Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengembalikan Ibukota Negara ke pusat Dinasti Sailendra

2 Mei 2019   16:38 Diperbarui: 5 Mei 2019   14:53 3222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kegiatan merontokkan bulir padi, yang dalam bahasa tae' disebut ma'tampa, ma'tambak atau ma'sambak. pada gambar dapat kita lihat bahwa pose kegiatan ini persis sama dengan pose seorang pandai besi ketika menempa besi. (sumber photo: lombokpost.net)

Jika ditinjau menggunakan bahasa tae' maka warana-dhiraja-raja bisa berarti "pusat atau tempat suci yang diagung-agungkan", sementara kata Nara-wara-nagara berarti "diambil (menjadi/ sebagai) pusat negara" - ("nara" bentuk lainnya dalam bahasa tae adalah "na ala" artinya: diambil).

"rang": rang adalah bentuk lain dari lang, ilan, ilam, elam dan hari ini kita temukan dalam bahasa inggris sebagai "land" - kesemuanya kurang lebih berarti "tanah atau negeri"). 

Jadi Walenrang bisa diartikan: "pusat Tanah", atau "tanah keramat", atau "tanah yang disucikan".

***

Demikianlah, wacana pemindahan ibukota negara selayaknya dicermati bukan saja dari aspek kebencanaan, tapi juga aspek kesejarahan. Mungkin saja dengan mengembalikan ibukota negara ke wilayah dimana Dinasti Sailendra berasal, akan mengembalikan kejayaan Indonesia (Nusantara) sebagaimana yang pernah dicapai Dinasti Sailendra pada masa lalu. Percaya atau tidak, faktor seperti ini pada kenyataannya sering terbukti.

Demikian ulasan ini, semoga bermanfaat... salam.
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Palopo 2 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun