Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Jokowi Tolong Lakukan Ini Agar Rupiah Tidak Semakin Terpuruk

25 Agustus 2015   06:34 Diperbarui: 25 Agustus 2015   06:34 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Jokowi tolong perhatikan nasib kami rakyat kecil yang semakin hari semakin menjerit. Pada waktu pak Jokowi dilantik menjadi Presiden kami sangat senang sekali dan mempunyai harapan tinggi agar pak Jokowi segera membenahi Negara ini agar rakyat seperti kami bisa sejahtera. Pada waktu itu kami punya keyakinan pak Jokowi mampu membersihkan birokrasi dari pejabat-pejabat kotor sehingga uang pembangunan bisa dinikmati sepenuhnya oleh masyarakat.

Tetapi yang terjadi kemudian setelah pak Jokowi hampir setahun memimpin ternyata faktanya kehidupan masyarakat semakin sulit. Yang sangat terasa terjadi pada 3-4 bulan belakangan ini pak.

Yang kami catat dalam 4-5 bulan ke belakang, kami-kami yang berwiraswasta mengalami penurunan omset yang signifikan. Masyarakat kehilangan daya beli yang tajam. Di sisi lain harga-harga barang mengalami kenaikan terus menerus. Banyak teman-teman kami yang sudah gulung tikar.

Pak Jokowi yang terhormat,

Di Indonesia setahu kami banyak terdapat orang-orang pintar. Banyak ahli-ahli ekonomi di negeri ini tetapi mengapa perekenomian kita semakin lama semakin terpuruk? Mengapa Dollar semakin lama semakin tak terkejar dari Rupiah? Belum setahun pak Jokowi memimpin Dollar sudah bergeser dari Rp.12.000 ke Rp.14.000. Salahnya dimana ya pak?

Bagaimana caranya agar Rupiah tidak tertekan terus? Apakah Indonesia sudah kehilangan orang-orang pintar/ ekonom-ekonom pintar sehigga mereka tak mampu membendung Dollar maupun kemerosotan ekonomi? Apakah kita harus segera mengimpor para Ekonom agar ekonomi kita membaik?

Kemarin sore kami dapat berita Konsultan Keuangan Asing JP Morgan mengeluarkan rekomendasi agar para investor melepas saham mereka di Indonesia. Jelas-jelas ini merupakan suatu ancaman terhadap Rupiah dimana kemungkinan besar Rupiah akan semakin terpuruk. Tentunya JP Morgan tidak salah karena tugas mereka sebagai Konsultan Keuangan memang untuk memberikan solusi keuangan bagi para Investor.

Kabar sore kemarin juga Bank Indonesia memberi himbauan agar para Eksportir melepas Dollar mereka demi memperkuat rupiah. Kalau menurut kami himbauan itu tidak berguna karena tidak mengikat. Para eksportir akan enggan melepas Dollar mereka karena secara perhitungan Ekonomi saat ini hal tersebut tidak menguntungkan.

Dan karena sudah seperti itu maka prediksi kami Ekonomi Indonesia akan semakin morat-marit. Semakin naiknya kurs Dollar lama-lama berimbas pada politik juga. Bank-bank kita terancam likuiditasnya. Selanjutnya ketidak puasan rakyat akan dijadikan ditunggangi oleh musuh-musuh bapak untuk menyerang bapak. Dan akibatnya situasi Politik pun akan memburuk dan rakyat tambah sengsara.

KAMI INGIN SUMBANG SARAN PAK JOKOWI !

Pak Jokowi yang terhormat, kami bukanlah Ekonom dan bukan Pakar Politik. Tetapi sedikit banyak dengan keprihatinan kami maka dalam beberapa waktu terakhir kami berpikir keras dan mencoba mencari suatu solusi negeri ini sesuai/ sebatas dengan yang mampu kami pikirkan. Kemungkinan besar pikiran kecil kami ini tidak dipakai oleh bapak tetapi minimal kami sudah mencoba menyumbang pikiran kami untuk negeri tercinta.

A.EKONOMI TERPURUK KARENA AGENDA POLITIK DAN SITUASI POLITIK

Kalau menurut yang kami baca di berbagai media beberapa pakar ekonomi mengatakan Ekonomi kita terpuruk karena Pasar tidak mempercayai kemampuan Tim Ekonomi Kabinet yang ada. Mungkin itu sangat benar tetapi menurut hemat kami ada hal-hal lain yang membuat ekonomi kita menjadi buruk seperti ini.

Diatas sudah kami katakan bahwa Kelesuan Ekonomi sangat terasa pada 3-4 bulan terakhir. Daya beli masyarakat sangat anjlok. Sebulan sebelum bulan Puasa , pada saat bulan puasa hingga sebulan sehabis Lebaran terasa sekali Uang susah dicari. Tadinya kami mengkambinghitamkan Kebutuhan Ramadan dan Lebaran beriringan dengan Kebutuhan Saat Tahun Ajaran Baru sekolah. Tetapi rupanya bukan itu masalah utamanya.

Menurut kami Kelesuan Ekonomi ini terjadi karena dampak Situasi Politik dan Agenda Politik di tanah air sejak tahun lalu. Kelesuan Ekonomi akhir-akhir ini adalahl imbas dari situasi Politik dan Agenda Politik sejak awal tahun 2014 hingga sekarang.

Yang kami cermati menjelang Pemilu Legislatif 2014 ekonomi kita sudah lesu. Perputaran Uang di Masyarakat sangat sedikit. Belanja masyarakat sangat sedikit karena uang-uang besar digunakan para pemiliknya untuk keperluan agenda politik Pemilu Legislatif. Belanja Pemerintahpun berkurang dengan adanya agenda politik tersebut.

Dan tak lama setelah itu Situasi Politik mulai memanas pada saat Pilpres 2014. Panasnya suhu politik Pilpres berlangsung lama hingga bulan Oktober 2014. Para pelaku usaha tidak bergerak karena menunggu hasil Pilpres 2014 dengan segala kemungkinan perubahannya.

Ternyata suhu politik tidak juga mendingin sampai akhir 2014. Perang KMP dan KIH membuat Dunia Usaha kebingungan melakukan langkah-langkah ekonominya. Begitu juga memasuki awal tahun 2015 hingar bingar Politik tak kunjung reda. Perseteruan KPK dan Polri sangat panas. Partai-partai KIH terseret jauh dalam pertikaian tersebut. Begitu juga Kepastian Hukum yang menjadi tidak pasti paska perseteruan KPK vs Polri. Para pelaku usaha kebingungan untuk memulai langkah-langkah strategis.

Praktis pelaku dunia usaha baru bergerak pada akhir semester ke satu tahun 2015. Jadi kalau dihitung kebimbangan yang terjadi pada dunia usaha sudah berlangsung 1 tahun persis. Sejak sebelum Pileg dimulai hingga polemic KPK-Polri selesai.

Dan sayangnya begitu para pelaku usaha mulai bergerak tingkat Inflasi sudah tinggi. Kami sendiri kurang percaya angka-angka inflasi yang dikeluarkan pemerintah karena menurut kami angka itu jauh dibawah angka sebenarnya.

Inflasi inilah yang menurut kami sebagai biang kerok dari kejatuhan Rupiah terhadap Dollar diluar factor eksternal yang ada yaitu semakin kuatnya ekonomi Amerika.

Disisi lain beberapa bulan ke depan kita akan bertemu lagi dengan agenda Politik nasional yaitu Pilkada Serentak. Sudah pasti para penyandang dana besar mulai lagi mengalokasikan dana mereka untuk agenda politik ini demi keuntungan yang bisa dipetik setelah Pilkada Serentak selesai.

Yang kita kuatirkan Pilkada Serentak banyak timbul masalah sehingga memakan waktu lama dan membuat para pelaku ekonomi mengambil posisi menunggu lebih lama lagi. Ini menakutkan menurut kami. Prediksi kami hal ini akan membuat ekonomi semakin lesu.

B.LINGKARAN SETAN ANTARA INFLASI, UANG KETAT DAN DOLLAR

Berhubung kami bukan Ekonom tentu kami memakai teori dan asumsi pedagang pasar saja untuk mencari solusi perkasanya Dollar. Dan kurang lebih gambaran yang ada kami sebagai berikut :

1.Ketika (setahun yang lalu)Investor local menahan uangnya untuk dibelanjakan dengan alasan agenda politik ataupun situasi politik belum stabil ditambah Belanja Pemerintah yang terhenti akibat agenda politik tersebut, maka dampaknyapun masyarakatpun ikut menahan uangnya untuk dibelanjakan.

2.Karena uang beredar di pasaran sedikit maka Produsen local akhirnya berhenti ataupun mengurangi produksinya sambil menunggu ekonomi bergerak kembali.

Kedua factor itu secara perlahan membuat angka inflasi perlahan semakin naik. Semakin lama belanja Pemerintah dan belanja masyarakat tertahan maka angka inflasi semakin bergerak naik. Apalagi harga BBM dan tariff listrik sudah naik.

3.Dan kemudian setelah situasi politik mulai kondusif dan para pelaku ekonomi ingin bergerak lagi, yang terjadi kemudian produsen mulai menaikkan harga produknya dengan alasan harga bahan baku sudah naik akibat inflasi.

4.Sampai disini belanja masyarakat kembali tertahan. Apalagi Belanja Pemerintah belum dimulai. Terjadilah situasi Uang Ketat. Sebagian pemilik modal dan investor menahan diri dan kemudian melirik Dollar. Dollar lebih menarik dibanding memutar rupiah pada ekonomi yang lesu.

Pada saat berbagai komoditas naik harganya, maka masyarakat yang memiliki uang akan menahan belanjanya. Mereka juga akan lebih senang memegang Dollar karena lebih terjamin menjaga nilai asset mereka. Disinilah Rupiah mulai tertekan kuat karena factor internal. Apalagi factor eksternal semakin dominan dimana Dollar semakin perkasa terhadap mata-mata uang Negara lain yang akhirnya membuat Dollar semakin seksi bagi investor local.

Akhirnya terjadi Lingkaran Setan. Dollar naik maka harga bahan baku impor naik. Bahan baku naik maka harga produk impor naik dan memicu produk local juga naik. Selanjutnya setelah Harga-harga Produk naik maka terjadi inflasi. Akhirnya setelah Inflasi naik maka orang lari beli Dollar. Begitulah lingkaran itu terus berjalan bagaikan Lingkaran Setan. Dan bisa terjadi suatu saat begitu para investor menarik dananya maka Indonesia akan Krisis Moneter lagi seperti tahun 1998. Bank-bank kita akan babak belur dengan kondisi seperti itu.

SEGERAKAN LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS PEMERINTAH

Dengan kondisi sekarang ini rasanya terlalu berat bila Bank Indonesia harus menghadapi Dollar sendirian. Prediksi kami BI takkan mungkin mampu mengintervensi Dollar. Begitu juga dengan himbauan kepada Eksportir untuk melepas Dollar mereka tidak akan mempan.

Masyarakat  kita yang memegang Dollar bukan hanya para Eksportir melainkan masyarakat luas. Apakah mungkin Pemerintah bisa memaksa mereka-mereka untuk melepas Dollarnya?

Kalau menurut pikiran kecil kami kalau bisa Pemerintah segera mengambil langkah-langkah ekstrim untuk membendung keperkasaan Dollar.

. Langkah China yang mendevaluasi mata uangnya terbukti sementara ini mampu menstabilkan ekonomi mereka.

Mungkin kita tidak harus mengikuti langkah China tetapi minimal harus ada langkah-langkah ekstrim yang efektif untuk membendung Dollar atau menstabilkan perekonomian kita. Dan hemat kami mungkin langkah-langkah berikut bisa dilakukan :

1.Segerakan Belanja Pemerintah.

Menurut pengamatan kami Pasar kita sedang kesulitan uang cash. Bila saja Pemerintah segera mengeluarkan anggaran sebesar-besarnya untuk belanja pemerintah maka uang beredar di masyarakat akan banyak dan memicu pergerakan ekonomi.

2.Stabilkan Segera Kondisi Politik

Seperti yang sudah kami paparkan diatas penyebab kelesuan ekonomi kita banyak terpengaruh dengan Ketidakstabilitasan Politik. Oleh karena itu betapa pentingnya bagi pemerintah untuk menstabilkan kondisi dan situasi politk dalam negeri. Syukur-syukur Agenda Politik seperti Pilkada Serentak ditunda dulu demi stabilitas Politik.

3.Turunkan Suku Bunga Dan Salurkan Kredit Usaha Kecil.

Langkah kedua ini sebenarnya memang spekulatif. Tetapi pertimbangan utamanya adalah membanjiri pasar dengan uang sebanyak-banyaknya. Dengan banyaknya uang beredar maka akan memicu produsen-produsen baru yang bersemangat untuk memproduksi baik untuk pasar local maupun pasar ekspor.

Produk ekspor sudah jelas tujuannya adalah Devisa sementara untuk Produk-produk local dengan tujuan semakin banyak produk maka harga-harga produk akan cenderung turun dan menaikkan daya beli masyarakat. Imbasnya kemudian inflasi akan tertahan. Syukur-syukur angka inflasi bisa turun.

4.Buka Kran Impor Selebar-lebarnya Tanpa Melibatkan Dollar

Kami bukan Ekonom jadi kami kurang paham seluk beluk impor barang. Tetapi maksud kami bila memang ada caranya, sebaiknya kita memperbanyak peredaran barang di dalam negeri dengan mengimpor banyak barang dari Negara lain tetapi pembayarannya tidak memakai Dollar. Syukur-syukur bisa barter produk dengan Negara lain tanpa melibatkan Kurs Dollar.

Sementara untuk perlindungan Produsen Lokal kita kesampingkan dulu. Karena targetnya membanjiri pasar dengan produk-produk dengan berbagai komoditas. Asumsinya semakin banyak produk beredar maka semakin turun harganya dan akhirnya memicu masyarakat untuk berbelanja (melepas uangnya).

5.Pangkas Birokrasi Dan Permudah Investor Masuk.

Bagaimanapun juga populasi penduduk Indonesia adalah Pasar yang sangat menarik bagi Investor asing. Begitu juga dengan upah yang masih murah membuat Investor tertarik menanam investasiya di Negara ini. Sayangnya cerita yang lalu-lalu mereka terkendala dengan Birokrasi dan iklim usaha di Indonesia.

Dengan kondisi ekonomi yang buruk saat ini maka sebaiknya Pemerintah menyegerakan Reformasi Birokrasi demi memancing Investor segera masuk dan menanam modalnya di Indonesia karena dengan masuknya investor maka ekonomi kita mengalami penguatan dari banyaknya produksi kita.

Bila ke lima point itu dilakukan maka Pasar kita kemungkinan besar akan bergerak cepat. Banyak uang beredar dalam negeri, banyak produk beredar di dalam negeri yang akhirnya menekan laju inflasi. Inilah maksud kami tujuan akhirnya. Karena bila Inflasi menurun maka Kurs Dollar juga akan turun.

Demikian saran kami pak Jokowi. Semoga selanjutnya selain kami akan semakin banyak orang memberikan saran-sarannya agar kita semua mendapatkan solusi terbaik untuk bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun