Teori evolusi Darwin bisa dikatakan sebagai topik paling kontroversial dalam bidang ilmu pengetahuan, yang mengemuka dan menjadi bahan perdebatan sengit - mengiringi perjalanan sejarah manusia di abad-abad akhir millennium ke dua, dan tetap ramai dibahas serta menjadi tema popular di awal millennium ke tiga. Ini tidak lepas dari keberatan segmen agama, sosial hingga segmen politik yang ditimbulkannya.
Menurut survei Gallup 2014 , "Lebih dari empat dari 10 orang Amerika terus percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam bentuknya yang sekarang 10.000 tahun yang lalu, sebuah pandangan yang telah berubah sedikit selama tiga dekade terakhir.Â
Setengah dari orang Amerika percaya bahwa manusia berevolusi, dengan sebagian besar dari mereka mengatakan Tuhan menuntun proses evolusi. Namun, persentase yang mengatakan Tuhan tidak terlibat meningkat. ( Newport, Frank - June 2, 2014. In U.S., 42% Believe Creationist View of Human Origins - Gallup.com Omaha, NE: Gallup, Inc. Retrieved 2014-08-02).
Sebuah survei Pew Research Center 2015 menemukan "bahwa sementara 37% dari mereka yang berusia lebih dari 65 berpikir bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam bentuk mereka saat ini dalam 10.000 tahun terakhir, hanya 21% responden antara usia 18 dan 29 yang setuju. (Reid, Ann. "It's still hard to teach evolution in too many public school classrooms." Los Angeles Times. 18 November 2018)
Akademi Sains Nasional Amerika Serikat menyatakan: "Saat ini, banyak denominasi agama (kelompok keagamaan) menerima bahwa evolusi biologis telah menghasilkan keragaman makhluk hidup selama miliaran tahun dalam sejarah Bumi.Â
Banyak yang mengeluarkan pernyataan yang mengamati bahwa evolusi dan ajaran agama mereka cocok. Para ilmuwan dan teolog telah menulis dengan fasih tentang kekaguman mereka pada sejarah alam semesta dan kehidupan di planet ini, menjelaskan bahwa mereka tidak melihat konflik antara iman mereka kepada Tuhan dan bukti evolusi.Â
Denominasi agama yang tidak menerima terjadinya evolusi cenderung adalah mereka yang percaya pada interpretasi teks-teks agama yang sangat literal. (National Academy of Sciences; Institute of Medicine, 2008. Science, Evolution, and Creationism. Washington, D.C.: National Academy Press)
Bagian terakhir dari kalimat di atas, saya rasa ada benarnya. Dalam mencermati makna yang dikandung teks di dalam Kitab Suci terkadang memang dibutuhkan ketajaman intuitif dan keluasan wawasan agar dapat menginterpretasinya tidak secara literal.Â
Pemahaman tersebut dibutuhkan - seperti halnya dalam mencermati makna Surat Nuh (Surat ke 71 di dalam Al Quran) ayat 14 yang berbunyi: "Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian)". Ketika membaca bunyi ayat ini, dalam sekilas muncul suatu denyaran intuitif yang mengingatkan saya pada teori Evolusi Darwin. Terlebih ketika menyadari bahwa surat Nuh merupakan Surat ke 71 di dalam Al Quran, yang mana ada kesesuaian dengan angka tahun penerbitan buku The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex, yaitu pada tahun 1871. Pada buku inilah sesungguhnya untuk pertama kali Darwin menerapkan teori evolusi untuk evolusi manusia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!