Sengaja atau tidak sengaja, Ahok telah menantang semua Parpol kecuali Nasdem untuk bertarung dengan dirinya di Pilgub DKI 2017. Kondisi ini  berpotensi membuat Ahok akan menjadi Public Enemy. Ini akan berat sekali. Ini akan kompleks sekali  kontestasinya.
Berandai-andai Ahok bisa menang di Pilgub DKI 2017, ancaman selanjutnya tidak akan mereda. Â Ahok akan bertanding melawan DPRD DKI lagi. Sesempurnanya jalan Ahok memimpin Jakarta pasti akan ada celah yang bisa dimanfaatkan DPRD DKI untuk melengserkannya lewat Interpelasi, Angket dan lainnya.
Bagaimanapun juga Parpol adalah soko guru demokrasi. Sejak Indonesia belum merdeka yang menggerakan demokrasi kita adalah partai. Kita tidak mungkin berdemokrasi tanpa partai. Negara maju seperti Amerika dan lainnya juga masih memiliki partai sebagai unsur demokrasinya.
Siapapun orangnya, sehebat apapun orangnya untuk memimpin sebuah daerah membutuhkan dukungan politik yang memadai. Dalam hal ini adalah parpol. Apalagi ini propinsi utama Indonesia. Tempat kekuasaan berada dan tempat uang besar berputar.
Gw sebenarnya juga nggak suka dengan parpol-parpol yang ada saat ini. Tentu saja ketidak-sukaan gw sebenarnya pada elit-elitnya bukan pada parpolnya. Tujuan didirikan semua parpol adalah mulia. Jadi tidak bisa dipukul rata bahwa semua elit parpol brengsek. Banyak kader parpol yang bermoral, mementingkan rakyatnya dan berprestasi. Itulah yang membuat gw menyimpulkan ide deparpolisasi itu Ide yang tidak masuk akal.
GW PESIMIS AHOK BISA MENANG
Yang ditantang Ahok bukan hanya PDIP, masbro. Sebelumnya Ahok sudah berseberangan dengan Gerindra, PKS dan PPP. Â Ahok juga tidak akrab dengan Demokrat dan Golkar. Dan terakhir Ahok sepertinya menantang PDIP yang memenangkan Pemilu Legislatif DKI.
Yang terbaca kemudian, Pilgub DKI nanti PDIP akan menurunkan kader terbaiknya. Kemungkinan besar Wagub  Djarot yang diadu dengan Ahok. Bisa juga Ganjar Pranowo yang dihadirkan ke Jakarta bila memang PDIP sudah yakin Jateng tidak akan bermasalah bila ditinggal Ganjar.
Dari Gerindra dan PKS juga akan menurunkan Jagonya. Kemungkinan besar Yusril-Sandiaga. Kalau untuk Ahmad Dani, Adhyaksa Dault dan lainnya sepertinya tidak akan diajukan oleh Gerindra dan PKS sebagai partai yang memiliki massa terbanyak di DKI selain PDIP.
Bila kemudian terjadi 3 pasang Cagub yang bertanding dimana Ahok lewat independen sementara 2 pasangan lainnya lewat Parpol kemungkinan besar akan terjadi dua putaran. Sampai di sini dua lawan Ahok akan bersatu dan kemungkinan besar akan mampu mengalahkan Ahok. Ini perkiraan kasarnya. Secara detail tentu saja harus dihitung lagi.
BASIS KEKUATAN AHOK VS BASIS KEKUATAN PARPOL