Perkembangan kasus kopi Vietnam beracun sianida ini memang sangat ditunggu-tunggu khalayak ramai termasuk gw yang ingin tahu bagaimana hasil akhir penyidikan polisi. Gw penasaran aja kenapa perkembangan penyidikan polisi begitu lambat. Bukannya meragukan kemampuan polisi kita tetapi rasanya mungkin saja ada bagian-bagian yang terlewati dari penyidikan polisi. Wajar dan manusiawi, sehebat apapun, seprofesional apapun yang namanya kekurangan bisa saja terjadi.Â
Tetapi mungkin juga kasus ini merupakan kasus yang pelik. Maksud pelik disini, misal bahwa memang benar ini kasus pembunuhan berencana dimana pelakunya sangat canggih dan mampu melakukan perencanaan dengan detail yang sangat sempurna sehingga polisi memang harus bekerja ekstra keras dan butuh waktu yang cukup untuk mengungkapkannya.Â
Di sisi lain perkembangan terakhir dari media dikabarkan polisi sudah menempatkan saksi khusus dalam perlindungan polisi. Saksi ini adalah pembantu dari jessica. ini membingungkan gw sebenarnya. Ada yang tidak sinkron dari informasi yang diberikan polisi.
Polisi sudah mengamankan pembantu Jessica yang kabarnya mengetahui sesuatu tentang celana jessica yang dibuang. Disebut polisi sudah menempatkan pembantu tersebut di tempat khusus. Polisi juga sudah dikabarkan mengaduk-aduk tempat sampah untuk mencari celana tersebut tetapi belum berhasil menemukannya juga.
Logika gw berpikir, seharusnya bila pembantu Jessica sudah diamankan polisi itu berarti polisi sudah yakin sekali Jessica sebagai tersangka. Tetapi mengapa polisi belum berani menetapkannya? entah kurang bukti lagi atau mungkin ada strategi polisi lainnya seperti mencoba menekan psikologis calon tersangka? siapa tau..
Dan yang paling tidak sinkron menurut gw adalah ketika kombes Krisnha murti menyatakan bila celana tersebut tidak ditemukan maka tidak masalah untuk polisi karena masih ada bukti-bukti lain yang cukup kuat. Disebut polisi masih menunggu laporan tertulis dari ahli forensik dan ahli laboratorium.
Menurut gw ini aneh karena kaitan pembantu Jessica dengan kasus ini berada pada substansi celana yang dibuang tersebut. Bagaimana mungkin kesaksian pembantu tersebut akan kuat bila celana tersebut tidak bisa ditemukan?
Berbeda masalahnya kalau memang informasinya yang dimiliki pembantu tersebut bukan pada substansi celana. Contoh, mungkin pembantu tersebut membaca diary jessica, atau mungkin mendengarkan pembicaraan Jessica dengan seseorang yang merencanakan sesuatu.
Tetapi dari berita-berita di media sebelumnya polisi begitu gigih mencari celana yang hilang itu. Hal itulah yang membuat publik sangat penasaran, ada apakah di celana tersebut? mengapa harus dibuang? mungkin juga kita sepakat untuk tidak percaya alasan Jessica bahwa celana itu dibuang karena sobek.
Kebetulan tadi gw buka fesbuk sebentar dan ada iklan berita dari merdeka.com tentang kasus ini dan akhrinya gw klik media tersebut. Jarang gw buka merdeka karena gw lebih percaya kompas.com dan detiknews. Tetapi akhirnya gw mendapatkan beberapa informasi di merdeka.com yang tidak ada di kompas.com maupun detiknews. untuk kasus ini.
Dan sepertinya gw bisa menebak mengapa celana itu harus dibuang oleh Jessica. di sisi lain juga gw mendapatkan beberapa fakta yaitu : ternyata pada hari kejadian, saat itu juga polisi dan ayah Mirna sudah mulai mencurigai jessica yang menaruh racun di kopi Mirna. Hal ini yang menjelaskan mengapa Jessica langsung menggandeng pengacara keesokan harinya untuk memberikan kesaksiannya pada polisi.
Jadi intinya pada berita di merdeka.com ada transkrip percakapan antara 3 pihak yang diduga sebagai percakapan antara ayah mirna, penyidik polisi dan beberapa pegawai café. Percakapan ini sudah menggambarkan detail kecurigaan-kecurigaan kepada Jessica. Mulai dari kopi yang langsung dibayar, penempatan tas-tas yang menutupi sorotan CCTV, posisi duduk dan masih banyak lainnya.
Kronologis detik-detik kejadian mirna kejang-kejang juga sudah digambarkan dalam transkrip ini. Bahkan entah karena ada tekanan keras dari ayah mirna maupun penyidik, atau mungkin didorong rasa tidak ingin disalahkan, salah satu pelayan café wanita malah menerangkan hal-hal yang tidak perlu atau hanya berdasarkan subjektivitasnya.
Digambarkan oleh pelayan café tersebut bahwa pada saat Mirna kejang-kejang, hani terlihat sangat panic sementara Jessica digambarkan sangat tenang. begitu juga pada saat Mirna kejang-kejang dan beberapa pegawai café sedang berusaha ingin menolongnya, pelayan café wanita ini menggambarkan Jessica tetap duduk di tempatnya dan seolah-olah menghalangi pegawai café yang ingin melewati posisi duduknya untuk menolong sang korban.
Informasi ini mungkin saja yang membuat polisi maupun ayah Mirna menjadi yakin ada sesuatu dengan Jessica. Bahkan ada kata-kata lesbi terucap dari salah satu yang berbicara, entah oleh siapa.
Gw kurang tertarik pada keterangan pegawai café di poin-poin itu. Gw lebih tertarik pada poin sesudahnya ketika korban dibawa ke klinik mall GI dan selanjutnya dibawa ke RS Waluyo.Â
Jadi beberapa saat setelah korban kejang-kejang, beberapa pegawai café, Jessica dan Hani membawa Mirna dengan kursi roda ke klinik Damayanti. Korban sempat ditangani beberapa menit oleh dr. Joshua. Tetapi pada saat mirna baru ditangani datanglah suami Mirna dan meminta korban langsung dibawa ke RS Waluyo saja, dr. Joshua setuju dan malah membantu meminjamkan tabung oksigen kepada korban.Â
Poin selanjutnya yang cukup penting adalah ketika Mirna akan dibawa ke RS Waluyo, Mirna dinaikkan ke mobil suami Mirna. Suami Mirna menyetir, di kursi sampingnya Hani sementara di kursi belakang korban dan jessica. Posisi kepala korban dipangku paha Jessica. Kemungkinan besar celana Jessica kena tetesan dari cairan yang keluar dari mulut korban. Mungkin inilah penyebab celana tersebut akhirnya dibuang oleh Jessica.
Ada Poin-Poin Penting yang Tidak Ter-Ekspose Ke Media
Dan dari membaca berita terkait di merdeka.com, gw menemukan ada petunjuk yang cukup penting tetapi sangat kontradiktif dengan informasi yang diberikan polisi. Fakta tersebut adalah kesaksian dari dr. Joshua.
1. dr. Joshua yang hanya beberapa menit memeriksa korban menyatakan tidak menemukan sama sekali tanda-tanda keracunan pada Mirna. Tidak ada tanda-tanda muntah-muntah atau batuk-batuk maupun lainnya. Gw nggak dalam kapasitas bisa menilai kemampuan dokter ini dalam mendiagnosa penyakit tetapi gw cukup yakin bahwa yang namanya gejala keracunan pada pasien pasti sudah sangat dipahami oleh umumnya dokter baik yang baru lulus apalagi yang sudah bekerja di klinik mall GI ini.
2. dr.Joshua sempat meminta keterangan dari Hani kenapa Mirna sampai kejang dimana hani menjelaskan Mirna meminum kopi Vietnam. Hani juga menyatakan ikut meminum kopi tersebut tetapi tidak mengalami apa-apa. Informasi ini jauh berbeda dengan informasi polisi dimana dikatakan Hani hanya icip-icip kopi tersebut dan langsung melepehnya lagi. Entah mana yang benar apakah keterangan dokter ataukah keterangan polisi.
3. Kalau gw perkirakan waktu meninggalnya mirna mungkin bisa diperkirakan lebih diatas 20 menit setelah meminum kopi tersebut. Tidak ada sama sekali berita di media yang mengabarkan jam berapa tepatnya mirna menghembuskan nafas terakhirnya. Tetapi bila mengukur kejadian pada saat mirna kejang-kejang, gw prediksi ada sekitar 5-10 menit korban masih berada di café tersebut. selanjutnya korban dibawa ke klinik yang mungkin membutuhkan waktu 5 menit ditambah 5 menit diperiksa dr.joshua. selanjutnya kemudian korban dibawa suaminya ke RS Waluyo. Gw nggak tau meninggalnya di perjalanan ataukah di RS Waluyo.Â
Dan selanjutnya ya tugas polisi mengumpulkan keterangan-keterangan yang mungkin masih tercecer dan merangkumnya dalam kesatuan sehingga jelas betul penyidikannya.
Gitu aja deh masbro yang mau gw ulas. semoga polisi segera dapat menuntaskan pekerjaannya.
---
Sumber :
- Beredar Rekaman Percakapan Polisi, Ayah Mirna dan Pegawai Kopi
- Kopi yang Diminum Mirna Terasa Pahit dan Bau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H