Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terobosan Hebat Unpad, Biaya Kuliah Kedokteran Gratis Mulai 2016

29 Januari 2016   14:48 Diperbarui: 29 Januari 2016   15:33 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar 10 sampai 20 tahun yang lalu kalau ada anak-anak kecil yang ditanya oleh kerabatnya atau tetangganya, mau jadi apa nanti kalau sudah besar pasti jawabannya mau jadi Dokter atau mau jadi Insinyur.  Idiom ini sangat melekat di masyarakat, bahkan ada lagu anak-anak dengan tema tersebut.

Menjadi Dokter adalah Cita-cita yang hebat. Dokter adalah profesi mulia yang sangat dihargai masyarakat luas. Banyak orang tua yang bercerita tentang hebatnya profesi ini dan memotivasi anaknya untuk bisa menggapainya.  Dokter itu identic dengan orang pintar, identic dengan baju putih bersih yang elegan dan berwibawa, dan identic  juga dengan  ilmu luhurnya  yang mampu membantu orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongannya.

Dengan kondisi masyarakat seperti  itu bisa dikatakan,  mungkin ratusan ribu hingga Jutaan anak Indonesia   pernah bermimpi  untuk menjadi Dokter.  Tetapi apa daya yang namanya Kuliah Kedokteran itu sangat mahal.  Mungkin yang Termahal  bila dibanding  dari semua jurusan/ fakultas yang ada di perguruan tinggi kita. Apalagi bila kuliahnya di perguruan tinggi swasta. Kalau tidak salah untuk saat ini total biaya  kuliah Kedokteran di Universitas swasta sudah mencapai ratusan juta rupiah.  Itu baru biaya kulaih belum lagi biaya Kost ataupun biaya transportasi  para mahasiswa dan lainnya.

Saat ini hanya orang-orang tertentu saja yang mampu membiayai kuliah kedokteran untuk anaknya.  Hanya orang-orang yang betul-betul mampu saja yang bisa menyekolahkan anaknya untuk menjadi Dokter. Ini memprihatinkan sebenarnya karena bila dibandingkan jumlah penduduk Negara  kita yang namanya tenaga medis dengan level Dokter itu masih sangat  jauh dari cukup.  Begitu banyak terjadi kekurangan dokter di kota-kota menengah kita, apalagi di daerah-daerah  pedalaman.

Sebagai perbandingan dengan Negara terdekat kita Malaysia, dari sejumlah 10 ribu penduduk di Malaysia bisa dilayani oleh 9 orang Dokter, sementara di Indonesia dari 10 ribu penduduk hanya ada 3 orang dokter yang bisa melayani. Jumlah dokter kita hanya sepertiga dari dokter yang ada di Malaysia bila dibandingkan dengan skala  jumlah penduduk.

Kondisi itu diperparah dengan  wilayah geografis kita yang tersebar diantara ribuan pulau.  Jarak dari kota besar ke pedalaman mencapai puluhan ribu hingga ratusan ribu Km.  Dan yang namanya  di pedalaman Negara kita seperti di Papua,  berkaitan dengan  fasilitas dan infrastrukturnya memang masih sangat terbatas.  Hal  inilah yang  membuat dokter-dokter muda kita akan berpikir dua kali kalau ditugaskan ke sana (pedalaman).

Kuliah kedokteran sangat mahal. Menjadi Dokter di pedalaman itu cukup sengsara (fasilitas dan infrastruktur sangat terbatas) dan Jasa/imbalan yang diterima hanya sedikit diatas UMR. Tetapi bila menjadi Dokter di kota besar bisa dikatakan sejahtera. Fasilitas dan infrastruktur sangat tersedia. Jasa/imbalan yang diterima juga bisa dinegoisasi dan bisa semaksimal mungkin karena daya beli masyarakat kota cukup tinggi.

Tidak ada orang yang mau rugi sehingga tidak salah dan sangat manusiawi bila seseorang yang berprofesi  sebagai dokter memilih membuka  prakter di kota besar dan menentukan tarifnya sendiri. Tidak salah juga bila para dokter lebih suka bekerja di RS berskala  Internasional  dimana imbalan jasa mereka bisa maksimal. Toh pekerjaannya juga masih menyelamatkan hidup para  pasiennya.  Tetapi di sisi lain fenomena ini membuat  banyak dokter terkesan matre. Tidak bisa disalahkan karena kita sama-sama tahu bahwa Biaya Kuliah Kedokteran itu memang sangat mahal.

Kemudian kita bicara tentang BPJS, JKN  maupun pengobatan gratis lainnya yang merupakan program pemerintah, bisa dikatakan program-program itu akan sulit berjalan bila setiap dokter yang ada dipaksa untuk  menerima imbalan yang sesuai dengan kemampuan pemerintah.  Gaji/jasa yang diberikan Pemerintah kalau dihitung-hitung selama sekian tahun tidak cukup untuk mengembalikan total  biaya kuliah dari masing-masing dokter tersebut.  Inilah  salah satu problem besarnya.

Akar masalah dari kondisi itu adalah Mahalnya Biaya Kuliah Kedokteran.  Bila akar masalah ini dapat dipecahkan maka jumlah mahasiswa kedokteran akan naik signifikan, begitu juga dengan jumlah Dokter di Indonesia akan dapat mengalami peningkatan cepat. Akan banyak dokter yang tersedia sehingga  kebutuhan jasa medis dari masyarakatpun akan mulai tercukupi.

Salah satu perguruan tinggi negeri kita yaitu Universitas Padjadjaran Bandung sudah melakukan terobosan dengan menggratiskan Biaya Kuliah di Fakultas Kedokterannya.  Unpad didukung oleh 27  Pemerintah Kota/Kabupaten seluruh Jawa Barat  ditambah beberapa instansi Swasta yang memberikan Bea Siswa bagi para mahasiswa yang kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) terhitung mulai tahun pendidikan 2016.

Dokter-dokter lulusan program ini memang  diwajibkan menjalani  Tugas Pengabdian untuk beberapa waktu pada pemerintah kota/kabupaten maupun instansi swasta yang  memberikan bea siswa tersebut. Pada poinnya dengan terlaksananya program ini maka kebutuhan dokter untuk masyarakat Jawa Barat lambat laun akan segera terpenuhi.

Untuk tahun pendidikan 2016 ini Unpad akan menyediakan 250 Kursi  Mahasiswa Kedokteran  dengan biaya Kuliah Gratis.  Calon Mahasiswa akan diseleksi melalui  SNMPTN dan SNBPTN .

Ini program yang sangat baik dan sudah seharusnya Pemda-pemda lainnya di seluruh Indonesia bisa mengambil contoh program tersebut.

Pertanyaannya kemudian, Siapkah anda atau anak anda untuk menjadi seorang Dokter?

Sumber :

http://news.detik.com/berita/3130186/semua-kampus-bisa-tiru-unpad-biaya-kuliah-kedokteran-gratis

sumber gambar :

http://www.spectrumedu.com.my/universitas-padjadjaran/

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun