Usai berkeliling di Pulau Penyengat, kami pun kembali menaiki pompong meninggalkan pulau nan penuh historis itu menuju pelabuhan Tanjungpinang, yang selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Vihara Avalokitesvara. Dari pelabuhan menuju Vihara tersebut ditempuh selama 20 menit perjalanan dengan menggunakan bis. Tempat ibadah umat Buddha ini konon, merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Ornamen-ornamen yang menghiasi, baik di dinding maupun di halaman luarnya, sangat artistik. Diukir dengan nilai seni tinggi. Luasnya, setara dengan 1,5 lapangan sepakbola. Hamparan rumput hijau terhampar luas di hadapan, terasa puas memandangnya dari ketinggian 5 meter, dimana tempat bangunan utama vihara berada.
[caption caption="Vihara Avalokitesvara"]
Â
[caption caption="Ukiran di Vihara Avalokitesvara"]
Â
[caption caption="Halaman di depan Vihara Avalokitesvara"]
Hari semakin redup. Maghrib menjelang. Kami kembali memasuki bis pariwisata untuk dibawa menuju penginapan di kawasan Bintan Resorts, Lagoi. Perjalanan ditempuh selama 1,5 jam. Sepanjang perjalanan hanya disuguhi penampakan berupa hutan semak belukar di kiri dan kanan. Sesekali tampak rumah penduduk. Gelap pun mulai menerpa. Panorama alam yang tadinya terlihat hijau, kini berganti gulita.
Bis berhenti di sebuah pos sekuriti. Ternyata kami telah berada di pintu masuk kawasan Bintan Resort. Memasuki kawasan ini memang tidak sembarangan. Pemeriksaannya cukup ketat. Supir bis meminta izin sambil meneriakkan jumlah penumpang yang dibawanya. Akhirnya bis berhasil menembus batas kawasan yang terprivasi khusus dengan wilayah pemerintahan di Pulau Bintan lainnya ini.
Kawasan Bintan Resorts ini sangat luas. Di dalamnya terbagi lagi menjadi lima kawasan yang ditempati resor-resor mewah. Salah satunya adalah Nirwana Gardens, tempat kami akan menginap selama semalam. Dari pos sekuriti tadi ternyata masih harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk tiba di Nirwana Gardens, sekitar sepuluh menit perjalanan. Setiba di kawasan Nirwana Gardens, kami harus berhadapan sekali lagi dengan pos sekuriti, yang juga cukup ketat.
Kami tiba di Nirwana Gardens, yang kece berat. Yeay! Sebuah bangunan besar yang berisi kamar-kamar elegan di dalamnya. Petugas hotel dengan sigap membawa troli dan mengambil barang-barang kami untuk dibawakan ke lobi. Seorang wanita anggun menyambut kami sambil memberikan minuman welcome drink yang dipegangnya pada sebuah wadah. Minuman jahe dingin (tanpa es batu) di dalam sebuah gelas mungil yang rasanya bikin nagih. Ada manis-manisnya gitu. Sedap.