Mohon tunggu...
Iqbal SaefulFadly
Iqbal SaefulFadly Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Suka menulis, motivator.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Integrasi Nilai Islam dan Sains Modern Untuk Menjaga Keseimbangan Ekologi

23 Desember 2024   04:12 Diperbarui: 23 Desember 2024   04:19 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Integrasi Nilai Islam Dan Sains Modern Untuk Menjaga Keseimbangan Ekologi

                                                                                                                               
Iqbal Saeful Fadly

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
                                                         
Abstrak
Krisis ekologi global seperti perubahan iklim, degradasi hutan, dan polusi telah menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan kehidupan manusia dan ekosistem. Masalah ini memerlukan pendekatan holistik yang tidak hanya berbasis pada teknologi tetapi juga dilandasi nilai-nilai moral dan spiritual. Islam sebagai agama yang komprehensif menawarkan panduan etis, seperti konsep keseimbangan (mizan), larangan pemborosan (israf), dan tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, yang relevan dalam pelestarian lingkungan. Di sisi lain, sains modern menyediakan inovasi teknologi seperti energi terbarukan, sistem irigasi hemat air, dan reboisasi yang mendukung keberlanjutan ekosistem. Artikel ini membahas integrasi nilai-nilai Islam dan sains modern sebagai upaya kolektif untuk mengatasi krisis ekologi global. Pendekatan ini tidak hanya menawarkan solusi teknis tetapi juga memperkuat landasan moral untuk menjaga hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan.

 Abstract
Global ecological crises such as climate change, forest degradation, and pollution have become serious threats to the sustainability of human life and ecosystems. This problem requires a holistic approach that is not only based on technology but also based on moral and spiritual values. Islam as a comprehensive religion offers ethical guidance, such as the concept of balance (mizan), prohibition of waste (israf), and responsibility as a caliph on earth, which are relevant in environmental conservation. On the other hand, modern science provides technological innovations such as renewable energy, water-saving irrigation systems, and reforestation that support ecosystem sustainability. This article discusses the integration of Islamic values and modern science as a collective effort to overcome the global ecological crisis. This approach not only offers technical solutions but also strengthens the moral foundation for maintaining a harmonious relationship between humans and the environment.

Keywords : Islam and sciens, ecological crisis

Pendahuluan
Krisis ekologi yang terjadi di era global menjadi momok yang menakutkan bagi masyrakat. Peristiwa perubahan iklim, degradasi hutan, dan polusi udara berdampak negative terhadap kesenjangan social, politik, ekonomi dan kesehatan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya krisis ekologi diantaranya, cepatnya pertambahan populasi penduduk, perkembangan sains dan teknologi. Padatnya populasi penduduk mengakibatkan berkurangnya ketersediaan lahan untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup manusia, sementara lahan yang ada bersifat psaif atau tidak bertambah. Pendidikan agama menjadi salah satu jalan efektif yang bisa diambil, karena dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem alam guna keberlanjutan kehidupan. Manusia dan alam hidup berdampingan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan, terdpat hubungan spiritual yang mengikat keduanya.
Kesadaran ekologis merujuk kepada pemahaman dan perhatian khusus terhadap cara berinteraksi dengan lingkugan, kondisi lingkungan serta hubungan yang terjalin antara alam dan manusia. Kesadaran akan pentingnya menjaga alam memiliki peran penting guna keberlanjutan ekosistem alam. Pendidikan yang mengintegrasikan pemahaman agama dan sains mengajarkan akan pentingnya mengenal kondisi lingkungan dan isu-isu yang terjadi sehingga manusia dapat menjaga dan melestarikan alam.
Dalam ajaran islam, posisi manusia bukan hanya sekedar makhlu hidup yang tinggal di bumi. Manusia diamanahi sebagai khalifah di bumi (khalifah fil ardh) pada hakikatnya memiliki tugas atau amanah yang lebih untuk menjaga keberlanjutan ekosistem alam. Nilai ajaran islam menekankan akan pentingnya keseimbangan (mizan), tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, serta moral dan etika dalam berinteraksi dengan alam untuk menghindari ketamakan atau pemborosan (isrof). Nilai-nilai ini menjadi landasar dasar etis yang kuat untuk menanggulangi krisis ekologi yang terjadi pada era global. Artikel ini bertujuan untuk meneliti nilai-nilai integrasi islam dan sains modern sebagai upaya kolektif dalam menangani krisis ekologi global.

Metode Penelitian
Penelitian ini mengguanakan pendekatan kualitatif-deskriptif untuk mengeksplore integrasi nilai-nilai ajaran islam dengan sains modern dalam konteks pelestarian lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk menganalisa secara mendalam prinsip-prinsip islam terkait lingkungan, kontribusi sains modern, serta potensi sinergi keduanya dalam mengatasi krisis ekologi global.

Pembahasan
A.Integrasi Islam dan Sains
Integrasi antara nilai-nilai islam dan sains telah menjadi perbincangan hangat ilmuan-ilmuan terdahulu. Awal mulanya hal ini hanya menjadi wacana belaka yang tak pernah terlaksana, akan tetapi dengan kemajuan teknologi yang ada di dunia barat memicu perbincangan bagi ilmuan-ilamuan muslim. Banyak pertanyaa muncul seputar sains dan agama, pertanyaan-pertanyaan ini memicu banyak perdebatan dan diskusi di kalangan ilmuan muslim. Kekhawatiran mulai muncul diiringi dengan bertambahnya pertanyaan-pertanyaan yang meragukan tentang relasi antara agama islam dan sains, "apakah bisa Islam dipisahkan dari sains?" pertanyaan ini memicu banyaknya pendapat yang ambigu dan bertambahnya kekhawatiran di kalangan ilmuan. Secara sepintas, unifikasi dan konfirmasi antara sains modern dan dogma agama-agama nampaknya tidak mungkin dilakukan mengingat kedua domain tersebut berbeda secara dimentral. Dari sudut pandang ontologis, sains memandang realitas sebagai sesuatu yang bersifat empiris, kualitatif, dan verifikatif. Sementara itu agama, memandang realitas sebagai sesuatu yang metafisis, intuitif, dan spekulatif. Mempertemukan dua sudut pandang di dalam suatu kajian ilmiah berarti sekaligus meposisikan realitas konkrit dan abstrak pada satu wilayah yang sama.
Pada hakikatnya, agama dan sains menjalin hubungan yang erat dan tidak dapat terpisahkan. Relasi antara nilai-nilai islam dan sains berada dalam pola yang tidak sederhana. Banyak hal yang melatar belakangi berbagai peristiwa alam yang terjadi dan tidak dapat dijelaskan dari kacamata sains. Hal-hal seperti ini yang membentuk pola relasi antara islam dan sains. Selain itu banyaknya spektrum yang luas dalam pendangan relasi agama dan sains seperti ekstrim konflik dan peleburan total. Oleh karenanya dalam islam sendiri, para ilmuan tidak menemukan kesulitan menghubungkan alam (sains) dan tuhan, selain disebabkan oleh adanya Al qu'an para ilmuan juga menggap bahwa poros utama sains modern tidak sedikit yang diwariskan oleh islam.

B. Prinsip Islam dalam Pelestarian Lingkungan
Agama islam menempatkan kedudukan manusia di tempat yang tidak biasa, bukan hanya sekedar makhluk hidup melainkan sebagai khalifah di bumi (khalifah fil ardh) tidak hanya membawa kehormatan tetapi bertanggung jawab besar untuk menjaga dan melestarikan keseimbangan alam. Hal ini dijelaskan dalam Al qur'an pada beberapa surah:

1.Surah Al-Baqarah ayat 30
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi ; Mereka berkata,'Apakah Engkau hendak menjadikan di sana orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, sementara kami bertasbih  memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?' Allah berfirman,'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'"

2.Surah Sad ayat 26
"Wahai Daud sesungguhnya Kami menjadikan (sebagai) khalifah di bumi. Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan."

3.Surah Al-An'am ayat 165
"Dan Dialah yang menjadikan kamu khlifah-khalifah di bumi dan Dia meninggikan sabagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksaany-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat-ayat diatas menjelaskan tentang kedudukan manusia sebagai khalifah di bumi yang memiliki tugas untuk menjaga dan melestarikan alam sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Konteks yang terkandung di dalam Al qur'an dan hadis memberikan landasan akan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Berikut beberapa konesp yang diajarkan dalam Al qur'an untuk menjaga dan melestarikan alam:

1.Konsep Mizan (Keseimbangan)
Konsep mizan atau keseimbangan adalah prinsip dasar yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga hubungan antara manusia dan alam sehingga dapat tmenciptakan hubungan yang harmoni antara keduanya. Hal ini dijelaskan dalam Al qur'an pada surah Ar Rahman ayat 7-9 yamg berbun

"Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan. Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan tegakkan keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun