Integrasi Nilai Islam Dan Sains Modern Untuk Menjaga Keseimbangan Ekologi
                                                               Â
Iqbal Saeful Fadly
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
                            Â
Abstrak
Krisis ekologi global seperti perubahan iklim, degradasi hutan, dan polusi telah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan kehidupan manusia dan ekosistem. Masalah ini memerlukan pendekatan holistik yang tidak hanya berbasis pada teknologi tetapi juga dilandasi nilai-nilai moral dan spiritual. Islam sebagai agama yang komprehensif menawarkan panduan etis, seperti konsep keseimbangan (mizan), larangan pemborosan (israf), dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, yang relevan dalam pelestarian lingkungan. Di sisi lain, sains modern menyediakan inovasi teknologi seperti energi terbarukan, sistem irigasi hemat air, dan reboisasi yang mendukung keberlanjutan ekosistem. Artikel ini membahas integrasi nilai-nilai Islam dan sains modern sebagai upaya kolektif untuk mengatasi krisis ekologi global. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan solusi teknis tetapi juga memperkuat landasan moral untuk menjaga hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan.
 Abstract
Global ecological crises such as climate change, forest degradation, and pollution have become serious threats to the sustainability of human life and ecosystems. This problem requires a holistic approach that is not only based on technology but also based on moral and spiritual values. Islam as a comprehensive religion offers ethical guidance, such as the concept of balance (mizan), prohibition of waste (israf), and responsibility as a caliph on earth, which are relevant in environmental conservation. On the other hand, modern science provides technological innovations such as renewable energy, water-saving irrigation systems, and reforestation that support ecosystem sustainability. This article discusses the integration of Islamic values and modern science as a collective effort to overcome the global ecological crisis. This approach not only offers technical solutions but also strengthens the moral foundation for maintaining a harmonious relationship between humans and the environment.
Keywords : Islam and sciens, ecological crisis
Pendahuluan
Krisis ekologi yang terjadi di era global menjadi momok yang menakutkan bagi masyrakat. Peristiwa perubahan iklim, degradasi hutan, dan polusi udara berdampak negative terhadap kesenjangan social, politik, ekonomi dan kesehatan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya krisis ekologi diantaranya, cepatnya pertambahan populasi penduduk, perkembangan sains dan teknologi. Padatnya populasi penduduk mengakibatkan berkurangnya ketersediaan lahan untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup manusia, sementara lahan yang ada bersifat psaif atau tidak bertambah. Pendidikan agama menjadi salah satu jalan efektif yang bisa diambil, karena dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem alam guna keberlanjutan kehidupan. Manusia dan alam hidup berdampingan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan, terdpat hubungan spiritual yang mengikat keduanya.
Kesadaran ekologis merujuk kepada pemahaman dan perhatian khusus terhadap cara berinteraksi dengan lingkugan, kondisi lingkungan serta hubungan yang terjalin antara alam dan manusia. Kesadaran akan pentingnya menjaga alam memiliki peran penting guna keberlanjutan ekosistem alam. Pendidikan yang mengintegrasikan pemahaman agama dan sains mengajarkan akan pentingnya mengenal kondisi lingkungan dan isu-isu yang terjadi sehingga manusia dapat menjaga dan melestarikan alam.
Dalam ajaran islam, posisi manusia bukan hanya sekedar makhlu hidup yang tinggal di bumi. Manusia diamanahi sebagai khalifah di bumi (khalifah fil ardh) pada hakikatnya memiliki tugas atau amanah yang lebih untuk menjaga keberlanjutan ekosistem alam. Nilai ajaran islam menekankan akan pentingnya keseimbangan (mizan), tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, serta moral dan etika dalam berinteraksi dengan alam untuk menghindari ketamakan atau pemborosan (isrof). Nilai-nilai ini menjadi landasar dasar etis yang kuat untuk menanggulangi krisis ekologi yang terjadi pada era global. Artikel ini bertujuan untuk meneliti nilai-nilai integrasi islam dan sains modern sebagai upaya kolektif dalam menangani krisis ekologi global.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengguanakan pendekatan kualitatif-deskriptif untuk mengeksplore integrasi nilai-nilai ajaran islam dengan sains modern dalam konteks pelestarian lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisa secara mendalam prinsip-prinsip islam terkait lingkungan, kontribusi sains modern, serta potensi sinergi keduanya dalam mengatasi krisis ekologi global.
Pembahasan
A.Integrasi Islam dan Sains
Integrasi antara nilai-nilai islam dan sains telah menjadi perbincangan hangat ilmuan-ilmuan terdahulu. Awal mulanya hal ini hanya menjadi wacana belaka yang tak pernah terlaksana, akan tetapi dengan kemajuan teknologi yang ada di dunia barat memicu perbincangan bagi ilmuan-ilamuan muslim. Banyak pertanyaa muncul seputar sains dan agama, pertanyaan-pertanyaan ini memicu banyak perdebatan dan diskusi di kalangan ilmuan muslim. Kekhawatiran mulai muncul diiringi dengan bertambahnya pertanyaan-pertanyaan yang meragukan tentang relasi antara agama islam dan sains, "apakah bisa Islam dipisahkan dari sains?" pertanyaan ini memicu banyaknya pendapat yang ambigu dan bertambahnya kekhawatiran di kalangan ilmuan. Secara sepintas, unifikasi dan konfirmasi antara sains modern dan dogma agama-agama nampaknya tidak mungkin dilakukan mengingat kedua domain tersebut berbeda secara dimentral. Dari sudut pandang ontologis, sains memandang realitas sebagai sesuatu yang bersifat empiris, kualitatif, dan verifikatif. Sementara itu agama, memandang realitas sebagai sesuatu yang metafisis, intuitif, dan spekulatif. Mempertemukan dua sudut pandang di dalam suatu kajian ilmiah berarti sekaligus meposisikan realitas konkrit dan abstrak pada satu wilayah yang sama.
Pada hakikatnya, agama dan sains menjalin hubungan yang erat dan tidak dapat terpisahkan. Relasi antara nilai-nilai islam dan sains berada dalam pola yang tidak sederhana. Banyak hal yang melatar belakangi berbagai peristiwa alam yang terjadi dan tidak dapat dijelaskan dari kacamata sains. Hal-hal seperti ini yang membentuk pola relasi antara islam dan sains. Selain itu banyaknya spektrum yang luas dalam pendangan relasi agama dan sains seperti ekstrim konflik dan peleburan total. Oleh karenanya dalam islam sendiri, para ilmuan tidak menemukan kesulitan menghubungkan alam (sains) dan tuhan, selain disebabkan oleh adanya Al qu'an para ilmuan juga menggap bahwa poros utama sains modern tidak sedikit yang diwariskan oleh islam.
B. Prinsip Islam dalam Pelestarian Lingkungan
Agama islam menempatkan kedudukan manusia di tempat yang tidak biasa, bukan hanya sekedar makhluk hidup melainkan sebagai khalifah di bumi (khalifah fil ardh) tidak hanya membawa kehormatan tetapi bertanggung jawab besar untuk menjaga dan melestarikan keseimbangan alam. Hal ini dijelaskan dalam Al qur'an pada beberapa surah:
1.Surah Al-Baqarah ayat 30
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi ; Mereka berkata,'Apakah Engkau hendak menjadikan di sana orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, sementara kami bertasbih  memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?' Allah berfirman,'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'"
2.Surah Sad ayat 26
"Wahai Daud sesungguhnya Kami menjadikan (sebagai) khalifah di bumi. Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan."
3.Surah Al-An'am ayat 165
"Dan Dialah yang menjadikan kamu khlifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sabagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksaany-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat-ayat diatas menjelaskan tentang kedudukan manusia sebagai khalifah di bumi yang memiliki tugas untuk menjaga dan melestarikan alam sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Konteks yang terkandung di dalam Al qur'an dan hadis memberikan landasan akan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Berikut beberapa konesp yang diajarkan dalam Al qur'an untuk menjaga dan melestarikan alam:
1.Konsep Mizan (Keseimbangan)
Konsep mizan atau keseimbangan adalah prinsip dasar yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga hubungan antara manusia dan alam sehingga dapat tmenciptakan hubungan yang harmoni antara keduanya. Hal ini dijelaskan dalam Al qur'an pada surah Ar Rahman ayat 7-9 yamg berbun
"Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkan keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu"
Konteks keseimbangan dalam ayat di atas mencakup semua aspek dalam kehidupan, mulai dari hubungan harmoni antara manusia dan alam sampai cara pengelolaan sumber daya alam yang secara adil. Tuntutan manusia sebagai khalifah tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam yang ada melainkan menjaga dengan menghindari tindakan-tindakan yang merusak, seperti eksploitasi alam secara berlebihan, pembakaran dan perusakan hutan, serta polusi yang mencemari lingkungan. Pendekatan dengan konsep mizan dapat menjadi cara yang efektif nan efisien yang bisa diterapkan untuk menjaga dan melestarikan alam. Konsep ini dapat diterapkan seperti reboisasi hutan, melakukan konservasi hayati, serta melestarikan habitat yang ada di alam.
2.Larangan Israf (Pemborosan)
Perbuatan israf merupakan salah satu prilaku yang dibenci oleh Allah, karena mencerminkan ketamakan, kerakusan, dan ketidakpedulian akan nikmat yang telah diberikan Allah. Banyak dampak negative dari perbuatan ini, selain dapat merusak diri sendiri tetapi juga alam yang menjadi pola kehidupan. Hal ini dijelaskan dalam surah Al isra ayat 27 yang berbunyi :
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."
Makna pemborosan yang dijelaskan diatas bukan hanya sekedar tindakan yang dapat merugikan, Allah mengibaratkan kepada orang-orang yang melakukanya sebagai saudara dari setan. Betapa kejinya prilaku tersebut sehingga Allah menyamakan pelaku pemborosan dengan saudara setan. Salah satu bentuk pemborosan yang bisa kita lihat hingga saat ini seperti, penggunaan air yang berlebihan, eksploitasi laut menggunakan bahan peledak, penambangan batu bara dan minyak yang merusak ekosistem lingkungan.
Pendekatan dengan konsep israf dalam pengelolaan lingkungan dapat kita ambil tindakan seperti; penggunaan air secukupnya, eksploitasi laut menggunakan alat-alat yang tidak merusak lingkungan, mengurangi limbah produksi dan mendaur ulang barang, dan menggunakan mobil listrik sebagai bentuk pengurangan polusi udara.
3.Pengelolaan Sumber Daya Alam secara Bijaksana dan Berkelanjutan
Kedudukan manusia sebagai khalifah tidak serta merta memiliki kebabasan dalam eksploitasi sumber daya alam, dan tidak memiliki hak mutlak atas alam. Pada dasarnya tugas dari khalifah itu sendiri sebagai pemegang amanah dari Allah. Tanggung jawab ini meliputi aspek dan cara pengelolaan alam yang baik nan sesuai denga napa yang telah diperintahkan Allah dalam Al qu'an. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara alam dan menjalin hubungan yang harmoni antar keduanya sehingga kesenjangan dan keberlanjutan ekosistem alam dapat dirasakan oleh generasi-generasi setelahnya. Konsep ini mencakup dua hal penting yaitu :
a.Pemanfaatan Sumber Daya Alam secukupnya.
Agama islam mengajarkan pentingnya pemanfaatan sumber daya alam sesuai kebutuhan tanpa merugikan pihak lain atau alam. Hal ini mencegah eksploitasi alam secara berlebihan sehingga dapat merusak ekosistem. Tujuanya agar tercipta pola kehidupan yang seimbang, dan menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dan alam.
b.Keutamaan Restorasi Lingkungan.
Landasan dasar dalam ekploitasi alam ialah moral dan etika terhadap alam. Banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari tindakan manusia dalam eksplitasi alam secara berlebihan. Hal ini menjadi tanggungan manusia sebagai khalifah di bumi untuk merestorasi dan menjaga sebagai bagian dari tanggung jawab moral manusia. Langkah dari restorasi alam seperti, raboisasi hutan akibat penebangan pohon, menghindari pembakaran hutan untuk pembukaan lahan, memperbaiki lahan yang rusak dampak dari aktivitas manusia.
4.Relevansi dengan Tantangan Modern
Konsep-konsep yang telah diajarkan islam seperti, konsep keseimbangan, larangan pemborosan dan ekslopitasi alam sesuai kebutuhan memiliki relevansi dengan keadaan pada era global saat ini. Hal ini dapat menjadi langkah atau solusi yang bisa diambil untuk menghadapi krisis ekologi saat ini. Praktik dari konsep-konsep yang diajarkan islam dapat kita ambil seperti, efisiensi dalam pengelolaan limbah, konservasi habitat hayati, dan promosi untuk menyadarkan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Nilai-nilai ini memberikan jalan untuk menjalin hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam, tidak hanya sebatas eksploitasi alam guna memenuhi kebutuhan, melainkan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem yang ada. Pada dasarnya lagkah yang diambil untuk menjaga kelestarian lingkungan menjadi pelajaran bagi manusia guna menanamkan moral dan etika dalam berhubungan dengan alam.
C. Kemajuan Ilmiah sebagai Pendukung Pelestarian Ekosistem
Kemajuan teknologi menjadi peran yang signifikan dalam mengatasi krisis ekologi yang terjadi. Perkembangan dari ilmu pengetahuan menghasilkan banyak inovasi yang relevan untuk mengatasi permasalahan, namun hal ini memerlukan pendekatan yang lebih bijak dalam implementasinya sehingga tidak meninggalkan aspek ekonomi, social, dan moral.
1.Penggunaan Teknologi yang Mutakhir
Kemajuan teknologi menghasilkan banyaknya inovasi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalah yang semakin kompleks. Hasil dari perkembangan teknologi seperti, turbin angin, panel surya dan mobil listrik bisa menjadi solusi yang dapat mengurangi pemakaian energi yang berbahan bakar minyak sehingga dapat mengurangi polusi udara. Ada beberapa manfaat dari penggunaan teknologi yang mutakhir seperti; mengurangi emisi karbon, sumber energi berkelanjutan, efisiensi energi.
2.Pembaruan System Pertanian.
Perkembangan teknologi pertanian berdampak pada efisiensi guna mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat. Selain memberiakan dampak yang efisien dalam pertanian, perkembangan teknologi dalam pertanian juga memberikan dampat keberlanjutan dan melindungi ekosistem alam. Beberapa dampak positif yang dihasilkan dari perkembangan perkembangan teknologi seperti, penggunaan teknologi cerdas. pengelolaan tanah yang berkelanjutan, pelestarian habibat hayati.
3.Keutamaan Landasan Moral dan Etika untuk Sains Modern
Dalam implementasi hasil perkembangan teknologi yang ada, pendekatan ini diharuskan memiliki landasan etika dan moral. Hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa inovasi yang lahir dapat maksimal. Selain itu, keberlanjutan ekosistem alam menjadi perhatian khusus yang tidak boleh ditinggalkan guna memberikan efisiensi dan peningkatan probabilitas.
D. Integrasi Islam dan Sains Modern dalam Mengatasi Krisis Ekologi
Integrasi nilai-nilai islam dan sains memberikan solusi yang komperhensif dalam mengadapi krisis ekologi global. Pendekatan ini meliputi moral, spiritual, teknis yang saling melengkaspi satu sama lain. Pandangan tentang alam dari kacamata islam memberikan pehaman bahwasanya alam merupakan sebuah amanah yang harus dijaga dan dilestarikan. Nilai-nilai yang telah diajarkan islam dapat diimplementasikan dalam pengembangan teknologi dan kebijakan lingkungan. Hal ini tidak hanya menciptakan solusi yang efektif secara teknis tetapi juga sesuai dengan moral dan etika dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Berikut beberapa tindakan yang dapat diambil sebagai bentuk integrasi islam dan sains modern:
1.Pengelolaan Air
Dalam ajaran islam, air memiliki nilai penting, seringkali dikaitkan dengan sumber kehidupan dan symbol kesucian. Dalam Al qur'an dijelaskan bahwa air menjadi nikmat yang harus dijaga. Pengelolaan air secara efisien menjadi tindakan yang mencerminkan sikap yang bijaksana dalam menunaikan amanah sebagai khalifah. Sains modern memberikan solusi yang efisien dan praktis untuk menjaga ketersediaan air di bumi. Teknologi seperti system irigasi tetes, atau system daur ulang air dapat mengoptimalkan penggunaan air terutama di daerah yang rentan terhadap kekeringan, pengintegrasian islam dan sains tidak hanya memberikan solusi yang efektif untuk menajaga ketersediaan air akan tetapi juga mencerminkan sikap sebagai seorang muslim untuk menjaga apa yang telah diamanahkan oleh Allah kepadanya sebagai bentuk ketaatan sebagai hamba.
2.Reboisasi
Penanaman pohon sebagai bagian dari program reboisasi merupakan praktik yang selaras dengan nilai-nilai Islam. Dalam Islam, amal jariyah atau amal yang pahalanya terus mengalir, seperti menanam pohon yang memberikan manfaat bagi makhluk hidup, sangat dianjurkan. Dengan melibatkan masyarakat melalui program berbasis komunitas, reboisasi dapat dilakukan secara kolektif. Teknologi modern seperti drone penanaman pohon dan teknik pemulihan lahan yang terdegradasi dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas program ini. Integrasi antara teknologi dan nilai-nilai spiritual dapat memotivasi partisipasi masyarakat secara luas, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
3.Penanaman Kesadaran Menjaga Lingkungan
Pendidikan berperan penting dalam menciptakan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pendidikan lingkungan dapat memperkuat pemahaman moral dan spiritual peserta didik. Sebagai contoh, konsep khalifah (pemimpin) dalam Islam dapat diajarkan sebagai tanggung jawab individu untuk menjaga bumi. Di sisi lain, pendekatan sains modern dapat menyediakan pengetahuan ilmiah tentang ekosistem, perubahan iklim, dan teknik pelestarian lingkungan. Kombinasi ini dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya memahami pentingnya menjaga lingkungan secara ilmiah tetapi juga memiliki dorongan moral untuk bertindak.
Kesimpulan
Integrasi nilai-nilai Islam dan sains modern merupakan langkah strategis dalam menghadapi krisis ekologi global. Islam menyediakan prinsip moral yang kuat, seperti menjaga keseimbangan, menghindari pemborosan, dan memanfaatkan sumber daya secara bijaksana, yang menjadi panduan dalam melindungi alam. Sains modern, dengan berbagai inovasinya, menawarkan solusi praktis yang dapat diterapkan untuk pelestarian lingkungan, seperti teknologi energi terbarukan dan metode pertanian berkelanjutan. Penggabungan kedua pendekatan ini menghasilkan solusi yang tidak hanya efektif secara teknis tetapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan spiritual. Dengan mempraktikkan integrasi ini, manusia dapat berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Daftar pustaka
Al qur'an dan Terjemahnya
Mahrus. (2024). Integrasi Nilai-Nilai Islam dengan Kesadaran Ekologis.
Nurdiana. (2024). Perspektif Integrasi Agama dan Sains dalam Mengatasi Krisis Ekologi. IAIN Mataram
Integrasi Islam, Sains dan Level Integrasi. (2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H