Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

JK Tidak Paham Arti Kriminalisasi

9 Maret 2015   19:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:56 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Barusan gw baca detiknews ada berita dengan judul : “JK: Siapa Bilang Saya Mendukung Kriminalisasi!”. Dalam berita itu intinya JK menolak kalau dirinya disebut mendukung upaya Kriminalisasi yang dilakukan Polri terhadap KPK. JK beralasan yang disampaikannya ke Deny Indrayana adalah agar Deny memenuhi panggilan Bareskrim untuk menjelaskan bahwa Denny tidak bersalah.

Itulah JK yang selalu punya standar ganda pada setiap masalah. Gw sih selalu ingat bahwa JK dalam Kasus Century berpura-pura sebagai orang suci yang menyebut ada Operasi Senyap dan lain-lain padahal waktu itu semua yang terjadi sudah dilaporkan Kemenkeu kepada Presiden SBY dan ditembuskan arsipnya ke Wapres. Dan sekarang begitu juga kondisinya, JK pura-pura berlagak bego.

Ketika BG dan sejumlah perwira Polri dipanggil oleh KPK untuk penyidikan Kasus BG tidak ada satupun yang bersedia datang ke KPK. Tetapi JK hanya diam-diam saja dan duduk manis pura-pura tidak tahu ada kabar seperti itu.

Tetapi ketika Denny Indrayana dipanggil Bareskrim untuk Kasus yang belum tentu bermasalah dan JK mendengar Denny tidak datang, JK memarahi Denny dan mengatakan Denny tidak jantan.Itulah JK.

Padahal Denny sudah datang ke Bareskrim sebelum panggilan itu dikirim untuk menanyakan seperti kasus apa yang harus dia beri keterangannya. Lagipula berdasarkan laporan PPATK akhir tahun 2014 Proyek Payment Gateway dianggap tidak bermasalah, tidak merugikan Negara dan tidak menguntungkan pihak manapun. PPATK tidak pernah merekomendasikan kepada Lembaga Penegak Hukum untuk memeriksa kasus tersebut.

So, Jadi kesimpulannya JK memang asal bunyi. JK secara tersirat memang mendukung upaya Bareskrim mengkriminalisasi siapapun yang membela KPK. Kura-kura dalam perahu, JK pura-pura tidak tahu.

Dan di berita detiknews tadi JK mengatakan defenisi Kriminalisasi sebagai berikut :

“Menurutnya, kriminalisasi adalah, apabila orang tak bersalah terus dihukum. JK menegaskan akan membela setiap orang yang merasa dikriminalisasi”.

"Tapi kalau ada orang punya data, fakta ada mengusulkan dia bersalah dan diperiksa, itu kan namanya penyidikan," imbuh JK.

Nah disini ternyata kayaknya JK memang nggak pintar atau ngasal dalam memberikan defenisi. Gw juga bukan guru Bahasa Indonesia tetapi menurut gw dan mungkin juga pendapat mayoritas orang kebanyakan, Kriminalisasi adalah Upaya-upaya dari suatu pihak yang merekayasa suatu peristiwa agar orang yang ditarget disimpulkan oleh masyarakat atau secara hukum telah melakukan tindakan criminal.

Contoh kecil (ilustrasi): Anaknya JK kehilangan Handphonenya kemaren. Padahal dalam handphone ada data keuangan perusahan keluarga. Secara nyata handphone itu benar-benar hilang. Tetapi akhirnya anaknya JK menuduh pembantunya yang mencurinya agar ada pihak yang dapat disalahkan. Padahal pembantu JK baru pulang kampung selama 3 hari dan belum pernah sekalipun si pembantu itu masuk ke kamar atau ruang kerja anaknya JK. Sehingga Logikanya sangat tidak masuk akal bahwa Pembantunya yang mencurinya. Dan akhirnya Pembantunya tidak bersedia dibawa ke kantor polisi untuk membuktikan dia bersalah atau tidak.

Dalam konteks itu, meskipun pembantunya belum diperiksa tentang benar atau tidaknya mencuri, belum juga dijatuhi vonis pengadilan tetapi sebenarnya yang dilakukan oleh anaknya JK dapat disebut sebagai Kriminalisasi.

Selanjutnya gw rasa JK mungkin belum paham dengan istilah Konspirasi. Nah, kalau anaknya JK berkomplot dengan polisi jahat maka bisa saja dibuatkan sebuah rekayasa peristiwa yang akhirnya secara hukum dapat terbukti bahwa pembantu itu yang mencuri handphonenya anaknya JK.

Dalam ilustrasi itu pertanyaan besarnya adalah : Selama ini kebanyakan orang yang mengenal antara anaknya JK dan pembantunya JK tersebut lebih percaya pada siapa? Lebih percaya pembantu JK yang selama ini dikenal jujur dan rajin ataukah lebih percaya anaknya JK yang ganteng tetapi suka teledor dan sering bertengkar dengan siapa saja?

Sama halnya dengan Polisi dengan KPK, di mata masyarakat siapa yang lebih dipercayai? Begitu juga dengan Denny (yang didukung fakta laporan PPATK) dan Bareskrim selama ini siapa yang dipercayai masyarakat?

Sejak BG dijadikan Tersangka oleh KPK, 4 Komisioner KPK menjadi kena Kasus (2 sudah jadi tersangka), 21 Penyidik KPK terancam jadi Tersangka (Senpi tanpa izin), Kasus Novel Baswedan muncul lagi, Media Tempo diancam jadi Tersangka, Komisioner Komnas HAM dipolisikan dan Denny Indrayana dikasuskan.

Begitu banyak pihak di sekeliling KPK tiba-tiba diproses hukum secara serentak dengan dugaan adanya pelanggaran pidana. Bukan sulap bukan sihir, begitu serentak semua langsung terjadi.

Dan itu menurut JK semua itu bukanlah Kriminalisasi sehingga apa-apa yang dilakukan Polri harus didukung oleh JK. Ckckck… hebat banget!

Dan pertanyaan besarnya untuk JK : Siapa sebenarnya yang menghancurkan Negara ini?

(awal tahun 2013 JK pernah mengatakan kalau Jokowi jadi Presiden Negara ini akan hancur).

http://news.detik.com/read/2015/03/09/175028/2853634/10/jk-siapa-bilang-saya-mendukung-kriminalisasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun