Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hipotesis Letak Geografis Ho-ling di Sulawesi

8 April 2019   19:19 Diperbarui: 8 April 2019   23:47 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta hipotesis letak geografis Ho-ling dan toponim lainnya yang disebutkan dalam berita-berita Cina kuno. (Dokumen pribadi)

Chen-la di sebelah utara Ho-ling
Pada umumnya para ahli sejarah mengidentifikasi Chen-la atau Zhen-la  terletak di wilayah Kamboja. Namun jika merujuk pada hasil penelusuran saya yang menunjukkan jika semua nama wilayah yang disebutkan dalam kronik Cina fakta cukup berdekatan, maka saya berpikir letak Chen-la mestilah juga demikian. Pandangan umum para ahli selama ini yang mengidentifikasi Chen-la sebagai Kamboja saya pikir terlalu meluas. 

Jika merujuk Deskripsi Cina tentang Chen-la sebagai "barat daya kerajaan Lin-i" ("What and Where was Chenla?", Recherches nouvelles sur le Cambodge. Publies sous la direction de F. Bizot. cole franaise d'Extrme-Orient, Paris, 1994, pp. 197-212.), yang mana diketahui bahwa Lin-i atau Lin-yi adalah kerajaan yang eksis di wilayah yang ditempati kerajaan Champa (Vietnam: Cham pa) kemudian, membuat saya menduga jika selama ini telah terjadi kesalahpahaman di antara para ahli sejarah dalam mencermati data yang tersaji dalam kronik Cina.

Chen-la atau Zhen-la adalah nama yang disebutkan dalam akun Cina tentang entitas yang mengirim upeti kepada kaisar Cina. Klaim bahwa Chen-la menaklukkan Funan (vietnam: Phu Nam; Khmer: Vnom atau nokor Phnom) sebelum muncul Kekaisaran Khmer pada dasarnya berasal dari sumber yang lemah. Kenyataannya, baik Chen-la ataupun Zhen-la tidaklah dikenal dalam bahasa Khmer lama. (Claude Jacques, "'Funan', 'Zhenla': The Reality Concealed by these Chinese Views of Indochina", in R. B. Smith and W. Watson (eds.), Early South East Asia : Essays in Archaeology, History and Historical Geography, New York, Oxford University Press, 1979, pp.371-9, p.378.)

Dalam pandangan saya, dengan menimbang bahwa Chen-la adalah suatu nama wilayah di pulau Sulawesi, maka ada kemungkinan sebutan tersebut ada keterkaitan dengan sebutan cen-ra-na yakni sebutan lain untuk cendana dalam bahasa lokal di Sulawesi Selatan. Dan toponim Cendana saya temukan berada di wilayah Parigi Moutong, Sulawesi tengah. Ini setidaknya sesuai dengan letak geografis Ho-ling yang disebutkan I-Tsing bahwa di sebelah utara berbatasan dengan Chen-la.

Adapun toponim Lin-i atau Lin-yi yang disamakan dengan nama kerajaan Champa, saya duga merujuk pada toponim Cempaka di wilayah Pohuwato, Gorontalo.

Pada peta berikut ini dapat dilihat jika letak Cendana di Parigi Moutong, berada di sebelah barat daya Cempaka di Pohuwato. Yang mana sesuai dengan Deskripsi Cina tentang Chen-la (Cendana) sebagai barat daya kerajaan Lin-i (Cempaka).

Perbandingan letak geografis yang identik antara Cambodia (Chen-la) di barat daya Vietnam (Lin-i) yang merupakan pendapat sarjana selama ini, dengan letak Cendana (Chen-la) di barat daya Cempaka (Lin-i) sebagai hipotesis pembanding yang saya ajukan. (Dokumen pribadi)
Perbandingan letak geografis yang identik antara Cambodia (Chen-la) di barat daya Vietnam (Lin-i) yang merupakan pendapat sarjana selama ini, dengan letak Cendana (Chen-la) di barat daya Cempaka (Lin-i) sebagai hipotesis pembanding yang saya ajukan. (Dokumen pribadi)

Laut di sebelah selatan Ho-ling
Secara umum saya menduga bahwa wilayah Sulawesi selatan hari ini ditambah sebagian wilayah Sulawesi tengah sesungguhnya adalah wilayah Ho-ling di masa lalu. Wilayah tersebut pada dasarnya juga merupakan bekas wilayah kedatuan Luwu pada masa lalu. dengan kata lain, bisa jadi Ho-ling adalah sebuatan Kedatuan Luwu pada masa kuno.

Setidaknya hal ini dapat kita lihat pada fakta Raja Ho-ling yakni T'ien pao (yang memindahkan pusat kerajaan ke wilayah Po-lu-chia-sseu) yang menunjukkan keidentikan dengan nama Tampa Balusu yakni raja kelima dalam Silsilah kedatuan Luwu.

Juga nama   ta-tso-kan-hsiung yang dalam berita Cina dikatakan sebagai yang utama di antara seluruh pejabat tinggi kerajaan Ho-ling, sangat identik dengan nama To Ciung yakni sebuah nama yang melegenda sebagai orang bijak dari Tana Luwu. Dapat kita lihat bahwa "hsiung" sangatlah identik dengan "Ciung". 

Karena itu, keberadaan toponim Karatuang di Bantaeng (pesisir selatan semenanjung Sulawesi Selatan) dapat dianggap sebagai bagian dari kerajaan Ho-ling, dan bisa jadi di wilayah tersebut pernah pula menjadi pusat kerajaan Ho-ling ataupun Kedatuan Luwu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun