[caption caption="Ridwan Risma Ahok. ©2015 Merdeka.com"][/caption]Sebagai pengamat politik dari gunung tentu gw nggak punya kepentingan ataupun punya urusan apa-apa dengan Konstestasi Pilgub DKI 2017. Gw nggak bakal dukung si A atau si B. Tetapi sebagai orang yang lahir di Jekardah (mulut bule), dan puluhan tahun tinggal di Jekardah (sebelum kena gusur), maka urusan Pilgub DKI ya jadi urusan gw juga dong. Hehehee..
Pemirsaa…! (tukul mode on).
Langsung to the point aja, supaya nggak capek baca analisa dibawah. Menurut gw, sebenarnya peluang Ahok memenangkan Pilgub DKI saat ini cukup besar yaitu sekitar 90%.
Loh kok besar amat dan nggak sesuai judul?, tanya masbro. Yaeyalah.. kan belum ada yang resmi mendaftarkan diri atau memastikan diri untuk maju menjadi Calon Gubernur DKI 2017. Kecuali sudah ada calon resmi lainnya seperti Kang Emil, bu Risma, Sandiago, dan lain-lainnya. Kalau ada 3 calon yang kuat tentu saja secara mudah bisa dikatakan peluang Ahok memenangkan Pilgub ini hanya 25%. Nggak usah protes. Namanya juga 4 calon sama kuat ya dibagi rata, masing-masing punya peluang angka sementara 25%. Heheheee…kidding…  Lanjottt… serius mode on.
SIAPA SAJA SEBENARNYA YANG BERAMBISI UNTUK MEMENANGKAN PILGUB DKI?
Pilgub DKI 2017 ini dipastikan akan seru. Dipastikan akan sangat ketat. Mengapa, karena sebenarnya banyak sekali pihak-pihak yang ingin menguasai Jakarta. Jakarta adalah kepala naga-Nya Indonesia. Jakarta adalah etalasenya Indonesia. Dan Jakarta adalah Tempat dimana Pusat Kekuasaan berada. Menguasai Jakarta itu bisa dianggap menguasai 60% Indonesia. Dan fakta terakhir yang sangat menginspirasi adalah Gubernur DKI ternyata bisa menjadi Presiden RI. Siapa yang nggak ingin kalau begitu?
Ingin tahu siapa saja pihak yang bernafsu mengusai Jakarta (menempatkan orangnya sebagai Gubernur DKI), cekidot yang di bawah ini:
1. PKS. Diantara partai-partai yang ada saat ini yang terbukti sangat bernafsu menguasai Jakarta adalah PKS. Belasan tahun PKS menahan ambisinya untuk menguasai Jakarta. Tahun 2007 sempat berpeluang dengan calonnya Adang Djorojatun (mantan Wakapolri) tetapi ditekuk oleh Fauzi Bowo. Kemudian tahun 2012 makin bernafsu lagi. Bahkan menurunkan kader terbaiknya yang pernah jadi Ketua MPR dan Presidan Partai. Tetapi akhirnya dipecundangi oleh Jokowi. Sejak saat itulah Dendam PKS kepada Jokowi membara dan berlangsung 7 turunan dan 8 belokan. Heheheee.
2. GERINDRA. Partai om gw ini (om Prabowo) memang sudah mentarget akan menguasai Jakarta sejak tahun 2010. Bahkan om gw yang ganteng, om Prabowo ini malah sudah mencari calon-calon hebat hingga menyebrang ke partai lain. Prabowo akhirnya bertemu Jokowi yang merupakan kader PDIP. Prabowo juga bertemu Ahok yang sedang mencari jalan politik. Akhirnya Ahok ditarik masuk Gerindra untuk diduetkan dengan Jokowi dari PDIP. Pada tahun 2010-2011 itu hubungan antara Prabowo dan Megawati sangat dekat. Mereka pernah bersama-sama berjibaku melawan SBY, meskipun kalah.
Sayangnya kemudian Ahok kabur dari Gerindra setelah sebelumnya sukses mendekati (menempel ketat) orang nomor 1 di Indonesia, Jokowi. Alasannya waktu itu karena tidak setuju bahwa Gerindra menginginkan Pilkada Tak Langsung. Tetapi yang jelas dengan keluarnya Ahok dari Gerindra membuat partai Gerindra secara umum sakit hati pada Ahok. Gerindra punya target untuk menjungkalkan Ahok pada Pilgub 2017, catet masbro.
3. PDIP. Sebelum tahun 2012 PDIP tidak jauh berbeda dengan PKS yang berharap bisa menguasai Jakarta. PDIP dalam posisi oposisi untuk pemerintahan SBY punya tekat kuat untuk menguasai Jakarta. Dan PDIP melakukan gambling dengan menyorong Walikota Solo yang sudah dikenal public. Berhasil. Sangat berhasil bahkan. Walikota kurus ceking itu ternyata mampu menghancurkan koalisi gemuk yang mendukung Fauzi Bowo. Dan setelah menjadi Gubernur DKI ternyata popularitas Jokowi meroket dan memiliki elektabilitas sebagai Capres 2014. Berbekal pengalaman itu tentu PDIP akan mempertahankan posisi Gubernur DKI sebagai miliknya.