Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Makna Sakral di Balik Nama-nama Angka

11 Mei 2019   17:05 Diperbarui: 12 Mei 2019   19:24 5065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nama-nama angka dalam beberapa bahasa tradisional di Nusantara (Dokpri)

(1; messa) satu 
(2; daddua) dadu = bentuk simbolis dari takdir atau nasib
(3; tallu) selanjutnya atau kemudian (tallu = tarru; merupakan bahasa tae yang berarti selanjutnya atau kemudian)
(4 & 5; appa-lima) dituangkan atau dipindahkan (appalima merupakan bahasa tae' yang artinya dituangkan atau dipindahkan)
(6; annang) [di] tempat atau wadah (annang atau inang merupakan bahasa tae' yang artinya tempat atau wadah)
(7; pitu) [unsur] udara (rasi bintang biduk karena letaknya di langit menjadikannya mewakili unsur udara)
(8; waru) [unsur] air (Dewa Waruna sebagai dewa laut mewakili unsur air)
(9; siwa) [unsur] tanah (Dewa Siwa dengan nama lain Girisa yang artinya gunung, menjadikannya dapat dianggap mewakili unsur tanah)
(10; sangpulo) [unsur] api (dengan melihat morfologi bentuk kata dasar, dari bentuk "pulo", "pulu", "wara" hingga ke bentuk "bara" -- yang mana "bara" kita ketahui identik dengan api, maka dengan demikian angka sepuluh mewakili unsur api).

Agar lebih jelas, ungkapan yang bermain simbol dan filosofi yang sangat tinggi dan kemungkinan bersifat rahasia ini, dapat kita ringkas menjadi kalimat: "SATU TAKDIR KEMUDIAN DITUANGKAN/DITEMPATKAN KE DALAM WADAH YANG TERBUAT DARI UNSUR ANGIN, UNSUR AIR, UNSUR TANAH DAN UNSUR API."

Sangat jelas bahwa ungkapan rahasia yang tersimpan rapat dan tersamarkan dalam penamaan angka ini bercerita tentang eksistensi manusia, sebagai entitas yang sepanjang masa hidupnya dibayangi takdirnya, sekaligus sebagai entitas materi yang tersusun dari empat unsur utama.

Difusi gagasan makna angka dalam bahasa Inggris

Konsep menjadikan nama-nama angka sebagai medium penyimpanan pesan-pesan khusus seperti yang telah kita jumpai pada nama-nama angka dalam bahasa bahasa Nusantara, rupa-rupanya dapat pula kita jumpai pada bahasa lain. Karena Bahasa Inggris pun nampaknya menggunakan konsep tersebut. Silahkan mencermati uraian berikut ini:

(One) want -- (two) to -- (tree) try -- (four) for -- (five) vibe -- (six) seek -- (seven) spend -- (eight) age -- (nine) nain -- (ten) then.

Bentuk kalimatnya menjadi "want to try for vibe seeks, spend age, nain then", artinya : "Ingin mencoba mencari vibe (getaran rasa, sensasi atau energy), menghabiskan usia, nain[1] kemudian". ([1]  Dalam kamus ibrani nain artinya padang rumput hijau/indah, kemungkinan dalam hal ini merupakan ungkapan illustrasi sebagai padang persinggahan setelah kematian.)

Jika kita perbandingkan,  gagasan pemaknaan nama angka dari beberapa bahasa daerah di Nusantara terlihat lebih kuno dan primordial dari pada gagasan pemaknaan nama angka dalam bahasa Inggris yang terkesan sudah modern bahkan terasa berpaham kebebasan.

Difusi gagasan semacam ini bisa jadi masih banyak terdapat pada nama-nama angka dalam bahasa-bahasa lainnya, hanya saja belum tergali. 

Hal ini membuktikan universalitas penyebaran gagasan yang mendasari kreativitas manusia. Di sisi lain, Dengan fakta-fakta ini, saya sependapat dengan para ahli yang konsisten menyatakan bahwa semua bahasa itu bertalian. Tidak mungkin tercipta secara indipenden di berbagai tempat.

Kesimpulan
Demikianlah, Ada banyak informasi bersifat esensi seperti ini yang secara acak tersebar dalam berbagai bentuk kebudayaan manusia dari sejak masa kuno, yang kebanyakan telah terpendam dan terlupakan dalam ingatan kolektif manusia. Anasirnya yang terpisah dengan tinggalan jejak yang samar dan sulit dikenali, menjadikannya teka-teki yang sulit terpecahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun