Jika ditinjau menggunakan bahasa tae' maka warana-dhiraja-raja bisa berarti "pusat atau tempat suci yang diagung-agungkan", sementara kata Nara-wara-nagara berarti "diambil (menjadi/ sebagai) pusat negara" - ("nara" bentuk lainnya dalam bahasa tae adalah "na ala" artinya: diambil).
"rang": rang adalah bentuk lain dari lang, ilan, ilam, elam dan hari ini kita temukan dalam bahasa inggris sebagai "land" - kesemuanya kurang lebih berarti "tanah atau negeri").Â
Jadi Walenrang bisa diartikan: "pusat Tanah", atau "tanah keramat", atau "tanah yang disucikan".
***
Demikianlah, wacana pemindahan ibukota negara selayaknya dicermati bukan saja dari aspek kebencanaan, tapi juga aspek kesejarahan. Mungkin saja dengan mengembalikan ibukota negara ke wilayah dimana Dinasti Sailendra berasal, akan mengembalikan kejayaan Indonesia (Nusantara) sebagaimana yang pernah dicapai Dinasti Sailendra pada masa lalu. Percaya atau tidak, faktor seperti ini pada kenyataannya sering terbukti.
Demikian ulasan ini, semoga bermanfaat... salam.
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Palopo 2 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H