Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KMP Akan Bubar Bila Hal-hal Ini Telah Terjadi

8 November 2014   05:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:20 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang bosen nggak lihat Fadli Zon dan Fahri Hamzah berbicara?Terus terang aja gw paling enek kalau melihat kedua orang itu berbicara. Semua yang keluar dari mulut kedua orang isinya nggak ada yang berkualitas. Isi pikiran mereka hanya kepentingan partainya saja.

Kalau Tantowi Yahya, Nurul Arifin dan Idrus Marham bagaimana? Senang tidak melihat mereka berbicara? Terus kalau Suryadharma Ali, Amin Rais dan ARB bagaimana?

Nggak tau kalau orang lain, tapi kalau gw sih orang-orang yang disebut diatas adalah orang-orang yang paling gw bosen liat di televisi atau di media-media online. Perasaan darah tinggi gw naik kalau melihat wajah orang-orang itu lewat di televisi. Hahaaa.

Intinya gw sudah merhatiin sepak terjang dari mereka-mereka yang tergabung di KMP. Maaf-maaf aja, gw nggak bisa respek pada orang-orang yang haus kekuasaan. Gw nggak bisa respek pada orang-orang yang hanya perduli dengan partainya saja tanpa berpikir bagaimana rakyat menilai mereka seperti apa.

Dan kalau gw baca-baca di Kompasiana, seperti tulisannya pak Daniel, pak Hanny, pak Ninoy, pak Elde, pak Karsono, pak Gatot, pak Axes, pak Galaxy, pak Pujangga dan lain-lainnya, sepertinya sama. Mereka juga menuliskan bahwa KMP ini kelompok yang menghalalkan segala cara untuk berkuasa.

Kalau menurut gw sih, KMP yang terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, PKS, Demokrat, PPP dan PBB kalau dilihat siapa yang paling ngotot dan siapa yang paling berperan bisa disebut seperti ini :

1.Gerindra pada saat Pilpres kemaren dengan Capres Prabowo nya memang sangat ngotot untuk menang. Meskipun yang paling ember di Gerindra adalah Fadli Zon, tetapi sebenarnya Gerindra bukanlah poros utama kekuatan KMP.

2.PKS. Partai ini bukan juga poros kekuatan KMP. Partai ini adalah partai penggembira dengan kader-kadernya yang paling mudah digerakkan. Kader-kader partai ini mudah sekali dihasut dan saling menghasut untuk menyerang musuh politiknya. Meskipun bisa digunakan sebagai “pasukan berani mati” tetapi kekuatannya terbatas dan tidak memiliki kualitas untuk berperang opini dengan “musuhnya”.Kelebihan partai ini hanya militansinya tetapi elit partainya kelihatan terlalu rakus dengan kekuasaan. Belajar dari eksistensi mereka di zaman SBY, sepertinya memelihara partai ini terlalu beresiko.

3.PPP. Partai ini sejak awal bergabung dengan KMP selalu penuh dengan keributan. Penyebabnya adalah Kediktatoran SDA. Gw nggak tau kenapa SDA ini begitu cinta banget pada Prabowo sehingga memaksa seluruh kader PPP untuk berjuang untuk Prabowo dan KMP. Dan akhirnya elit partai yang lain dari partai ini sudah tidak tahan menjadi sekedar pijakan bagi KMP kemudian mereka pun menyebrang ke KIH. SDA yang tersandung kasus Korupsi sudah dipecat oleh elit PPP yang lain, tetapi SDA masih melawan dan membuat pengurus tandingan. Tetapi saat ini bisa dibilang mayoritas PPP sudah berada di kubu KIH.

4.Partai Demokrat. Kalau partai ini adalah partai yang Bimbang dan tidak pernah punya pendirian. Sesuai dengan nama pimpinannya SBY (Selalu Bimbang Ya), partai ini tidak berhasil bergabung dengan PDIP. Mungkin ada kisah masa lalu antara pimpinannya yang tidak indah. Kalau menurut gw sih partai ini punya kekuatan yang besar (SBY dari militer), tetapi partai ini sewaktu-waktu bisa keluar dari KMP kalau ada alasan yang cukup kuat untuk itu. Selama tidak ada masalah dengan KMP dan cukup diuntungkan posisinya Demokrat tetap bergabung di KMP.

5.PAN dan Amin Rais. PAN sendiri partai yang biasa-biasa saja. Tetapi di PAN ini ada Amin Rais. Tokoh ini mampu melakukan konspirasi-konspirasi besar. Dan itu sudah dibuktikan waktu tahun 1999-2001. Amin mampu menggalang kekuatan partai Islam untuk menjadikan Gus Dur Presiden sekaligus menjatuhkannya juga. Orang ini sangat lihai dan berbahaya. Disamping Amin ada juga Hatta Rajasa. Kabarnya Hatta ini dekat dengan para konglomerat yang menguasai mafia Migas dan lainnya.PAN dengan Amin Rais dan Hatta nya termasuk penyokong kuat dari KMP seperti hal nya Gerindra dengan Prabowo nya.

6.Golkar. Ini partai paling special kekuatannya dan merupakan Pendukung Utama dari KMP.

Partai ini pernah berkuasa selama 32 tahun lamanya sebelum Reformasi. Sampai sekarang juga jaringan Birokrasi yang dikuasai Golkar masih kuat.

Dalam partai ini banyak sekali para politisi senior dan sangat lihai. Sebut saja Akbar Tanjung, Priyo Budi,Agung Laksono dan lainnya. Selain memiliki polisi lihai, partai ini juga memiliki politisi yang mampu bergaya Preman. (mungkin dulunya juga Preman). Sebut saja Bambang Soesatyo, ARB, Setya Novanto, Nurdin Khalid, Yoris Raweyai dan lainnya.

Dan partai ini sejak zaman Habibie sebagian besar elitnya sudah dikuasai oleh barisan Sulawesi Selatan. Sebut saja nama-nama dulu yang berkibar tapi langsung tenggelam karena terlibat kasus seperti AA Baramuli, Andi Galib, Bedu Ammang dan lainnya.

Banyak politisi yang baik berasal dari Sulsel seperti Habibie, Baharudin Loppa dan mungkin JK dan tidak ketinggalan Abraham Samad tentunya. Tetapi generasi penerus dari mereka yang kena kasus juga cukup banyak yang super licik dan bergaya mafia. Menurut kabar burung, generasi Golkar dari Sulsel yang berani dan bisa berbuat apa saja antara lain : Nurdin Khalid, Nirwan Bakrie, dan lainnya. Gw nggak berani sebut nama lain karena nggak yakin mereka selicik Nurdin Khalid dan kawan-kwan. Yang jelas Nurdin Khalid adalah tangan kanan ARB dalam urusan tidak resmi, sementara dalam urusan resmi ada Idrus Marham, Tantowi dan Nurul.

Masih ingat PSSI? Belasan tahun PSSI dikuasai oleh “Jaringan Preman” Nurdin Khalid. Dan setelah itu kita saksikan juga bertahun-tahun hingga sekarang yang namanya PSSI tetap saja kisruh dan tidak jelas masa depannya. Seperti itulah kemampuan Nurdin Khalid dan kawan-kawan dalam mengacak-acak suatu institusi.

Gw juga sendiri bingung dengan generasi muda dari Sulsel ini. Sebagai contoh adalah mahasiswa-mahasiswa dari Sulsel ini dibandingkan dengan mahasiswa-mahasiswa lain di Indonesia. Entah kenapa mahasiswa di Sulsel sangat hobi sekali melakukan Demo. Hampir setiap ada isu apapun baik di level nasional maupun level local selalu tak luput dari Demo.

Bahkan baru-baru ini, Jokowi yang kemana-mana disambut rakyatnya eh di Makassar malah disambut demo mahasiswa. Tapi di kabupaten-kabupaten di Sulsel, Jokowi disambut hangat masyarakat disana. Gw curiga demo-demo mahasiswa di Makassar memang dibiayai oleh oknum tertentu. Bisa jadi direkayasa oleh kaki tangan Nurdin Halid atau yang lain.

KMP Bisa Runtuh Kalau ARB Runtuh.

Kembali lagi ke fokus tulisan, menurut gw KMP ini akan bubar sendirinya kalau penyokong utama maupun pendukung utama nya sudah tidak memegang kendali partainya.

KMP semula didukung 6 Partai di Parlemen termasuk PPP. Dengan adanya PPP di KMP maka kekuatan KMP di parlemen sekitar 62 persen.

Kemudian setelah PPP dikecewakan KMP akhirnya mayoritas dari PPP pindah ke KIH. Kekuatan kedua kubu mulai berimbang. Sampai disini terjadilah tarik menarik antara KIH dan KMP. Bila PPP berpindah penuh ke KIH maka KMP tidak terlalu dominan di DPR. Kekuatan KMP tinggal 54 persen. Meskipun masih dominan tetapi sulit sekali bagi KMP untuk memegang kendali penuh di Parlemen.

Oleh karena itu KMP turun tangan dan membantu SDA melakukan Muktamar tandingan dan membuat kepengurusan baru. Bahkan KMP melakukan tekanan ke Mendagri karena telah mengesahkan Kepengurusan PPP yang baru yang diketuai Romahurmuzy.

Tapi sekuat-kuatnya KMP mencoba menarik kembali PPP ke dalam koalisinya, bila saja tiba-tiba KPK melakukan langkah Penahanan terhadap status Tersangka SDA, maka berhenti sudah dukungan terhadap SDA sehingga PPP akan solid berada di kubu KIH.

Sampai disitu, KMP masih dominan di DPR tetapi waktu berjalan akan bisa merubah kondisi tersebut. Dan kuncinya ada di ARB yang menguasai Golkar.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ARB menguasai DPD-DPD Golkar dengan uangnya. Dan ARB juga didukung oleh jaringan-jaringan tidak resmi yang dikelola oleh Nurdin Halid, Bambang Soesatyo dan lainnya.

Meskipun ARB nol prestasi memimpin Golkar, tetapi Loyalis ARB sangat kuat. Bahkan Mukernas dan Munas tahun depan untuk Pemilihan Ketua Umum Golkar sudah mulai tercium aroma tidak sedapnya. ARB dan pendukungnya memperlihatkan tanda-tanda masih ingin menguasai Golkar.

Kemungkinan besar Munas dan Mukernas Golkar 2015 akan diacak-acak seperti Nurdin Halid CS mengacak-acak PSSI. Dan bila itu terjadi maka kemungkinan besar ARB atau Boneka ARB yang akan menjadi Ketua Umum Golkar. Dan hal itu akan berarti bahwa KMP akan tetap kuat di Parlemen.

Tetapi sebaliknya bila ARB tidak mampu mempertahankan cengkeramannya di Golkar, maka runtuhnya kekuatan ARB adalah runtuhnya kekuatan KMP. Sebagian dari Golkar akan mudah untuk bekerja sama dengan KIH untuk sama-sama membangun bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun