Mohon tunggu...
Fadlun Duifa
Fadlun Duifa Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMA Negeri 1 Torjun

Seoarang Teacherprenuer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahagia Bergerak Bersama CGP Angkatan 10 Kab Sampang

21 Oktober 2024   08:10 Diperbarui: 21 Oktober 2024   08:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perjalanan membahagiakan dan menantang menjadi Pengajar Peraktik Angkatan 10 Pendidikan Calon Guru Penggerak Kab Sampang

Fadlun Duifa, S.Pd, M.Pd, adalah seorang guru bersertifikasi  yang mengajar di SMAN 1 Torjun, dan memiliki pengalaman mengajar selama lebih dari 20 tahun. Sebagai Guru Penggerak Angkatan VI, ia berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi pendidikan di lingkungan sekolah. Pada tahun ini, Fadlun juga menjadi Pengajar Praktik Angkatan 10, di mana ia membimbing guru-guru lain dalam implementasi Program Guru Penggerak.Selain kiprahnya di sekolah, Fadlun juga aktif di berbagai organisasi profesi. Ia adalah Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Sampang sejak 2023, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah Kabupaten Sampang sejak 2024, serta Pengurus Wilayah Jawa Timur Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Provinsi Jawa Timur. Dalam perannya, ia berkontribusi          aktif     dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan di wilayahnya. Sebagai seorang penulis, Fadlun telah menerbitkan beberapa karya penting. Di antaranya adalah buku "Asyiknya Mengajar: Menguak 8 Trik Mengajar Asyik dan Menyenangkan" serta "Asal Usul dan Sejarah Orang Madura: Kajian Arkeologi-Sejarah". Melalui pengalaman dan dedikasinya, Fadlun terus berinovasi dalam dunia pendidikan, baik sebagai pengajar, pembimbing, maupun penulis, dengan fokus pada menciptakan generasi yang berkompeten dan berkarakter.

Perjalanan Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 Kabupaten Sampang : Pengalaman Sebagai Pengajar Praktik di Kelas 186 B.

Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah sebuah program yang dirancang untuk mengembangkan pengalaman pembelajaran guru dengan tujuan menghasilkan pemimpin pembelajaran yang mampu menggerakkan ekosistem pendidikan di sekolah dan di wilayahnya. Program ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Salah satu komponen penting dari PGP adalah adanya Pengajar Praktik (PP), yang bertindak sebagai pembimbing dan pendamping bagi Calon Guru Penggerak (CGP). Sebagai Pengajar Praktik di Angkatan 10     Kabupaten     Sampang,     saya ditempatkan di kelas 186B bersama dengan beberapa CGP yang terdiri dari  Jamaluddin,  Milahatin  Arie, Denok Setyowati, Jumhari, R. Hendrik Sutopo,    dan    Nur    Ita    Wahyuni. Pengalaman mengikuti   program ini memberikan wawasan yang luar biasa tentang bagaimana peran guru dapat berkembang  dari  seorang  pengajar biasa menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu membawa perubahan positif dalam pendidikan. Artikel      ini      akan      menceritakan perjalanan  saya  sebagai  Pengajar Praktik di PGP Angkatan 10, mulai dari  Lokakarya   Orientasi hingga Pendampingan Individu (PI) terakhir, serta produk-produk dan pemahaman bermakna   yang   dihasilkan   selama perjalanan tersebut.

Dimulai dengan Lokakarya Orientasi adalah langkah awal yang sangat penting dalam program Pendidikan Guru Penggerak. Pada fase ini, semua CGP, termasuk saya sebagai Pengajar Praktik, diberikan pemahaman mendalam mengenai tujuan, struktur, dan peran masing- masing pihak dalam program ini. Salah satu target dari lokakarya ini adalah memberikan pemahaman bermakna tentang bagaimana proses belajar di Pendidikan Guru Penggerak merupakan       perjalanan pengembangan kompetensi yang melibatkan seluruh ekosistem sekolah.

Beberapa produk yang dihasilkan dari lokakarya orientasi ini antara lain:

  • Kesepakatan Peran CGP dan Kepala Sekolah: Kesepakatan ini penting untuk memastikan bahwa kepala sekolah mendukung CGP dalam menjalani program, serta mendukung perubahan yang dilakukan CGP di sekolah.
  • Peta Posisi Diri CGP: CGP melakukan refleksi awal tentang kompetensi diri mereka. Ini membantu CGP dan Pengajar Praktik untuk mengetahui area pengembangan yang perlu ditingkatkan selama program berlangsung.
  • Rencana Pengembangan Kompetensi CGP: Berdasarkan peta posisi diri, CGP bersama dengan Pengajar Praktik menyusun               rencana pengembangan kompetensi yang spesifik dan terukur.

Lokakarya 1: Komunitas Praktisi dan Pemimpin Pembelajaran

Lokakarya pertama dalam PGP ini berfokus pada pengembangan komunitas praktisi sebagai wadah untuk meningkatkan kompetensi pemimpin pembelajaran. Pemahaman bermakna yang dihasilkan dari lokakarya ini adalah bahwa CGP harus mampu menggerakkan komunitas di sekolah dan lingkungan sekitar untuk mendukung program- program pembelajaran yang berpihak pada murid.

Salah satu produk utama yang dihasilkan dari lokakarya ini adalah pemetaan komunitas praktisi yang sudah ada di sekolah. CGP didorong untuk mengidentifikasi komunitas- komunitas yang dapat diajak bekerja sama untuk mengoptimalkan peran mereka sebagai guru penggerak. Komunitas ini tidak hanya terbatas pada guru, tetapi juga melibatkan orang tua, murid, dan masyarakat sekitar.

Lokakarya 2-6: Pengembangan Program Sekolah yang Berpihak pada Murid

Serangkaian lokakarya berikutnya, dari Lokakarya 2 hingga Lokakarya 6, berfokus pada pengembangan program-program sekolah yang berpihak pada murid. CGP didorong untuk  merancang  dan mengimplementasikan  prakarsa perubahan di sekolah masing-masing. Pemahaman bermakna yang dihasilkan dari lokakarya ini adalah bahwa program yang berpihak pada murid harus melibatkan seluruh warga sekolah dan didasarkan pada pengembangan  diri  yang berkelanjutan. Salah satu model yang digunakan dalam merancang program ini adalah metode BAGJA, yang merupakan singkatan dari Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi. Pada tahapan Lokakarya 6, CGP diminta untuk merancang            rencana     kerja pengembangan program sekolah dengan fokus pada tahapan J (Jabarkan Rencana) dan A (Atur Eksekusi).

Pendampingan       Individu         1-6: Menggali Potensi dan Refleksi Diri

Pendampingan Individu (PI) merupakan salah satu komponen penting dalam Pendidikan Guru Penggerak, di mana Pengajar Praktik memberikan bimbingan secara lebih personal kepada CGP. Dalam perjalanan PI ini, ada beberapa tema penting yang dibahas, mulai dari refleksi awal kompetensi hingga analisis hasil umpan balik dari rekan kerja, siswa, dan kepala sekolah.

Pendampingan Individu 1: Refleksi Awal Kompetensi Guru Penggerak

Pendampingan pertama ini bertujuan untuk membantu CGP melakukan refleksi awal terhadap kompetensi mereka sebagai guru penggerak. Fokus pendampingan adalah diskusi tantangan belaja, serta refleksi tentang bagaimana prinsip-prinsip pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diterapkan dalam kelas. Salah satu produk yang dihasilkan dari pendampingan ini adalah peta posisi diri CGP dan rencana pengembangan kompetensi diri mereka.

Pendampingan   Individu    2-5:Diskusi dan Pembuatan Portofolio

Pendampingan Individu berikutnya berfokus pada pembuatan portofolio CGP yang menggambarkan perjalanan mereka selama mengikuti program. Diskusi pembuatan kerangka portofolio melibatkan pengkajian ulang tentang bagaimana perubahan-perubahan yang dilakukan di kelas telah memberikan dampak terhadap murid. Selain itu, Pengajar Praktik bersama CGP membahas tentang rencana tindak lanjut pengembangan diri mereka dalam kompetensi guru penggerak.

Pendampingan Individu 6: Refleksi Hasil Umpan Balik Kompetensi Guru Penggerak

Pendampingan Individu ke-6 adalah pendampingan terakhir dalam siklus PGP ini. Pada tahap ini, CGP diminta untuk mengisi dan mempelajari hasil umpan balik dari rekan guru, siswa, kepala sekolah, dan diri sendiri. Umpan balik ini sangat penting untuk membantu CGP memahami bagaimana kinerja dan peran mereka dipersepsikan oleh orang lain di lingkungan sekolah.

Melalui berbagai lokakarya dan pendampingan individu, saya dapat melihat bagaimana CGP berkembang dari seorang guru biasa menjadi pemimpin yang mampu membawa perubahan positif di sekolah mereka. Program ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya pelibatan seluruh warga sekolah dalam mengembangkan program yang berpihak pada murid, serta pentingnya refleksi dan umpan balik dalam proses pengembangan diri.

Pendidikan Guru Penggerak adalah langkah penting dalam mempersiapkan guru-guru Indonesia menjadi pemimpin pembelajaran yang berkualitas. Dengan adanya program ini, diharapkan para guru penggerak dapat menjadi agen perubahan yang mampu menggerakkan ekosistem pendidikan menuju arah yang lebih baik, sesuai dengan semangat Merdeka Belajar.

Sebagai Pengajar Praktik, saya merasa terhormat dapat mendampingi para CGP dalam perjalanan mereka. Pengalaman ini tidak hanya memberikan pemahaman baru tentang pendidikan, tetapi juga menginspirasi saya untuk terus belajar dan mengembangkan diri dalam mendukung transformasi pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun