Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa di Celana Jessica yang Dibuang?

23 Januari 2016   06:44 Diperbarui: 23 Januari 2016   16:48 5037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi intinya  pada berita di merdeka.com ada transkrip percakapan antara 3 pihak yang diduga sebagai percakapan antara ayah mirna, penyidik polisi dan beberapa  pegawai café. Percakapan ini sudah menggambarkan detail kecurigaan-kecurigaan kepada Jessica. Mulai dari kopi yang langsung dibayar, penempatan tas-tas yang menutupi sorotan CCTV, posisi duduk dan masih banyak lainnya.

Kronologis detik-detik kejadian mirna kejang-kejang juga sudah digambarkan dalam transkrip ini. Bahkan entah karena ada tekanan keras dari ayah mirna maupun penyidik, atau mungkin didorong rasa  tidak ingin disalahkan, salah satu pelayan café wanita malah menerangkan hal-hal yang tidak perlu atau hanya berdasarkan subjektivitasnya.

Digambarkan oleh pelayan café tersebut bahwa pada saat Mirna kejang-kejang, hani terlihat sangat panic sementara Jessica digambarkan sangat tenang.  begitu juga pada saat Mirna kejang-kejang dan beberapa pegawai café sedang berusaha ingin menolongnya, pelayan café wanita ini menggambarkan Jessica tetap duduk di tempatnya dan seolah-olah menghalangi pegawai café yang ingin melewati posisi duduknya untuk menolong sang korban.

Informasi ini mungkin saja yang membuat polisi maupun ayah Mirna menjadi yakin ada sesuatu dengan Jessica. Bahkan ada kata-kata lesbi terucap dari salah satu yang berbicara, entah oleh siapa.

Gw kurang tertarik pada  keterangan pegawai café di poin-poin itu. Gw lebih tertarik pada poin sesudahnya ketika korban dibawa ke klinik mall GI dan selanjutnya dibawa ke RS Waluyo. 

Jadi beberapa saat setelah korban kejang-kejang, beberapa pegawai café, Jessica dan Hani membawa Mirna dengan kursi roda ke klinik Damayanti. Korban sempat ditangani beberapa menit oleh dr. Joshua. Tetapi pada saat mirna baru ditangani datanglah suami Mirna dan meminta korban langsung dibawa ke RS Waluyo saja, dr. Joshua setuju dan malah membantu meminjamkan tabung oksigen kepada korban. 

Poin selanjutnya yang cukup penting adalah ketika Mirna akan dibawa ke RS Waluyo, Mirna dinaikkan ke mobil suami Mirna. Suami Mirna menyetir, di kursi sampingnya Hani sementara di kursi belakang korban dan jessica. Posisi kepala korban dipangku paha Jessica. Kemungkinan besar celana Jessica kena tetesan dari cairan yang keluar dari mulut korban. Mungkin inilah penyebab celana tersebut  akhirnya dibuang oleh Jessica.

Ada Poin-Poin Penting yang Tidak Ter-Ekspose Ke Media

Dan dari membaca berita terkait di merdeka.com, gw menemukan ada petunjuk yang cukup penting tetapi sangat kontradiktif dengan informasi yang diberikan polisi. Fakta  tersebut adalah kesaksian dari dr. Joshua.

1. dr. Joshua yang hanya beberapa menit memeriksa korban menyatakan tidak menemukan sama sekali tanda-tanda keracunan pada Mirna. Tidak ada tanda-tanda muntah-muntah atau batuk-batuk maupun lainnya. Gw nggak dalam kapasitas bisa menilai kemampuan dokter ini dalam mendiagnosa penyakit tetapi gw cukup yakin bahwa yang namanya gejala keracunan pada pasien pasti sudah sangat dipahami oleh umumnya dokter baik yang baru lulus apalagi yang sudah bekerja di klinik mall GI ini.

2. dr.Joshua sempat meminta keterangan dari Hani kenapa Mirna sampai kejang dimana hani menjelaskan Mirna meminum kopi Vietnam. Hani juga menyatakan ikut meminum kopi tersebut tetapi tidak mengalami apa-apa. Informasi ini jauh berbeda dengan informasi polisi dimana dikatakan Hani hanya icip-icip kopi tersebut dan langsung melepehnya lagi. Entah mana yang benar apakah keterangan dokter ataukah keterangan polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun