A.Latar Belakang
Kemajuan teknologi tidak selama membawa dampak postif, didalamnya ada mutan budaya dari luar yang menyebabkan murid kita terkaget- kaget dengan budaya tersebut, yang kemudian berdampak pada perubahan sikap yang menabrak nilai – nilai kebaikan universal.
Kemudian apa korelasinya terhadap sikap murid kita ketika berada dikelas, hal ini yang memicu terjadinya sikap – sikap seperti mudah tersinggung, tidak suka di beri nasehat, suka menyendiri, suka membentak, berkata – kata tidak sopan, mudah tersulut emosi dan suka tercenung, bahkan sering terlambat baik masuk kelas atau mengumpulkan tugas.
Berdasarkan hal tersebut diatas dibutuhkan budaya postif yang mampu mengcounter budaya negative dari luar,budaya positif dengan karakter yang kuat sesuai dengan karakter profil pelajar Pancasila. Namun pada implemetasinya dalam penerapan budaya positif dibutuhkan dukungan seperti lingkungan yang aman dan nyaman agar murid mampu berfikir dan bertindak secara positif yang mencerminkan kemerdekaan berfikir yang mandiri dan bertanggungjawab.
Dukungan yang lain adalah motivasi intertanal dari para murid, hal yang bisa dialakukan oleh para guru untuk menumbuhkan motovasi internal dibutuhkan pemahaman dan penerapan posisi kontrol yang dilakukan oleh para guru sampai pada posisi manajer, sehingga para guru mampu menciptakan murid – murid yang memiliki disiplin diri yang berorientasi pada nilai – nilai kebaikan universal dengan dorongan motivasi internal murid sendiri. Disiplin ini yang nantinya menumbuhkan tanggungjawab terhadap apa yang murid perbuat.
Kemudian hal apa yang kita lakukan untuk menumbuhkan kedisiplinan pada murid salah satunya dengan menumbuhkan budaya postif yakni keyakinan kelas, dengan keyakinan kelas diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan murid. Yakni disiplin diri yang muncul dari dalam diri (motivasi intrinsik). Bukan paksaan dalam bentuk aturan dan sanksi. Motivasi intrinsik muncul karena adanya suatu keyakinan terhadap suatu nilai.( https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2022/06/04/penerapan-budaya-positif-siswa-melalui-keyakinan-)
B.Tujuan
a.Menumbuhkan dan membiasakan budaya positif dengan keyakinan kelas
b.Dari budaya positif tersebut dapat menumbuhkan kedisiplinan yang bersumber dari dalam diri yakni motivasi intrinsik dan nilai – nilai kebajikan
c.Setelah kedisplinan menjadi karakter bagi murid maka akan terbentuk murid yang merdeka yang mampu bertanggung jawab saat disekolah dan di masyarakat
C.Tolok Ukur Keberhasilan
a.Terbentuknya keyakinan kelas disetiap kelas
b.Terbangunnya konsistensi dan persistensi dalam menjalankan keyakinan kelas
c.Sekolah mengintruksikan kepada wali kelas untuk membuat keyakinan kelas
D.Linimasa Yang Dilakukan
a.Pekan Pertama
a)Membuat perencanaan aksi nyata yang kemudian mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan kepada kepala sekolah dan  wakil kepala sekolah
b)Dari hasil komunikasi dan konsultasi dengan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah maka dilakukanlah revisi dari perencanaan tersebut
b.Pekan Kedua Dan Ketiga
a)Melakukan pengimbasan pemahamana dan rencana aksi terhadap rekan sejawa dan wali kelas.
b)Membantu para wali kelas dan teman sejawat dalam membuat keyakinan kelas
c)Melakukan sharing berbagi praktik baik dalam membuat dan memparkatikkan keyakinan kelas
d)Mengawal penerapan keyakina kelas
e)Mendokumentasikan setiap kegiatan
c.Pekan Keempat
a)Melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan aksi nyata dalam rang implementasi budaya positif disekolah
b)Membuat laporan aksi nya kepada kepala sekolah
E.Hasil Aksi Nyata
a.Ada 10 Guru yang berhasil membuat Keyakikan Kelas
b.Ada 10 Wali kelas yang berhasil membuat keyakinan kelas
c.Mulai tumbuh budaya positif dari motivasi instriksik murid
F.Keberhasilan dan Kegagalan
a.Keberhasilan
Dengan terbentuknya 10 kelas yang dilakukan wali kelas dan 10 keyakian oleh guru maka menandakan aksi nyata tersebut membuahkan hasil
b.Kegagalan
Ada sekitar 14 kelas yang belum membuat keyakinan kelas dan 34 guru yang belum mebuat keyakinan kelas
G.Rencana Perbaikan
a.Melakukan pengimbasan tahap dua yang melibatkan semua guru
b.Membuat komitmen dengan guru dan wali kelas untuk membuat keyakinan kelas
c.Mendorong kepala sekolah untuk mengintruksikan semua wali kelas dan guru membuaat kesepakatan kelas