Mimpi seorang anak Melayu di Pulau Batam yang ingin mengubah nasibnya. Berjuang menempuh pendidikan hingga ke tingkat tertinggi meski harus melalui rintangan berupa badai dan ombak yang memisahkan pulau demi pulau. Adalah Jani (Daffa Permana) nama anak yang tak pernah mengenal kata menyerah itu. Jani tinggal di Pulau Batam wilayah pesisir tepatnya di Desa Batubesar. Pada masa itu Pulau Batam belum semaju sekarang ini, masih dipenuhi rimbunnya pepohonan hutan. Sehingga perahu motor dan sampan menjadi transportasi utama masyarakat sekitar.
Jani hidup bersama Ayah (Ray Sahetapy), Ibu (Ananda Faturrahman), dan keempat saudaranya. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Profesi ayahanya adalah sebagai nelayan yang sering menjual hasil tangkapan ke Singapura. Jarak ke negeri mungil itu memang lebih dekat ketimbang ke Tanjungpinang (Ibukota Provinsi Kepri) sehingga transaksi masyarakat di Pulau Batam saat itu masih menggunakan dolar Singapura.
Selama bersekolah Jani tidak pernah mengenakan sepatu karena tidak sanggup membelinya. Namun hal tersebut tidak menghalangi cita-citanya untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Saat kelulusan SD, Jani mendapat undangan khusus untuk menempuh Pendidikan Guru Agama (PGA) di Tanjungpinang, sekolah favorit pada masa itu.
Namun Jani justru dicandai oleh abang-abangnya terkait keinginan tersebut untuk merantau. “Ke Singapura saja kau belum pernah. Macamana pula hendak ke Tanjungpinang,” celetuk kakaknya sambil bercanda. Namun tekadnya untuk meneruskan pendidikan tak pernah pudar.
Setamat dari SD Jani merantau ke Tanjungpinang diantar abangnya dengan menggunakan sampan dayung. Sejatinya jarak Batam – Tanjungpinang lebih dekat jika dari sisi Selatan Pulau Batam (saat ini 1,5 jam dengan feri cepat). Tetapi Jani tinggal di sisi Utara Pulau Batam sehingga membutuhkan waktu sehari semalam menuju ke Tanjungpinang. Namun di dalam perjalanan sampan tak beratap yang dinaiki Jani dan abangnya tersebut di terpa hujan dan badai.
Film yang diproduksi oleh Nadienne Batam Production ini tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 18 Agustus 2016. Selain pemeran utama seperti disebut di atas, film ini juga diperankan beberapa aktor lokal seperti Ramon Damara, Amat Tantoso, Mardiana Alwi, dan aktor kawakan dari negeri jiran Malaysia, Dato Tamimi Siregar. Film ini diangkat dari novel karya Abidah El Khaliqy (penulis Perempuan Berkalung Sorban) dan disutradarai oleh Kiki Nuriswan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H