhya” atau “Madhyanagar” telah menjadi jalan pembuktian eksistensi mereka sebagai orang-orang dari “Negeri Tengah”.
Jejak yang mereka tinggalkan di wilayah levant pada nama kota mereka “Kadesh” (yang jelas bercorak bahasa India) dapat dianggap sebagai bukti yang sangat mengkonfirmasi teori asal usul mereka.
Di sisi lain, adanya nama mereka disebut dalam kitab-kitab suci, sebagai kaum yang dikatakan melakukan kecurangan dalam kegiatan perdagangan – membuat benang merah tersendiri kearah bentuk kata “Bazar” yang terdapat dalam toponim Madhyanagar Bazar – hal yang selanjutnya membantu kita memiliki pemahaman bahwa pada masa kuno itu, Negeri Tengah adalah pusat perdagangan dunia yang melayani sisi timur dan barat.
Sekian. Semoga bermanfaat... salam.
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Belopa 25 Oktober 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H