Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Dari Pulau Kundur ke Istana Negara ala Backpacker

20 Desember 2015   20:18 Diperbarui: 20 Desember 2015   20:53 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melongok "Daleman" Istana Negara

Penjagaan memasuki Istana Negara cukup ketat. Sebelum masuk, satu per satu Kompasianer diabsen terlebih dahulu sesuai dengan nama yang tercantum di buku hadir. Semua barang bawaan harus ditinggal di pintu masuk tak terkecuali telepon genggam. Semua memasuki istana dengan tangan kosong. Jarak dari pintu pemeriksaan menuju gerbang masuk istana masih sekitar 200 meter. Kami berjalan kaki menyusuri jalan yang dilapisi aspal dan diapit oleh gedung di kedua sisinya. Bersih dan tertata dengan apik.

[caption caption="Kompasianer dan Presiden Foto Bersama (Foto: FB Presiden Joko Widodo)"]

[/caption]

Assalaamu'alaykum Pak Presiden. Aku memasuki istana. Megah. Beberapa meja bundar telah tertata di tengah-tengah ruangan. Setiap meja diisi sekitar 5 hingga 6 orang. Terdapat sebuah panggung setinggi satu meter di depan yang biasa digunakan untuk kegiatan-kegiatan formal kenegaraan. Di bagian atas dekat panggung terdapat sebuah peta berukuran jumbo. Aku memerhatikan posisi Pulau Kundur di peta tersebut. Ternyata bentuknya sangat acak. Jangankan Pulau Kundur, Pulau Batam yang lebih populer saja bentuknya tidak seperti sesungguhnya. Hm. Yah sudahlah.

Sebelum memulai acara, Presiden Jokowi mempersilakan para Kompasianer untuk mencicipi hidangan khas istana terlebih dahulu. Tak jauh berbeda dengan sajian di hotel-hotel berbintang. Menu-menu yang disajikan sangat menggoyang lidah. Termasuk es koktail yang sungguh nikmat.

Aku menempati meja paling depan, berjarak paling dekat dengan meja Presiden. Di mejaku ditempati oleh Kompasianer Bang Syaifuddin Sayuti, Pak Al Johan, Pak Thamrin Dahlan, Michele, dan salah seorang staf khusus kepresidenan, Sunardi Rinakit. Sementara bersama meja Pak Presiden ditempati oleh salah seorang Kompasianer nan inspiratif, seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi roda dan telah melakukan perjalanan mengelilingi Eropa dengan kursi rodanya tersebut, Ibu Christie Damayanti. Dan seorang Kompasianer berusia paling senior namun juga paling aktif menulis, Pak Tjiptadinata Efendi.

[caption caption="Makan siang di Istana Negara (foto: FB Presiden Joko Widodo"]

[/caption]

Satu per satu perwakilan Kompasianer maju ke depan memberikan masukan dan gagasan kepada Presiden. Diantaranya Kompasianer perwakilan TKW (Tenaga Kerja Wanita) Hongkong, Perwakilan Ambon, Perwakilan Bali, dan beberapa perwakilan lainnya. Tak ketinggalan salah seorang Kompasianer penulis buku "Prabowo Presidenku", Pak Thamrin Dahlan, yang juga duduk semeja denganku. Ya, ini bukan soal lover-hater lagi. Perbincangan berlangsung hangat.

Pak Thamrin Dahlan saat maju memberikan uneg-uneg, ia menyelipkan sebuah harapan kepada Presiden agar tidak hanya jurnalis media mainstream saja yang diikutsertakan dalam kegiatan lawatan ke berbagai daerah dan negara. Namun perlu juga mempertimbangkan untuk mengajak Kompasianer. Mengingat para penulis blog keroyokan ini senantiasa menulis dari sisi yang berbeda. Lebih humanis. Dan gayung pun bersambut. Usul pak TD dicatat oleh Presiden. Dan 2 Kompasianer siap-siap untuk mengikuti lawatan Presiden ke berbagai tempat dengan menggunakan pesawat kepresidenan. Ayo gabung bersama Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun