Mohon tunggu...
Fadlululfa Pratiwi
Fadlululfa Pratiwi Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Pascasarjana

makan dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Cabai Merah dan Cabai Rawit Naik

2 Desember 2022   08:00 Diperbarui: 2 Desember 2022   08:09 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Per Rabu, 9 November 2022 harga Cabai Merah dan Cabai Rawit kompak naik. Menurut Data Indonesia.id, harga cabai merah naik Rp 100/kg menjadi Rp 37.300//kg. Sedangkan Cabai rawit naik Rp 150/kg menjadi Rp 43.450/kg. Alasan harga cabai merah dan cabai rawit naik karena berkurangnya suplai dari produksi daerah.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa kenaikan harga dipicu oleh dinamika dalam sistem suplai. Sebab, ketersediaan stok dan kelancaran distribusinya ini memang kewenangan dari Pemerintah Daerah. Untuk mengaturnya, Kementerian Pertanian bersama dengan Kementerian Perdagangan perlu berkoordinasi agar distribusi dari daerah produksi menuju ke daerah suplai benar-benar terintervensi.

Hasil panen cabai secara nasional di seluruh Provinsi saat ini mengalami penurunan sekitar 7-10 persen dari tingkat rata-rata produksi bulanan. Penurunan panen cabai diindikasikan oleh rotasi tanaman dari menanam komoditas cabai ke komoditas padi lantaran pada periode Mei-Juni curah hujan di beberapa wilayah masih cukup tinggi. Hal ini diperkuat dengan data dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia bahwa 70 persen petani beralih ke komoditas lain.

Alasan naiknya harga cabai selain karena penurunan panen juga dipicu banyaknya tanaman cabai yang terserang. Akibatnya petani harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pupuk hingga obat-obatan agar cabai tidak terserang penyakit baik yang disebabkan oleh hama maupun jamur.

Maka dari itu, iklim memang tidak bisa diduga-duga. Perlu adanya upaya pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman cabai dengan cara melakukan penyemprotan hama penyakit pada sentra produksi Cabai di berbagai daerah. Memburuknya kondisi tanah karena penggunaan pupuk kimia menjadi alasan lain harga cabai merangkak naik.

Cabai yang tersendat bisa saja karena musim ataupun biaya transportasi naik. Memang ada beberapa daerah yang sudah panen, namun dalam pengirimannya masih terhambat. Kenaikan harga cabai juga disebabkan akibat permainan dari tengkulak. Sebab, banyak petani lebih memilih untuk menjual komoditas cabai ke tengulak daripada pasar induk.

Indikasi pelaku tengkulak dalam pemasaran cabai ini bisa saja memainkan peran dalam harga cabai yang kian merangkak naik. Memang cabainya ada tapi sengaja dijual lagi dengan harga yang mahal.

Melihat harga cabai yang merangkak naik di lapangan, maka pemerintah perlu mengambil langkah agar bisa meredam gejolak harga. Berikut adalah beberapa opsi kebijakan yang bisa diambil:

Pertama, Kementan perlu memiliki database ketersediaan bahan pangan yang terpercaya.

Database kementan seringkali bias. Data Juni 2022 tercatat cabai masih mengalami surplus secara nasional namun kenaikan harga terjadi merata diseluruh propinsi.

Kedua, pemerintah harus berfikir komprehensif dalam urusan tata niaga cabai dan bahan pokok lainnya. Ini bukan persoalan pasokan semata, namun persoalan distribusi, perilaku para spekulan dan ketercukupa. persediaan nasional.

Indonesia membutuhkan Badan Pangan Nasional (BPN) yang lebih aktif. Saat ini BPN terkesan pasif, belum memadai melakukan pengawasan ketersediaan bahan pangan di pasar secara detail.

Ketiga, memberikan solusi jangka pendek melalu penyelenggaraan operasi pasar terbuka di lokasi yang harga cabai tidak terkendali dengan sumber pasokan cabai dari daerah pemasok yang diketahui memiliki surplus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun