Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Lebih Efektif Mana, Kampanye Politik di TV atau Kampanye di Media Sosial?

21 Maret 2016   13:35 Diperbarui: 22 Maret 2016   16:04 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah kalau orang mengatakan nama Jokowi dibesarkan oleh Media Sosial. Yang benar adalah Jokowi dibesarkan oleh media mainstream mulai dari media cetak, media online hingga media TV.  Beragam media itu secara tidak sengaja membuat Personal Branding dari Jokowi  memuncak secara signifikan.

Sekali lagi gw bilang bukan Media Sosial yang pertama kali membesarkan nama Jokowi. Benar memang Jokowi selama 2 tahun itu selalu dibicarakan di Media Sosial sehingga membuat popularitasnya tinggi sekali. Yang perlu dilihat adalah Mengapa Jokowi selalu dibicarakan di Media Sosial. Ini poin terbesarnya.

Personal Branding Jokowi sudah Paten sejak menjadi Walikota Solo. Kepribadiannya yang sederhana dan prestasinya yang tinggi membuat para insan media jatuh hati. Mereka inilah yang pertama-tama dengan iklasnya memberitakan kabar-kabar tentang Jokowi. Jokowi menjadi Media Darling.

Kabar-kabar baik itu kemudian didengar masyarakat luas. Masyarakat juga mendengar penghargaan yang diterima Jokowi dari dunia Internasional. Dan mulailah sejak saat itu mereka selalu membicarakan Jokowi sampai akhirnya mereka mendaulat Jokowi untuk menjadi Presiden. Jadi sebelum menjadi Viral di Media Sosial, Personal Branding Jokowi sudah sangat kuat karena pemberitaan positif media mainstream.

Benar memang Metro TV sempat berkampanye  Capres Jokowi pada saat beberapa bulan sebelum Pilpres tetapi menurut gw hal itu tidak berdampak signifikan.  Masyarakat yang sudah cinta Jokowi sudah menentukan pilihannya pada waktu 6 bulan sebelum Pilpres 2014. Mereka sudah lama mempertimbangkannya sehingga Iklan Jokowi di TV hanya mempermanis /mempercantik  performance pasangan Jokowi-JK.

BENARKAH  MEDIA SOSIAL TIDAK PUNYA KEKUATAN POLITIK?

Jawaban dari pertanyaan itu adalah salah. Media sosial sangat bisa digunakan untuk mengiklankan Produk-produk maupun sekaligus menjadi ajang kampanye politik.  Hanya kembali lagi dengan pertanyaan, Kampanye Politik seperti  apa yang bisa laku di Media Sosial?

Gw mencatat beberapa poin yang menurut gw cukup berpengaruh dan tidak berpengaruh pada kampanye politik di Media Sosial. Kurang lebih seperti berikut :

1. Khusus untuk Jokowi, Jokowi menjadi Viral di Internet karena banyak netizen yang sangat tertarik pada Jokowi  setelah membaca/mendengar dari sumber berita berbagai media.  Semakin banyak orang yang membicarakan Jokowi membuat semakin banyak yang tadinya tidak mengenal Jokowi akhirnya tertarik dan mulai menyukai Jokowi. Poin disini adalah Testimoni Massal.

2. Menurut gw, kalau Pilpres 2014 diadakan pada Januari 2014 maka kemenangan Jokowi atas Prabowo jauh lebih tinggi dari yang terjadi di Juni 2015. Mengapa, karena pada periode Januari hingga Juni 2014 nama Jokowi sempat terdegradasi  oleh kampanye negatif di media-media sosial.

Poinnya disini adalah apa yang digunakan sebagai Isu di Media Sosial dan  Siapa yang melakukan Isu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun