Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Sains Buktikan Kosmologi Nusantara Orisinil

14 Februari 2019   09:40 Diperbarui: 9 Desember 2019   08:48 3362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi empat elemen dasar (sumber: pinterest.com/illiana de artisan)

Untuk mencermati hal ini, saya akan membawa pembaca mencermati konsep "ruang" ataupun "eter", hal yang tidak kita miliki dalam konsep kosmologi kita di Nusantara.

Menyelami lebih jauh polemik tentang "ruang" ini, secara alami menuntut pemikiran saya mendalaminya pada tataran filsafat, yang kemudian membuahkan perspektif bahwa terminologi "Ruang" pada dasarnya merupakan suatu konsep abstrak tentang keberadaan jarak yang membentuk dimensi panjang, lebar atau pun tinggi pada suatu material benda.

Dengan kata lain, ruang adalah suatu entitas yang tidak memiliki keberadaan fisik atau tidak konkret. Dan rupanya pemikiran ini sejalan dengan pendapat Gottfried Leibniz, bahwa tidak ada yang namanya ruang; hanya ada tubuh material, yang secara spasial terkait satu sama lain.

Untuk memahami lebih jauh filsafat tentang "ruang", saya melihat titik awal ideal bagi penyelaman kita adalah pada dialektika yang hadir pada abad ke-17 di Eropa, dimana pada masa tersebut, tema ini muncul sebagai suatu isu sentral dalam perdebatan epistemologi dan metafisika. 

Pada saat itu, Gottfried Leibniz hadir dengan konsep Relasionalisme, yang dalam korespondensinya dengan Samuel Clarke yang berada pada posisi membela gagasan Newton, mengatakan... "As for my own opinion, I have said more than once, that I hold space to be something merely relative, as time is, that I hold it to be an order of coexistences, as time is an order of successions" , dan di sisi lain Newton dengan Substantivalisme berpandangan "absolute time and space respectively are independent aspects of objective reality".

Secara umum Newton menyiratkan bahwa "ruang" dan "waktu" absolute, tidak bergantung pada peristiwa fisik, tetapi merupakan latar belakang atau panggung di mana fenomena fisik terjadi.

Pada awalnya Newton merumuskan konsepsi tentang ruang dan waktu dalam menanggapi pandangan Descartes dalam Principles of Philosophy (1644), namun dalam perkembangan selanjutnya yaitu pada sekitar pergantian abad ke-18, Newton dan para pengikutnya terlibat dalam debat ekstensif dengan Leibniz dan para pendukungnya di Benua Eropa, yang muncul memberi kritik terhadap pendapat tersebut. 

Hingga pada akhirnya, di awal abad 20, munculnya relativitas umum dari Einstein dan berbagai karya berikutnya dalam sejarah fisika kemudian menempatkan pendapat Leibniz dalam spot yang lebih menguntungkan.

Seperti halnya penolakan terhadap keberadaan "ruang" sebagai suatu entitas yang riil melalui eksperimen yang ketat, hal sama juga terjadi dengan konsep "eter", yang pada akhir abad ke-19, fisikawan mendalilkan eter sebagai suatu substansi yang dianggap diperlukan sebagai medium tempat cahaya bergerak dalam ruang hampa dan sebagai media transmisi untuk propagasi gaya gravitasi atau pun elektromagnetik.

Namun berbagai hasil eksperimen, termasuk eksperimen Michelson-Morley, mengarah pada teori relativitas khusus, dengan menunjukkan bahwa tidak ada eter. 

Berikut ini kutipan dari makalah Einstein yang menyatakan bahwa dalam relativitas umum "eter" tidak lagi absolut, karena geodesik dan oleh karena itu struktur ruang waktu tergantung pada keberadaan materi (dengan kata lain tidaklah independen seperti pemahaman Newton):

...To deny the ether is ultimately to assume that empty space has no physical qualities whatever. The fundamental facts of mechanics do not harmonize with this view.For the mechanical behaviour of a corporeal system hovering freely in empty space depends not only on relative positions (distances) and relative velocities, but also on its state of rotation, which physically may be taken as a characteristic not appertaining to the system in itself.

In order to be able to look upon the rotation of the system, at least formally, as something real, Newton objectivises space. Since he classes his absolute space together with real things, for him rotation relative to an absolute space is also something real.

Newton might no less well have called his absolute space "Ether"; what is essential is merely that besides observable objects, another thing, which is not perceptible, must be looked upon as real, to enable acceleration or rotation to be looked upon as something real.

...Because it was no longer possible to speak, in any absolute sense, of simultaneous states at different locations in the aether, the aether became, as it were, four-dimensional, since there was no objective way of ordering its states by time alone. According to special relativity too, the aether was absolute, since its influence on inertia and the propagation of light was thought of as being itself independent of physical influence....

The theory of relativity resolved this problem by establishing the behaviour of the electrically neutral point-mass by the law of the geodetic line, according to which inertial and gravitational effects are no longer considered as separate.

In doing so, it attached characteristics to the aether which vary from point to point, determining the metric and the dynamic behaviour of material points, and determined, in their turn, by physical factors, namely the distribution of mass/energy.

Thus the aether of general relativity differs from those of classical mechanics and special relativity in that it is not 'absolute' but determined, in its locally variable characteristics, by ponderable matter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun