Kami mendapatkan penginapan dengan tarif 300 ribu Dong per malam. Sebenarnya tarif ini dipatok menggunakan mata uang Amerika Serikat sebesar 15 Dolar. Ya, di negara ini diperkenankan untuk bertransaksi dengan mata uang asing, tidak dipermasalahkan. Namun kami memiliki persediaan mata uang Vietnam.
[caption caption="Masjid Al Noor Hanoi, di sebelahnya terdapat pedagang pinggir jalan halal dan kafe Muslim"]
[caption caption="Mie yang dijual pedagang Muslim di samping Masjid Hanoi"]
[caption caption="Toleransi beragama di Hanoi, pohon jeruk Imlek menumpang di Masjid Al Noor"]
[caption caption="Berjalan keliling Old Quarter mencari penginapan"]
[caption caption="Semarak menjelang Imlek"]
Old Quarter juga dikenal dengan’36 street’. Kawasan yang didirikan pada awal abad ke-13 ini pada mulanya ditempati oleh 36 pedagang yang menjadikan tempat ini sebagai lokasi usaha. Kawasan seluas 100 hektar ini memiliki jalan-jalan yang kecil mirip seperti jalan tikus. Setiap jalan yang ada di sini dinamakan sesuai dengan jenis barang dagangan yang dibawa oleh ke-36 orang tersebut. Jadi, nama-nama jalan yang berbahasa Vietnam tersebut jika diterjemahkan akan bermakna: Sugar Street (Hang Duong), Tinsmith Street (Hang Thiec), atau Silk Street (Hang Gai).
Perayaan Imlek akan tiba beberapa hari lagi. Suasana di kota tua nan romantis ini sudah mulai semarak dengan ornamen – ornamen khas tahun baru etnis tionghoa tersebut. Ditambah dengan musim dingin yang masih menusuk kulit. Dingin-dingin romantis.
Para pedagang dadakan yang menjual perlengkapan Imlek tampak menggelar dagangannya. Seperti pohon – pohon kering beranting banyak. Pohon ini digunakan sebagai hiasan di rumah dan digantungkan atribut – atribut imlek di rantingnya termasuk ang pao. Selain itu, ada pohon – pohon jeruk mini yang berbuah lebat yang ditaruh di dalam pot. Pohon ini juga menjadi incaran warga saat menjelang perayaan tahun baru mereka. Pasar Imlek ini hanya memenuhi salah satu jalur jalan, tepatnya di Jalan Hang Luoc, yang juga terdapat Masjid Al Noor. Suasana didominasi dengan warna merah. Semarak sekali.
Old quarter cukup dijajal dengan berjalan kaki. Udara yang dingin mampu memperlambat munculnya rasa lelah. Ada pemandangan unik di emperan - emperan toko, khususnya yang menjual makanan pinggir jalan. Orang – orang dewasa tampak duduk di kursi – kursi kecil. Kursi ini biasa digunakan untuk seumuran balita sehingga menyebabkan lutut mereka sedikit tertekuk. Aktifitas ini mereka lakukan sembari menyantap makanan dan bercengkerama bersama rekan dan teman. Para penjual makanan pun menyesuaikan dengan rendahnya kursi – kursi mungil tersebut, mereka memasak sambil duduk. Pemandangan seperti ini lumrah ditemukan di negeri ini.
Â