Kita ngobrolnya santai aja ya masbro dan mbaksis. Kita ngomongin soal Reklamasi Teluk Jakarta yaa, bukan soal Pilgub DKI 2017 atau soal Korupsi Ahok di Reklamasi. Soalnya kalau mbahas soal Pilgub DKI 2017 banyak yang sensi sih. Hahahaa..
Gw ini bukan pendukung Ahok tetapi bukan juga Anti Ahok. 2 bulan terakhir Kompasiana menjadi ajang adu opini soal Ahok karena Admin menyediakan topic Pilgub DKI 2017. Terjadi perang antar pendukung. Gw nggak ikutan sebenarnya. Malah tulisan-tulisan gw lebih banyak cenderung menyarankan strategi apa yang harus digunakan Ahok untuk memenangkan Pilgub.
Tapi teman-teman gw yang pendukung Ahok ini memang gimana gitu loh. Sensi bingit. Ketika gw belain Ahok dari tuduhan tidak jantan oleh Megawati mereka diam saja. Ketika gw bilang Yusril akan kalah dari Ahok mereka diam juga (mungkin senyum-senyum dalam hati). Tetapi ketika gw bilang Ahok salah dalam memberikan izin reklamasi dan membahas apa alasan gw tidak dukung Ahok, mereka langsung ngambek. Malah ada yang ngancam, Awas loh kalau nulis Ahok lagi. Jiah ini apa-apan sebenarnya. Wkwkwkwk.
Gw nanggapinnya juga santai. Gw tau bahwa mereka pendukung fanatic Ahok seperti halnya fenomena pendukung PKS pada Pilpres 2014. Begitu fanatic dan siap menyerang siapa saja yang dianggap akan menggagalkan cita-citanya. Demokrasi orang baru belajar ya seperti itu. hehehe.
Gw sebenarnya orangnya Keras. Sangat keras bahkan. Seluruh penghuni Kompasiana mengenal gw sebagai Kompasianer Terverifikasi Merah. Itu berarti gw bisa menyerang siapapun (lewat tulisan) tanpa tedeng aling-aling. Tapi kelemahan gw adalah nggak bisa menghantam teman sendiri. Gw bisa menghantam siapapun yang diatas (Pemimpin/ DPR/Mentri/ Polisi/ KPK dll) tetapi gw nggak bakal bisa menyerang teman sendiri, pak RT dan tetangga-tetangga gw. Jadi ya gw banyak ngalahnya sama teman. Gw pan orangnya ramah, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung (bukan di toilet). Wkwkwkwk.
Yuk kita bahas soal Reklamasi. Tidak bahas Pilgub DKI 2017 yaa… tidak bahas Korupsi yaa. Catet,masbro.
SEPERTI APA MANFAAT REKLAMASI?
Masbro dan mbaksis pernah liat iklan Agung Podomoro tentang Pluit City? Iklan itu tayang di banyak tempat ekslusive seperti dalam penerbangan pesawat, apartemen-apartemen dan lainnya sejak tahun 2013.
Iklan itu menayangkan “Pemandangan Sebuah Surga”. Sebuah Pulau Tropis kecil yang diatasnya berdiri Taman-taman indah dengan pohon-pohon yang rimbun tertata rapih dimana ada jalan-jalan kecil mulus untuk bersepeda dan berolah raga. Di latar belakang berdiri belasan apartemen dan Hotel dengan fasilitas yang super mewah, ada lapangan golf, ada pertokoan ekslusive, restoran mewah dan lain-lain sebagainya. Dan di pantainya yang indah itu ada pelabuhan yang diisi puluhan kapal pesiar.
Itulah Surga yang mampu dibangun oleh Konglo Agung Podomoro grup. Yang menjadi pertanyaan kemudian Surga itu untuk siapa? Tentu untuk kita-kita juga kalau kita memang termasuk keluarga konglomerat, keluarga pejabat dan keluarga selebritis. Tapi kalau kita gembel ya kita nonton aja. Lumayan kan bisa nonton di tipi? Wkwkwwk. Kidding bro.
Jadi berbeda dengan banyak Reklamasi di daerah yang umumnya memanfaatkan tanah berawa untuk dijadikan Jalan Raya atau kawasan niaga dan lainnya, Reklamasi Teluk Jakarta memang direncanakan berbeda. Yang pertama untuk membuat SeaWall yang mampu membendung gerusan ombak laut yang selalu mengikis pantai Jakarta. Reklamasi juga direncanakan mampu mencegah menurunnya permukaan pantai Jakarta yang sudah terhitung turun 12 cm per tahunnya.